Part 39

1K 184 52
                                    

Happy reading..




---

Sore hari saat jam menunjukkan pukul tiga lewat, Bayu akhirnya bisa pulang. Setelah berjam-jam duduk mengikuti rapat di dalam ruangan, ia akhirnya bisa keluar menghirup udara segar lagi. Selama rapat, ia hanya keluar saat sholat ashar. Dan kembali masuk ke dalam ruang rapat untuk melanjutkan.

Kini Bayu bersiap untuk pulang, ada dua anak manusia yang saat ini harus ia asuh. Membayangkannya saja sudah membuatnya pusing. Jadi ia segera masuk ke dalam mobil dan melajukannya menuju rumah sahabatnya itu.

Bayu menyempatkan diri mampir sebentar di minimarket untuk membeli beberapa keperluan rumah, juga makanan instan yang bisa ia buat untuk Bian dan juga Rafa, mengingat dirinya yang tak bisa memasak.

Ia lalu melanjutkan perjalanan menuju rumah Bian yang tak jauh lagi.

Mang Udin menyambut di depan gerbang setelah membukakan gerbang untuknya saat ia sampai.

"Sore Mang Udin," sapanya setelah mematikan mesin mobilnya.

"Sore Pak Guru, baru pulang Pak?" balas Mang Udin.

"Iya Mang, tadi ada rapat. Rafa udah pulang kan, Mang? Tadi saya lupa bilang soalnya."

"Sudah, Mas Bayu. Tadi diantar teman kelas katanya. Tapi dari pulang sekolah, Mamang belum lihat lagi. Mamang bolak-balik ke dalam, tapi anaknya nggak kelihatan," balas Mang Udin menjelaskan.

"Mungkin di kamar Bian, Mang. Ya sudah, saya masuk ya Mang. Mamang kalo ada liat tukang ojek, jangan di panggil ya Mang,"

Mang Udin mengerutkan alisnya bingung, "kenapa, Mas?"

"Kan lagi nganter penumpang, ya jangan di panggil dong."

Mang Udin tertawa, Pak Guru satu itu memang suka melawak. Sudah berkali-kali ia dikerjai seperti itu.

"Mas Bayu ada-ada saja. Silahkan atuh masuk," ucap Mang Udin kemudian.

Bayu mengangguk setelah menghentikan tawanya, lalu berlalu meninggalkan pelataran rumah. Ia bergegas masuk ke dalam rumah. Ia penasaran, dimana Rafa berada sampai Mang Udin tak melihatnya.

Lalu kakinya melangkah membawanya menuju kamar Bian. Ia segera membuka pintu kamar itu yang tertutup rapat.

"Bian," panggilnya.

Bayu melongo saat mendapati dua orang yang ia pikirkan sepanjang perjalanan ia pulang ke rumah, kini terlelap dengan selimut membalut keduanya. Yang ia heran, Rafa masih mengenakan seragam sekolahnya. Yang bisa ia simpulkan, mereka berdua pasti belum sholat.

"Bian bangun! Rafa, bangun hey! Yaampun, bisa-bisanya kalian tidur nyampe sore gini?!" Bayu menyibak selimut, dan menariknya hingga terjatuh ke lantai. Ia lalu membangunkan Bian dan Rafa.

Bian yang pertama membuka mata, ia lalu duduk sambil mengumpulkan kesadarannya. "Jam berapa emang?" tanyanya kemudian.

"Udah mau setengah empat, kalian belum sholat kan? Buruan bangun!" balas Bayu.

"Hah?!"

"Iya buruan sana."

Tak lama setelahnya, Rafa akhirnya terbangun. Anak itu duduk masih dengan mata terpejam, tampak sekali masih mengantuk dengan sesekali masih menguap.

"Melek, Raf. Udah sore, buruan sholat. Sana susul Bian, nanti jama'ah sekalian kalian berdua," ujar Bayu yang kini tengah membenahi selimut.

"Udah sore?"

"Ya iya udah sore. Melek dulu makanya, terus bangun. Sana susulin Bian, abis itu sholat bareng."

Rafa akhirnya hanya mengangguk, lalu beranjak menyusul Bian yang telah dulu pergi ke kamar mandi. Meninggalkan Bayu yang kini menghela nafasnya sambil merapikan kembali sedikit kekacauan tadi.

Just Here ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang