Bab: Tiga

7.3K 306 0
                                    

"Oke no problem, not a big problem

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Oke no problem, not a big problem. Sepertinya saya yang salah disini saya minta maaf kalau begitu." Abela mencoba menghindar.

Abela bersiap berbalik badan dan pergi tetapi tangannya dicekal dengan erat olah pria itu. Pria dengan kulit berwarna coklat eksotis dan badan tinggi tegapnya. Abela memejamkan matanya dan menahan nafasnya.

"Sepertinya saya harus tanggung jawab dengan mobil kamu saya sudah menyebabkan goresan di belakang mobil kamu." suara dalam laki-laki itu terdengar.

What gak salah denger gue, mau tanggung jawab katanya cuma gara-gara goresan di mobilnya. Terus apa kabar sama hati gue yang dulu bahkan remuk, dia gak ada tanggung jawab dan sekarang cuma mobil yang kegores dia berusaha sok ambil tanggung jawab. Shit!

Abela membuka matanya dan mengatur nafasnya, lalu berbalik. Abela mendongak untuk memandang mata Rikhan datar.

"Saya masih sanggup jika hanya membawa mobil saya kebengkel, lagian saya yang salah jadi anda tidak harus bertanggung jawab." Abela berucap ketus. Abela mengayunkan tanganya keras agar pria itu melepaskan tautan tangan mereka.

Tiba-tiba seorang wanita hamil yang tadi di lihatnya di toko roti keluar dari pintu penumpang mobil pria itu dan menghampiri pria di hadapanya ini.

"Sebaiknya anda menabung uang anda untuk tabungan biaya persalinan istri anda itu, dia lebih penting dari pada goresan di mobil saya!" ucap Bela sinis serta menggidikan dagunya menunjuk wanita hamil yang sedang berjalan menghampiri mereka.

Pria di hadapan Abela sedikit menaikkan alisnya dengan menyembunyikan senyum kecilnya mendengar nada seperti merajuk di dalam nada suara Abela tetapi tetap mempertahankan ekspresi datarnya.

Abela berjalan dengan cepat kebagian kemudi mobilnya dia tidak mau melihat kemesraan pasangan suami istri yang sudah akan punya anak itu.

Wanita hamil itu memandang heran mobil yang ditabrak oleh Rikhan, nama pria yang sedari tadi berdebat dengan Abela. Karena wanita yang mengemudikan mobil sudah berjalan menjauhi dirinya dan Kak Rikhannya.

"Loh kenapa kak? bukanya mobil mbaknya lecet ya?tadi Salsa lihat dan sepertinya kalian ribut tadi makanya Salsa turun dari mobil, mbaknya marah ya kak karena kakak tabrak mobilnya?" wanita hamil bernama Salsa itu manggandeng mersa tangan Rikhan.

"Iya dia marah, ayo kita pulang." jawab datar Rikhan serta menuntun Salsa untuk kembali masuk ke mobil. Setelah itu mobil Rikhan meninggalkan pelantara parkir toko kue itu. Rikhan tersenyum didalam hati.

"Sabar sebentar lagi Ela." Rikhan membatin dan sedikit menarik ujung bibir membentuk seringai. Tatapan mata hitam legam milik Rikhan fokus pada jalanan tetapi siapa yang tau, apa yang sedang di pikirkannya.

***

Abela menghela nafas kesal setelah
Membuka pintu kamarnya dengan kasar. Abela baru sadar dengan kata-katanya tadi saat dia bertemu dengan Rikhan pria itu. Abela merasa kesal dengan mulutnya sendiri kenapa bisa di mengucapkan kata-kata dengan nada seperti cemburu tadi.

MY BASTARD EX (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang