"Bel lo coba deh terima keadaan aja. Walaupun lo nolak sekuat tenaga gue jamin deh gak bakal ngaruh apa-apa. Better lo menjalani sisa hidup lo ini dengan cara menerima keadaan. Gimana saran gue masuk gak?" Jessi mengangguk-anggukan kepalanya merasa hebat saat memiliki solusi untuk semua masalah Abela.
"Masuk ke tempat sampah iya!" Nyolot Abela.
"Mangap kali Bel, Santai aja kali. Sekarang gini aja deh."
"Lo jangan marah ya, gue ngomong gini. Janji dulu lo gak akan marah!" Abela memutar bola matanya malas menanggapi perkataan Jessi yang bertele-tele.
"Aduh lama lo, iya janji gak akan marah! Apa?" Jessi menatap Nadia berbicara lewat telepati.
"Jadi mau ngasih saran atau gak sih kalian berdua, malah telepati berduaan. Mana aing paham kalian ngomong apa!" Gas Abela, saat ini suasana hatinya benar-benar buruk. Terlihat Nadia berdehem.
"Saran akan di sampaikan oleh saudara Nadia. Silahkan saudara Nadia anda mulai." Jessi menampilkan senyuman manisnya.
"Bel, kita tau kalo sebenernya lo itu masih ada rasa sama Rik-"
"Siapa bilang!" Abela membentak. Jessi dan Nadia sampai terlonjat kaget mendengar teriakan Abela, untung saja saat ini mereka bertiga sedang berkumpul di rumah Nadia bukan di cafe kalau di cafe mereka saat ini pasti sudah di usir dari dalam cafe karena dianggap mengganggu kenyamanan pengunjung cafe.
"Santai dong bel, saoloh. Kaget gue!" Jessi mengelus dadanya dramatis. Sedangkan Nadia mengambil gelas di hadapanya mencoba mengembalikan jantungnya yang tadinya berhenti berdetak. Abela ini kalo teriak udah kaya bel pemberitahuan di sekolah.
"Kalo dokter cinta Nadia lagi ngasih saran di dengerin dulu kali, belum kelar juga gue ngomong lo udah potong aja! Jadi kasih saran gak nih? Kalo gak gue mau ngerjain karya ilmiah gue yang belum kelar dulu!" Nadia berkata dengan berkaca pinggang sembari memelototkan matanya tanda marah.
"Maaf, refleks tadi. Lo sih ngomongnya kaya gitu, gue kan langsung emosi hehe." Abela beringsut saat melihat Nadia yang memelototkan matanya sudah mirip Suzana saja. Serem!
"Mau denger saran gue gak!?"
"Jadiii, janji deh gak motong pembicaraan lo."
Setelah mendengar perkataan Abela, Nadia segera saja mendudukan kembali badanya di kursi ruang tamu miliknya.
"Gue tau sebenernya lo itu masih ada rasa sama Rikhan and i think kalo lo mau coba buat lebih ngehilangin rasa benci sama nething lo buat dia gue yakin lo bakal bisa ngerasain rasa cinta dia buat lo. But lo sekarang masih terpaku sama kejadian waktu itu. Kenapa gak lo tanyaain aja sama Rikhanya langsung? Ini penting buat kesehatan hati juga pikiran lo. Kalo aja jawaban Rikhan melenceng jauh sama apa yang udah lo dan kita pikirin waktu itu, who know? Gue gak belain Rikhan soal perselingkuhanya tapi kita juga belum tahu persis kan kejadianya gimana?"
KAMU SEDANG MEMBACA
MY BASTARD EX (End)
RomanceDON'T COPY MY STORY!!! Plagiat dilarang masuk🚫 Abela Silfiana Pramudya guru BK cantik yang masih saja gagal move on dari sang mantan tiba-tiba dijodohkan oleh kedua orangtuanya atas dasar kebelet ingin menggendong cucu. Kilse memang. Dijaman yang...