Bab: Tigapuluh empat

3.5K 160 8
                                    

"I love you

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"I love you." lagi, Rikhan mengucapkan kata itu lagi. Keduanya bertatapan dalam diam sampai suara pelayan menyadarkan keduanya.

"Permisi, makanan anda tuan nyonya." Abela mengerjabkan matanya pelan, disadarkan oleh kehadiran pelayan restoran yang mengahampiri mejanya dan Rikhan.

"Terima kasih." ucap Abela dengan bahasa Inggris karena pelayan tadi juga menggunakan bahasa Inggris.

Rikhan masih setia menatap Abela yang terlihat kikuh. Sedangkan Abela menelan ludah gugup, sadar jika Rikhan sedari tadi masih menatapnya dan sialnya Abela tidak berani menatap balik Rikhan. Entah kenapa hatinya gelisah jika matanya memandang manik mata hitam kelam milik suaminya itu. Karena merasa tidak tahan lagi dengan tatapan mata Rikhan yang tertuju padanya. Abela mengambil garpu dan menodongkanya tepat di depan wajah Rikhan.

"Kalo masih ngelihatin aku terus kaya gitu, aku jamin garpu ini akan mendarat di bola matamu sekarang juga!" ancam Abela dan di tanggapi senyum geli oleh Rikhan.

"Aku serius!" decakan jengkel Abela terdengar sembari mengacungkan lebih dekat garpu itu ke depan wajah Rikhan.

"Oke-oke, aku takut Mrs. Ringgarda." Rikhan menaikan alisnya menggoda sang istri. Abela melotot  galak pada Rikhan membuat tawa Rikhan terdengar. Abela merasa Rikhan sudah gila. Apanya yang lucu coba? Abela merasa kasihan pada dirinya sendiri karena sudah menikahi laki-laki gila di hadapanya ini.

Memilih mengabaikan laki-laki gila di hadapanya Abela mencomot satu makanan yang mirip dengan terong di hadapanya. Abela mengernyitkan dahinya saat merasakan rasanya yang aneh di mulutnya.

"Itu white Aubergine." Abela mengangguk anggukan kepalanya saat Rikhan memberi tahunya nama makanan yang di makannya.

"Rasanya kaya terong." komentar Abela yang di angguki Rikhan.

"Itu memang terong sayang, lebih tepatnya terong putih." Abela hanya mengangguk dan sibuk dengan makanan di hadapanya tanpa protes pada kata sakral yang keluar dari mulut suaminya.

Rikhan mengambil sepotong makanan di dekat piringnya dan menyodorkanya pada Abela. Abela yang melihat itu memundurkan wajahnya menolak suapan dari Rikhan.

"Ngapain sih? Aku bisa makan sendiri!" cuek Abela. Abela menahan nafas merasakan jantungnya berdebar sangat kencang karena sedari tadi di suguhi sikap manis suaminya itu.

"Keju. Kesukaan kamu kan?" tidak mengindahkan penolakan Abela Rikhan tetap menyodorkan sendok di hadapan wajah Abela.

"Aku bisa makan sendiri! Udah deh jangan norak!" jengah Abela melihat Rikhan yang tidak menyerah untuk menyuapinya makan. Setelah drama makan kedua pasangan itu melanjutkan jalan-jalan mereka mengelilingi desa Oia.

"Wah bagus banget!" mata Abela berbinar melihat suasana Oia. Dengan semangat Abela menyodorkan handphonenya kepada Rikhan.

"Fotoin!" ucap Abela dengan nada memeprintah pada Rikhan. Rikhan menghembuskan nafasnya pelan. Rikhan mengabaikan uluran tangan Abela. "Ngga mau." ucap Rikhan pelan.

MY BASTARD EX (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang