(3) 🎡🌃

3.7K 487 61
                                    

Happy reading..

---

Sore hari selepas sholat ashar, Bian duduk santai di sofa ruang tengah dengan tangan memegang handphone. Hari ini ia hanya bekerja setengah hari karna kemarin ia sudah lembur, lalu digantikan dengan rekannya yang lain. Jadilah, setelah bersih-bersih sekalian sholat ashar, Bian memilih bersantai di ruang tengah.

Sementara Rafa, setelah sholat ashar di masjid tadi, anak itu bergegas menuju kamar mandi untuk membersihkan diri. Dan sedari tadi, anak itu belum nampak juga. Bian sampai bosan menunggunya.

"Bian.. Ayo pergi!"

Bian sontak menoleh ke sumber suara, mendapati Rafa yang baru keluar dari kamar mandi yang ada di dekat dapur. Kedua tangannya sibuk mengeringkan rambutnya yang basah menggunakan handuk kecil.

"Ngomong apa lo barusan, hah?"

"Aa, kita pergi hayuk? Kemana kek, ganti dari 'rejeki' yang lo bilang pas itu." Rafa mendudukkan dirinya di depan Bian setelah mengulang lagi kalimatnya.

"Sore-sore gini, emang mau kemana?" balas Bian.

"Kemana aja, gue ngikut. Terserah lo mau bawa gue kemana. Hayuk, selagi lo di rumah dan nggak sibuk. Nanti pulangnya beli oleh-oleh buat Pak Bayu, kesian nggak diajak jalan-jalan."

"Ngaco, emang Bayu mau dijajanin apa?"

"Apa aja, nanti dijalan juga nemu."

Bian menghela nafasnya sebentar, lalu kembali melirik Rafa yang kini menatapnya dengan penuh harap. Berpikir sejenak, akhirnya Bian mengangguk. Lumayan juga untuk melepas penat, juga selagi ia bisa.

"Yaudah sana siap-siap. Gue tunggu di mobil," ucap Bian.

"Nggak make motor aja? Kan biar bisa menikmati pemandangan."

"Jangan, anginnya kenceng. Lo jangan lupa pake jaket, gue tunggu di mobil ya." Bian berdiri, mengambil handphone yang tadi ia letakkan di atas meja dan bergegas menuju mobil.

Rafa sendiri juga segera beranjak menuju kamar, mengambil masker dan jaket sesuai perintah Bian. Lalu setelahnya ia keluar dan menghampiri Bian yang tengah mengobrol dengan Mang Udin.

"Aa.." panggilnya.

"Udah siap?" tanya Bian memastikan, yang langsung diangguki oleh Rafa.

"Kita berangkat ya Mang, Mang Udin hati-hati di rumah. Nanti kalo Bayu kesini bilang aja Bian lagi pergi sama Rafa, gitu."

"Iya siap, A Bian. Aa hati-hati juga dijalan." balas Mang Udin dengan tersenyum.

"Mang Udin, aku berangkat ya. Mamang mau dibeliin apa? Nanti Bian yang beliin, apa aja." ujar Rafa sambil menyalimi tangan Mang Udin.

Mang Udin tertawa, "enggak dek, nggak perlu. Dek Rafa hati-hati aja, selamat bersenang-senang ya dek."

"Oke Mang."

Setelah berpamitan, Bian segera melajukan mobilnya meninggalkan pelataran rumahnya. Membawa mobilnya membelah jalanan sambil mengira-ngira kemana tempat yang akan ia tuju.

Akhirnya pilihannya jatuh pada salah satu taman bermain di pusat kota. Dan Bian segera memarkirkan mobilnya sesaat setelah sampai.

"Ayo turun," ajaknya pada Rafa.

Rafa mengangguk dan segera melepas sabuk pengaman untuk kemudian menyusul Bian yang sudah berjalan lebih dulu.

"Heh, ditungguin kek guenya. Main tinggal aja. Nanti kalo gue ilang diculik gimana hah?!" Gerutu Rafa sambil berlari menyusul.

Just Here ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang