BAB: Dua puluh Tiga

3.7K 174 2
                                    

Beberapa tahun lalu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Beberapa tahun lalu...

Gadis cantik perpawakan mungil itu mendorong pintu kaca toko bunga dengan pelan. Badannya yang mungil terlihat sedikit lebih kurus dari biasanya. Tatapan matanyapun tidak bersinar seperti 9 bulan sebelum kejadian itu terjadi.

Abela gadis itu terlihat sangat berbeda.

Tatapan mata Abela datar, bibirnya yang biasa menunjukan senyumpun terlihat mengatup rapat tanpa senyum, entahlah rasanya Abela sudah lupa bagaimana caranya tersenyum. Setelah kejadian itu 9 bulan yang lalu, rasanya Abela dipaksa harus memulai ulang hidupnya. Abela masih terlalu terkejut, entahlah maybe Abela masih berharap.

Ya! Abela akui memang dirinya masih berharap padanya. 9 bulan Abela tunggu penjelasan darinya dan hasilnya nihil. Ingin rasanya Abela menertawakan kebodohannya.

Kebodohanya yang berharap dia datang dan memeluknya dari bekalang dan mengatakan jika itu semua salah paham. Hanya dirinyalah yang ada di hatinya dan dia bukan siapa-siapa. Abela merasa sangat bodoh menunggu kata-kata itu terucap dari bibirnya.

Dan sekarang satu hal yang Abela tahu, jangan pernah berharap karena harapan itulah awal kehancuran. Harapan itu abstrak kita hanya menyiapkan mental untuk terjadinya harapan itu. Bisa bayangkan saat harapan itu tidak akan pernah terjadi?

"Maaf kak gelangnya jatuh."

Seketika itu juga Abela tersadar dari lamunanya. Menatap gelang berbentuk rantai kecil-kecil itu sudah terputus hingga bisa terjatuh dari tanganya.

"Terima kasih." senyum kecil Abela tunjukan untuk perawat wanita yang telah mengembalikan gelang miliknya. Setelah dari toko bunga Abela berjalan kearah Rumah Sakit di depan toko bunga. Bersyukur, dirinya tidak ditabrak mobil atau motor saat menyebrang jalanan sambil melamun tadi.

Tatapan mata Abela terarah lagi pada gelang di telapak tangan kanannya.

Abela ingat, ini gelang pemberian darinya.

Namanya Rikhan Jati Ringgarda.

Pria pertama yang mengisi hatinya.

Pria pertama yang berhasil mencuri hatinya.

Dan sayangnya pria pertama juga yang menghancurkan hatinya.

Menghela nafas lelah, Abela memejamkan matanya mengatur pikiranya yang bernatakan. 5 detik setelahnya Abela membuka matanya. Melangkahkan kakinya kearah lift dan menekan tombol angka 3.

Ting!

Abela melangkahkan kakinya lagi setelah pintu lift terbuka. Mencari kamar bernomor 108 di area lantai VVIP ini.

Kepala Abela menoleh kearah kanan dan kirinya. Setelah yakin ruangan yang ditujunya ada di sayap sebelah kiri, Abela mengayunkan kakinya yang mengenakan high heels 10 cm. Suara ketukan high heelsnya menggema.

MY BASTARD EX (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang