Happy reading...
Kalo ada typo tolong komen yaa🔥"Tuan, apa anda butuh sesuatu? Kopi atau cemilan mungkin?" suara mendayu-dayu dari pramugari bernama Elsa di hadapan Rikhan terdengar. Rikhan yang awalnya sibuk menatap wajah damai Elanya yang sedang tidur merasa terganggu dengan suara mendayu-dayu itu. Rikhan menolehkan kepalanya dan menatap tajam orang yang mengganggu kegiatanya menatap Elanya.
"Apa kau berusaha menggodaku?" tatapan datar Rikhan terarah pada si pramugari. Elsa tersenyum kecil. Saat di room private sang nyonya sedang bangun jadi Rikhan tidak menanggapi godaanya. Apa sekarang godaanya berhasil? Batin Elsa licik.
"Tentu saja tidak, tuan." Elsa menundukkan badanya sehingga belahan dadanya terlihat.
"Aku tidak membutuhan sesuatu. Dan aku juga tidak membutuhakan mu." tatapan intimidasi dari Rikhan membuat sang pramugari bergetar takut.
"Dengar, sebaiknya setelah ini kau mencari perkerjaan lain." suara dalam Rikhan terdengar seperti ancaman bagi Elsa. Dengan sopan Elsa mendunduk, tapi kali ini menunduk sopan.
"M-maaf bila saya mengganggu tuan." setelahnya Elsa bergegas pergi dari hadapan Rikhan. Pramugari sialan itu akan Rikhan beri pelajaran nanti. Mungkin di pecat menjadi pramugari dan tidak mendapat akan perkerjaan akan bagus untuk orang yang sudah membuat mood istrinya jelek selama berada di pesawat.
***
"Tuan kita akan landing 10 menit lagi." sang co pilot menghampirinya. Rikhan hanya mengangguk menjawab pernyataan sang co pilot. Setelah itu Co pilot itu memilih mengundurka diri.Setelah kurang lebih 17 jam berada di dalam pesawat akhirnya dirinya sampai juga di tempat idaman Ela. Rikhan sudah membayangkan wajah bagaia Elanya saat dia tau kemana Rikhan membawanya.
Rikhan menolehkan wajahnya, tanganya mengusap lembut kepala Abela yang bersandar di bahunya, Abela tertidur sangat nyenyak. Pada saat sudah landing pun Abela tidak terbangun sama sekali. Rikhan juga tidak ada niatan membangunkan Abela sama sekali.
Matanya tertuju pada bibir pink Abela. Tanpa sadar Rikhan mendekatkan wajahnya mengecup bibir manis milik Abela. Awalnya hanya kecupan biasa tapi lama-lama Rikhan memangut lembut bibir Abela.
***
Mata Abela mengerjab pelan saat merasakan sesuatu yang lembut dan hangat di bibirnya. Tangan Abela terangkat, tanpa membuka matanya Abela mencoba menyingkirkan sesuatu di bibirnya.
"Aw!" ringisan pelan terdengar, menyadari kalau itu bukan suaranya Abela kontan membuka matanya. Mata Abela melotot saat mendapati wajah tampan Rikhan hanya berjarak beberapa cm dari wajahnya. Dengan refleks tangan Abela terangkat dan menampar Rikhan.
"Shit!" umpat Rikhan pelan saat merasakan tamparan kedua Abela. Tangan Rikhan memeganggi pipi kirinya yang terasa perih akibat keganasan tangan Abela.
"Ela! Apaan sih?" sebal Rikhan. Mata Abela mendelik marah saat merasakan kekesalan Rikhan. Hey, yang harusnya marah adalah dirinya. Kenapa malah Rikhan yang marah?! Sebal hati Abela.
"Heh, yang harusnya marah itu aku! Ngapain kamu deket-deket gitu tadi?" marah Abela. Sedetik kemudian Abela menyentuh bibirnya dengan mata melotot curiga pada Rikhan. "Lo!" Abela mencubit pinggang keras Rikhan sekuat tenaga saat menyadari Rikhab tadi menciumnya.
"Dasar ambil kesempatan dalam kesempitan! Sialan! Ga ada ahlak! Ihhh!" teriak Abela kesal masih sambil mencubiti bagaian mana saja yang bisa di gapainya. Untung saja mereka berada di dalam pesawat pribadi bayangkan jika mereka berada di dalam pesawat komersial, betapa memalukanya keributan suami istri ini menjadi tontonan publik.
"Aw! Ela, aduh sakit. Berhenti, Ela!" Rikhan berani sumpah cubitan Ela benar-benar sangat menyakitkan. Rikhan menangkap kedua tangan Ela, lalu menguncinya dengan tenga penuh. Sedangkan Abela masih mencoba melepaskan tanganya yang di kunci Rikhan. Saat tahu usahanya sia-sia Abela berhenti berontak dan menatap Rikhan sebal.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY BASTARD EX (End)
RomanceDON'T COPY MY STORY!!! Plagiat dilarang masuk🚫 Abela Silfiana Pramudya guru BK cantik yang masih saja gagal move on dari sang mantan tiba-tiba dijodohkan oleh kedua orangtuanya atas dasar kebelet ingin menggendong cucu. Kilse memang. Dijaman yang...