Bab:Dua Puluh

6.8K 220 0
                                        

Hari ini adalah hari yang ditunggu oleh Abela

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari ini adalah hari yang ditunggu oleh Abela. Dengan memasang wajah cuek seperti biasanya Abela turun dari lantai dua dengan menggandeng kopernya. Saat tiba dilantai bawah Abela berusaha sebisa mungkin tidak bertatapan dengan si pemilik mansion ini tapi...

"Ela, ayo kita sarapan dulu." Suara berat pemilik mansion ini malah menyapa pendengaranya saat Abela akan melewati ruang makan. Abela menghela nafas mencoba menguatkan batinya.

"Gak usah! Nanti aja dipesawat. Aku masih belum lapar." Kata Abela sambil lalu menuju ruang tamu. Rikhan yang mengerti jika gadisnya ini sedang merasa malu karena tindakanya tadi malam hanya tersenyum simpul. Rikhan beranjak dari duduknya membatalkan niatnya untuk makan pagi, menghampiri Abela diruang tamu rumahnya.

"Ayo kita berangkat," Abela mendongak lalu tanpa berkata apa-apa pada Rikhan Abela beranjak dari duduknya berjalan kearah pintu keluar dengan di ikuti oleh Rikhan yang membawa dua koper kecil yang mereka bawa dari tanah air. Pak Yamako sudah siap didepan teras saat Abela dan Rikhan keluar. Bu Nia memeluk Abela singkat sembari mengulas senyum keibuan miliknya.

"Hati-hati nona, sering-seringlah ikut tuan berkunjung."

"Bu Mia bilang hati-hati dan dia juga menyuruhmu untuk sering ikut denganku ke Jepang." Abela menganggukkan kepalanya kepada Bu Mia setelah tau apa yang dibicarakan Bu Mia.

"Terima kasih juga Bu Mia sudah bersikap baik sama Abela selama Abela disini," Balas Abela pada Bu Mia. Rikhan lalu menerjemahkan kedalam bahasa Jepang apa yang diucapkan Abela agar pembantunya itu tau apa yang dikatakan Abela. Bu Mia menganggukkan kepalanya sembari tersenyum keibuan, lalu memeluk lagi Abela sebagai salam perpisahan.

Pak Yamako sudah stand by disamping mobil, siap mengantar nona dan tuanya ke bandara. Rikhan membukakan pintu untuk Abela setelah itu dia berjalan kearah sebaliknya untuk menyusul Abela yang sudah duduk di dalam mobil membiarkan Pak Yamako memasukan koper dibagasi. Setelah koper sudah siap didalam bagasi Pak Yamako segera saja masuk kedalam  mobil, siap mengantar kedua majikanya ke bandara Haneda Jepang. Abela berdehem, matanya melirik tempat duduk disampingnya. Rikhan terlihat sedang sibuk dengan tab miliknya. Abela menggigit bibirnya gugup, 'Kenapa kemarin gue bisa sampe kaya gitu sih,  dasar Bela malu-maluin.' runtuk Abela dalam hati. Untuk menghilangkan kegugupanya Abela memilih bermain handphone miliknya untuk mengisi waktu didalam mobil. Rikhan sedari tadi tidak pernah lepas dari tab miliknya, ini bagus karena jika Rikhan mengajaknya berbicara Abela merasa canggung ingin menjawab. Selang kurang lebih satu jam Abela dan Rikhan dalam perjalanan mereka sudah sampai di Bandara Hanaeda.

"Ayo kita keluar."

"I-ya." Abela terkejut mendengar suara berat Rikhan berada tepat disampingnya, Rikhan membukakan pintu untuknya.

"Selamat datang tuan, kami akan membawakan koper tuan dan nyonya. Silahkan masuk."

Saat Abela turun dari mobil, 2 pramugari dan 2 pramugara sudah berada di belakang mobil bersiap untuk mengambil dua koper milik mereka berdua. Rikhan hanya mengangguk dan membiarkan koper-koper itu di tangani oleh para pramugari dan pramugara itu.

MY BASTARD EX (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang