Bab: Lima

6K 273 1
                                    

Abela dan Jessi berpisah di pelantara parkir kafe

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Abela dan Jessi berpisah di pelantara parkir kafe. Setelah berada di dalam mobil Abela melajukan mobilnya menjauhi area parkir kafe dan segera pulang berusaha menjauh dari apapun tentang pria itu. Tanpa sadar Abela sudah bersikap kekanak-kanakan dengan menjauhi Rikhan, Abela semakin menegaskan kalau dia belum bisa melupakan Rikhan. Tanpa Abela sadari.

Setelah sampai Di car port rumahnya. Abela mematikan mesin mobil, terdiam saat melihat lagi jas yang ada di pinggangnya. Jas milik Rikhan, walaupun pengharum di dalam mobilnya berbau khas teh, wangi kesukaan Abela tetapi jas itu mengeluarkan aroma berbeda, jas itu mengeluarkan aroma wangi jeruk dan rumput laut posidonia oceanica khas aroma tuhuh Rikhan. Abela selalu ingat bau ini.

Saat itu juga air mata Abela luruh, teringat masa saat dia berada di pelukan pria itu, pria yang beraroma jeruk dan juga rumput laut posidonia oceanica. Aroma yang manis dan segar seperti masa itu masa-masa manis dan saat mereka masih muda.

"Kenapa sekarang? Kenapa nggak dari bertahun-tahun lalu?" Abela bermonolog, Abela meremas dadanya yang berdenyurt nyeri. Saat sudah merasa lebih tenang Abela berjalan keluar dari mobilnya kembali kedalam rumah.

***
Sial, karena memikirkan masalah kemarin, pagi ini Abela berakir telat masuk sekolah. Berjalan terburu-buru karena jam pelajaran pertama sudah dimulai. Dan dirinya belum mengisi absensi khusus guru.

"Bu Abela!" merasa namanya dipanggil Abela mencari siapa gerangan yang memamnggil namanya.

"Pak Evan, selamat pagi pak. Maaf ya pak saya buru-buru, jam absen sebentar lagi udah mau habis." Abela berjalan terburu-buru tapi masih sempat mengulurkan tanganya untuk bersalaman formal saat tahu ternyata Evan yang memangilnya.

"Pagi bu, janga buru-buru bu. Santai saja kita jalan kedalam sekolah berdua siapa tau nanti kita bisa menggandeng anak kita kesekolah berdua." candaan Evan guru olah raga itu membuat Bela yang tadinya berjalan terburu-buru menjadi terkekeh geli.

"Pak Evan bisa saja." Dan dibalas cengiran Evan. Abela menganggap candaan Evan hanya angin lalu berbeda dengan Evan yang mengucapkan itu dengan serius. Mereka beruda berjalan menuju lobi sekolahan berniat absen walaupun terlambat.

"Bu Abela dulu saja." Evan tersenyum pada Abela sembari mengidikan dagunya pada mesin absensi guru. Abela tersenyum dan mengucapkan terima kasih.

Ibu jari Abela letakan di mesin absensi setelah ada suara keluar dari mesin absensi, Abela menjauhkan ibu jarinya.

"Silahkan pak." Abela menjauhkan tubuhnya dari mesin Absensi mempersilahkan Evan mengisi absensi.

"Em pak Evan maaf saya duluan ya pak." Anggukan tidak enak Abela terlihat. Menoleh Evan mengangguk.

"Iya buk Abela silahkan, semoga hari ibu menyenakan." senyuman lebar Evan terlihat.

"Terima kasih Pak Evan." Abela berjalan ke arah kanan menuju ruanganya sedangkan Evan berjalan ke arah kiri berjalan kearah ruang guru.

MY BASTARD EX (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang