Bab: Delapan

5.6K 279 1
                                    

Abela sudah menyelesaikan rutinitas paginya bila sedang berada dirumah orang tuanya yaitu jogging

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Abela sudah menyelesaikan rutinitas paginya bila sedang berada dirumah orang tuanya yaitu jogging. Karena hari ini hari sabtu jadi Abela libur dan memutuskan untuk pulang kerumahnya besok saja.

Abela butuh pelampiasan agar kegondokan di dalam hatinya paska bertemu calon suaminya. Jika biasanya Abela jogging di taman kompleks perumahan orang tuanya 1 sampai 2 kali saja, sekarang Abela lari mengelilingi taman kompleks 5 kali, gila memang. Keringat bercucuran didahi Abela. Abela memutuskan pulang setelah habis makan 2 mangkuk bubur ayam. Setelah membakar lemak Abela menimbun lemak lagi apa gunanya tadi dia jogging 5 kali. Entahlah.

Abela berjalan dengan santai menyusuri jalan perumahan elit dikawasa Jakarta Selatantempat tinggal orangtuanya. Banyak anak kecil yang mengayuh sepeda mereka dan ada pula keluarga kecil yang berlari-lari kecil dengan keluarganya. Abela terkejut saat mendengar klakson mobil yang berbunyi tepat di belakangnya. Abela mengumpati pengemudi yang ada didalamya.

"Gue jalan dipinggir jalan gak ditengah jalan kok, tu orang bisa nyetir gak sih." Abela mendumel dan berbalik kebelakang untuk melihat mobil siapa yang mengganggu jalanya.

"Astagah." Abela menjerit tertahan saat melihat wajah datar Rikhan yang menyambutnya setelah dirinya berbalik badan sepenuhnya.

"Ayo masuk, saya antar pulang." 'Udah ngagetin gak minta maaf lagi. Dasar singa' Runtuk Bela.

"Gak usah, aku gak butuh tumpangan." sinis Abela lalu lanjut berjalan kembali.

"Masuk Ela." Nada memerintah Rikhan sembari menghadang jalan Abela dengan tubuh tegapnya.

"Badan badan aku suka suka aku dong. Aku gak mau diantar sama kamu." Abela berbalik hendak kembali berjalan tapi tiba-tiba lenganya dipegang erat tangan besar milik Rikhan.

"Jangan seperti anak kecil Ela. Masuk atau saya gendong." satu alis tebal Rikhan terangkat.

"Bodo amat, lepasin gak?" bentak Abela. Tanganya yang satu masih mencoba melepaskan tangan besar Rikhan di lenganya. Saat tangan besar Rikhan sudah melepaskan cekalanya pada lengan Abela. Abela berniat kembali berjalan tiba-tiba badanya melayang. Abela menjerit tertahan. Rikhan menggendongnya ala karung beras dan memasukanya kedalam mobil SUV milik rikhan.

Saat sudah didudukan didalam mobil Abela merasa pusing dan belum menyadari situasi. Mendengar pintu sebelahnya ditutup Abela menoleh dan menemukan Rikhan dengan wajah datar menjalankan mobilnya menuju rumah Abela.

"Kamu apa-apaan sih." kesal Abela. Decakan kesal keluar dari bibir Abela. Abela menyedekapkan kedua tanganya di depan dadanya, wajahnya berpaling kearah jendela di sebelahnya. Kesal itu yang Abela rasakan.

"Bukanya kamu yang mau digendong saya." Rikhan menolehkan kepalanya kearah Abela sekilas lalu kembali fokus pada roda kemudinya.

"Apa?" teriak Abela tidak terima tentu saja.

Rikhan hanya diam. Abela mendengus. Siapa yang mau digendong sama dia. Abela memasang earphone yang dibawanya jogging tadi lalu memilih menyalakan musik. Saat mendengar suara berat milik Rikhan entah mengapa hati Abela bergemuru emosi, dari pada emosi lebih baik mendengarkan lagu. 'Emosi bikin cepet tua nanti gue gak cantik lagi.' Pikir Abela.

MY BASTARD EX (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang