DON'T COPY MY STORY!!!
Plagiat dilarang masuk🚫
Abela Silfiana Pramudya guru BK cantik yang masih saja gagal move on dari sang mantan tiba-tiba dijodohkan oleh kedua orangtuanya atas dasar kebelet ingin menggendong cucu. Kilse memang.
Dijaman yang...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Abela mengigit bibir dalamnya canggung. Di hadapanya ada Rikhan yang sedang memakan sarapanya paginya. Tapi bukan itu yang membuat Abela merasa canggung tapi karena melihat pipi sebelah kanan Rikhan yang sedikit memerah. Siapa lagi pelakunya kalau bukan Abela?
Flashback mode on
"I love u my wife." angin malam menerpa kedua suami istri itu tetapi tidak sedikitpun keduanya merasa kedinginan. Sesaat bibir Rikhan hanya mengecup bibir Abela. Setelah yakin tidak mendapat penolakan dari sang istri Rikhan menggerakan bibirnya pelan. Semakin lama lumatan Rikhan semakin dalam. Ajaibnya Abela hanya memejamkan matanya, tanganya masih meremas kaus yang di pakai Rikhan. Mengerti kalau Abela membutuhkan pasokan udara, Rikhan menjauhkan wajahnya. Satu tangan Rikhan mengelus pipi Abela.
Dengan perlahan Abela membuka matanya. Mengerjabkan matanya beberapa kali. Seakan baru saja bangun dari mimpi Abela melotot kaget melihat Rikhan di hadapanya. Bayangan bibir hangat Rikhan yang tadi menciumnya membuat tangan Abela secara refleks menampar Rikhan. Bunyi tamparan terdengar sangat keras di tengah malam yang sunyi.
Wajah Rikhan berpaling ke samping. Rikhan melepaskan pelukanya di tubuh Abela. Tanganya mengelus pipinya yang terasa kebas. Sial, tenaga istrinya kuat juga ternyata.
Abela menutup mulutnya dengan tanganya. Terkejut, sungguh Abela tidak bermaksud menapar Rikhan sekeras itu. Aduh, gimana ini?
"Duh, Mas. M-maaf, t-adi ga sengaja." Abela mengigut bibir dalamnya panik, tanganya terulur membelai pipi Rikhan. Lalu tanpa sadar Abela mendekatkan wajahnya kearah pipi Rikhan, berniat meniup pipi itu berharap mengurangi rasa sakitnya.
Rikhan menatap wajah istrinya yang berjarak hanya beberapa cm dari wajahnya. Sungguh Rikhan tidak bisa merasa marah pada istrinya walaupun sudah berkali-kali mendapat cubitan ataupun tamparan dari tangan kecil istri cantiknya ini.
Mata Abela mengerjap. Sesaat membuka matanya Abela menatap kelereng hitam mata milik Rikhan dalam. Dengan senang hati Rikhan membalas tatapan dalam Abela. Kicauan burung malam terdengar, seolah tersadar. Abela menjauhkan wajahnya dari wajah Rikhan. Deheman canggung Abela terdengat, setelah itu Abela menyelipkan rambutnya ke belakang telinga.
"Aku mau tidur." cicit Abela sangat pelan. Tanpa menunggu respon dari Rikhan Abela berlari kedalam kamar, lalu langsung menaiki ranjang dan masuk ke dalam selimut. Bisa Abela dengar jantungnya yang berdegub sangat kencang.
"Sial, situasi macam apa itu tadi!" dumel Abela dalam hati.
Flasback off
"Em Rikhan, maaf soal itu aku ga sengaja." yah, walaupun sebenarnya Abela tidak berniat ingin minta maaf untuk tamparan tadi malam, tapi melihat pipi Rikhan yang merah Abela jadi merasa bersalah.
Rikhan yang tadinya fokus pada makanan di hadapanya mendongak menatap Abela saat suara istrinya itu terdengar. Senyum tipis Rikhan terlihat.
"Kalau aku ngga mau maafin, gimana?" pelototan mata Abela terlihat. Rikhan rasanya ingin tertawa lepas melihat wajah galak istrinya.