Beberapa tahun yang lalu....
"Siang pak, sudah waktunya makan siang. Mau saya pesankan makan siang apa?"
Kepala laki-laki tampan dengan setelan jas warna navy di balik meja kerja itu mendongak saat mendengar suara yang mengintrupsi perkerjaanya memeriksa berkas kerja sama penting dengan perusahaan luar negri.
"Tidak perlu, saya akan makan siang di luar saja." suara berat Rikhan terdengar.
"Baik pak." setelah itu Rendy, sekertaris Rikhan menutup pintu ganda berwarna hitam di ruangan Rikhan. Sedangkan pria bersetelan navy itu merogoh saku jasnya, berniat mengambil handphone miliknya. Setelah itu Rikhan mencari nama Abela di dalam kontaknya berniat mengajak kekasihnya itu makan siang bersama. Senyum Rikhan terlihat saat membayangkan kekasihnya itu. Belum sempat Rikhan menyentuh tombol panggil bertepatan dengan itulah handphone Rikhan berbunyi. Dan menampilkan si penelfon.
Salsa is calling...
Melihat nama si penelfon sedetik kemudian Rikhan menggser tombol answer.
"Ada apa?" suara datar Rikhan menyapa. Kernyitan bingung hadir di dahi Rikhan saat indra pendengaranya menangkap suara isak tangis di sebrang telefon.
"Kamu di mana? aku kesana sekarang, setelah aku matikan telefonnya sherlok lokasi kamu!" tanpa berkata apa-apa Rikhan bernajak dari duduknya. Nada khawatir dalam suara Rikhan tidak bisa di tutupi. Setelah mematikan telefon dentingan notifikasi pesan terdengar. Memastikan kalau dirinya tahu tempat yang akan ditujunya Rikhan segera keluar dari Ruanganya. Langkah lebarnya membawanya kearah parkiran. Membuka pintu lalu berjalan mengemudikan mobilnya dengan pikiran hanya tertuju pada satu nama, Salsa.
-------•••-------
Dengan tergesa seorang laki-laki membuka pintu restoran terkenal di kota itu. Kelereng hitam pekatnya menatap satu-persatu pengunjung restoran merangkap cafe itu. Setelah menemukan orang yang dicarinya langkah kaki panjangnya melangkah kearah seorang wanita cantik dengan dress hijau tuanya.
"Sa?" sapa Rikhan pada wanita itu. Wanita yang di panggil Sa itupun menoleh, Rikhan menatap wajah salah satu gadis terpenting di hidupnya itu.
"Ada apa? Capat katakan." nada suara memerintah Rikhan terdengar. Membuat Salsa wanita itu menunduk dan bahunya bergetar, dia kembali menangis. Rikhan yang melihat bahu Salsa bergetar pun segera saja membawa wanita itu kedalam pelukanya.
"Hey ada apa sebenernya Sa, bilang sama aku?"
"Kak, ak-hiks hiks." Salsa merasa sangat berat mengatakan ini, tapi dirinya tidak tau lagi akan bicara pada siapa. "Tenang dulu, sttt jangan nangis." Rikhan mengambil segelas air putih di atas meja lalu memberikanya pada Salsa. Setelah agak tenang, Salsa menghembuskan nafasnya berat memejamkan matanya sejenak setelah itu Salsa menatap pria yang di hadapanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY BASTARD EX (End)
RomansaDON'T COPY MY STORY!!! Plagiat dilarang masuk🚫 Abela Silfiana Pramudya guru BK cantik yang masih saja gagal move on dari sang mantan tiba-tiba dijodohkan oleh kedua orangtuanya atas dasar kebelet ingin menggendong cucu. Kilse memang. Dijaman yang...