Bab: Empat Puluh Tiga

465 19 0
                                    

Matahari pagi mengintip di balik jendela kamar kedua anak manusia yang masih sibuk memejamkan matanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Matahari pagi mengintip di balik jendela kamar kedua anak manusia yang masih sibuk memejamkan matanya. Si pria terlihat memeluk erat perut wanitanya.

Mata Abela mengerjap. Abela merasakan beban berat dan sesak di tubuhnya. Karena merasa tidak nyaman, Abela mencoba melihat objek yang membuat perutnya terasa terlilit. Sesaat kemudian mata Abela melotot, otaknya memproses kejadian-kejadian tadi malam. Abela mengigit bibirnya. Rasa malu melingkupinya.

"Ini beneran?" Abela berbisik pada dirinya sendiri. Jantung Abela berdetak kencang. Tangan Abela menyingkirkan lengan Rikhan yang ada di perutnya. Abela memejamkan matanya. Abela bergidik merasakan tubuhnya dan tubuh Rikhan yang bersentuhan skin to skin. Abela telanjang sekarang!

Sungguh Abela tidak bisa membayangkan bagaimana nanti harus menghadapi Rikhan. Ingin rasanya Abela menenggelamkan dirinya sendiri ke dasar jurang. Kenapa dirinya sungguh gampangan sekali?! Baru juga di rayu dengan kalimat I love you oleh pria di sampingnya ini, Abela sudah menyerahkan semuanya pada Rikhan.

Abela segera beranjak dari ranjangnya dengan super hati-hati. Takut membangunkan Rikhan yang sedang tertidur nyenyak. Kalau dilihat-lihat Rikhan yang sedang tertidur seperti ini membuat perasaan Abela seketika tenang dan nyaman. Abela yang tadinya ingin beranjak dari ranjang mengurungkan niatnya. Tangan Abela terangkat pelan kearah wajah Rikhan. Belum juga tangan Abela mendarat di wajah Rikhan sang empunya wajah membuka matanya. Jelas Abela terkejut. Kedua pasang mata itu bertatapan dalam diam.

"Pagi istriku." ucap Rikhan seraya menggenggam tangan Abela yang tadi ingin menyentuh wajahnya. Rikhan mengarahkan tangan Abela ke bibirnya.

"Is jorok!" Abela melotot marah karena merasakan kecupan basah di tanganya karena ulah Rikhan tentu saja. Rikhan hanya tertawa. Abela melotot pada Rikhan. Sedetik kemudian Rikhan menarik tangan Abela sehingga Abela terjatuh di atasnya.

"Rikhan! Apaan sih, lepas!" Abela berusaha bangkit dari atas tubuh Rikhan tapi tidak bisa karena Rikhan memeluknya erat sekali. Pipi Abela memerah malu, sekarang keduanya sedang tidak memakai pakaian sama sekali.

"Istriku lucu banget kalo lagi salting" Rikhan memeluk Abela erat serta mengendus leher istrinya membuat Abela memejamkan matanya. 

"Rikhan, stop. Aku harus kerja!" Abela memukul dada Rikhan kesal. Sialan memang Rikhan apa dia tidak tahu kalau istrinya ini sedang sangat malu.

"Okey okey sayang" Rikhan melepaskan pelukanya dan segera saja setelah itu Abela menarik selimut yang mereka pakai untuk menutupi tubuh telanjangnya. Abela berlari ke kamar mandi dan membanting pintu kamar mandi. Rikhan tertawa tanpa suara melihat tingkah istrinya. Senyum Rikhan mengembang saat ingat Abela sudah sepenuhnya menjadi miliknya. Dadanya rasanya penuh merasakan euforia senang yang berlebihan.  Rikhan beranjak dari ranjang mereka dan memunguti pakaian mereka berdua yang berantakan di lantai Rikhan memakai pakaianya dan keluar dari kamar. Rikhan memutuskan untuk mandi di kamar mandi luar saja. 

MY BASTARD EX (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang