Part 14

5.7K 663 86
                                    

Happy reading..



---

Malam harinya, Bian menemui Dokter Andre untuk membicarakan pasal pemeriksaan Rafa tadi siang. Memang belum keluar hasilnya, tapi ada beberapa hal yang perlu dibicarakan oleh Dokter Andre dengan Bian.

"Jadi, bagaimana dok?" tanya Bian memulai obrolan.

"Sesuai prosedur, tadi ada beberapa yang sudah saya lakukan untuk memeriksa Rafa. Dari USG perut, Rontgen perut, Gastroskopi, bahkan saya juga melakukan tes pengosongan lambung pada Rafa, untuk meyakinkan. Dan dari situ, prediksi saya semakin kuat. Kemungkinan besar dugaan saya benar, Bi."

Dokter Andre menjeda penjelasannya saat pintu ruangannya itu diketuk dari luar. Seorang suster yang datang dengan membawa map.

"Maaf dok, ini hasil pemeriksaan pasien dari wali Dokter Bian," ucap suster itu dengan menyerahkan map tadi.

"Oh, iya Sus. Terimakasih, suster bisa kembali bertugas lagi," balas Dokter Andre.

"Baik, dok. Permisi." Suster itu bergegas keluar, tak ingin mengganggu pembicaraan serius dua dokter itu.

Dokter Andre membuka map tadi, lalu mengeluarkan hasil pemeriksaan Rafa tadi siang.

"Gimana dok?" tanya Bian yang semakin penasaran.

"Sesuai dugaan saya, Bi. Kamu bisa lihat sendiri sebelum saya jelaskan," Dokter Andre menyerahkan map itu pada Bian.

Bian segera menerima map tersebut, membacanya dan meneliti tiap huruf yang tertera di map itu.

"Gastroparesis?" eja Bian.

"Iya, Bi. Dari gejala yang Rafa bicarakan pada saya tadi saat konsultasi, saya sudah menebak bahwa ada kemungkinan Rafa mengidap itu. Dan ternyata, dugaan saya benar. Rafa terkena gastroparesis," ucap Dokter Andre membenarkan.

"Kenapa bisa, dok? Apa ini ada hubungannya dengan maag Rafa yang udah parah itu?" tanya Bian memastikan.

Dokter Andre terdiam beberapa saat, sebelum mulai menjelaskan. "Penyebab gastroparesis sebenarnya belum bisa diketahui dengan pasti. Ada beberapa kasus dari penderita gastroparesis yang timbul tanpa penyebab yang jelas, atau idiopatik. Tapi kondisi ini diduga terjadi akibat rusaknya saraf yang mengontrol otot-otot lambung atau saraf vagus. Dimana fungsi saraf vagus ini untuk mengatur semua proses pada saluran pencernaan manusia, termasuk mengirim sinyal pada otot lambung untuk berkontraksi mendorong makanan ke dalam usus kecil. Nah, si gastroparesis ini adalah gangguan yang menyebabkan gerakan lambung untuk mendorong makanan ke usus menjadi lebih lambat," jelas Dokter Andre akhirnya.

"Lalu, kasus Rafa ini bagaimana, dok?" tanya Bian.

Dokter Andre mengangguk sebelum kembali menjelaskan, "gastroparesis yang Rafa alami ini disebabkan karena radang lambung yang diderita Rafa. Lambatnya gerakan lambung dalam mendorong makanan itu yang menyebabkan nafsu makan Rafa menurun. Karena pasien yang terkena gastroparesis biasanya akan cepat merasa kenyang meskipun hanya memakan sedikit atau meski sudah jauh dari jarak makan sebelumnya. Perut akan terasa kembung dan begah, bahkan bisa saja sampai memuntahkan makanan yang belum tercerna. Serta nyeri ulu hati, atau terasa panas di daerah dada."

"Apakah parah dok?" Bian mulai khawatir, takut apabila kondisi Rafa parah.

"Alhamdulillah tidak terlalu parah. Bersyukur karena Rafa juga bukan termasuk penderita diabetes. Karena pada pasian diabetes akan menjadi lebih berbahaya lagi. Tapi, kita juga harus tetap waspada. Dalam artian, gastroparesis ini akan berkomplikasi jika tidak segera ditangani. Kemungkinan komplikasi yang bisa terjadi adalah penyumbatan lambung akibat makanan yang mengendap dan memadat. Atau bahkan bisa menjadi penyakit refluks asam lambung atau Gastro Esopagheal Reflux Disease yang sering disebut GERD. Juga beberapa komplikasi lain yang kemungkinan terjadi."

Just Here ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang