Bab: Tigapuluh tujuh

3.1K 135 2
                                    

Jam sudah menunjukan pukul 10 pagi tapi Abela belum juga beranjak dari tidurnya yang nyenyak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jam sudah menunjukan pukul 10 pagi tapi Abela belum juga beranjak dari tidurnya yang nyenyak. Badannya terasa sangat sakit karena efek berpergian jauh. Abela masih butuh istirahat yang lebih lama dari ini tapi sialnya suara cempreng mamanya merusak tidur nyenyak Abela.

"Astaga Abelaa!" Teriakan mamanya terdengar. Abela masih ingin tidur jadi Abela putuskan untuk tidak menanggapi panggilan mamanya. Abela menulikan telinganya dan kembali fokus untuk kembali ke alam mimpi. Tapi mamanya yang pantang menyerah untuk membangunkanya tiba-tiba membuka gorden di kamarnya akibatnya sinar matahari yang pagi yang kesiangan itu menganggu tidur Abela.

Erangan kesal Abela keluarkan. Tolong, Abela masih butuh istirahat saat ini. Tapi mamanya malah menagganggunya. Sungguh menyebalkan!

"Abela bangun!" Lagi mamanya bersuara. Decakan kesal Abela keluarkan. Tangan Abela menarik selimut untuk menutupi seluruh tubuhnya.

"Aaah maa! Abel masih ngantuk please deh!" Kesal Abela pada mamanya.

"Biarin aja ma. Abela masih kecapekan kayanya." suara berat lain menyahut. Mata Abela yang tadinya terasa lengket karena kantuk tiba-tiba terbuka lebar.

Tunggu dulu, sepertinya ada yang aneh di sini.

Dengan cepat Abela membuka kembali selimut yang menutupi seluruh tubuhnya. Dan melihat ada Rikhan yang bersandar di pintu kamar. Dan juga mamanya yang menatap tajam kearahnya. Oh sial! Abela baru ingat kalau dirinya sudah bersuami sekarang.

Dan lagi Apa yang mamanya lakukan di sini? Sialnya, apa kata Rikhan tadi? Kecapekan? Kenapa terdengar ambigu di telinga Abela. Bagaimana kalau mamanya salah paham dengan kata itu?!

"Ya ampun Rikhan. Mama tahu kalian pengantin baru. Dulu waktu mama jadi pengantin baru juga kalo pagi pasti ngerasain kecapekan tapi mama tetep bangun sebelum papa kamu loh! Kamu jangan terlalu manjain Abela dong sayang." Kata mama Abela panjang lebar. Sedangkan Abela ternganga tidak percaya dengan perkataan mamanya tadi.

Apa Abela bilang! Mamanya bisa salah paham dengan kata kecapekan tadi!

Mamanya ini aneh sekali, dimana-mana setiap orang tua ingin anaknya di manja suaminya. Kenapa mamanya berbeda?

"Maahhh! Please. Lagian mama ngapain sih kesini pagi-pagi?" Abela menatap mamanya melas. Merasa malu pada perkataan mamanya yang sangat blak-blakan.

"Suka-suka mama lah. Emang kamu ngga suka di tengokin mama hm? Kamu itu, udah punya suami juga! Apa ngga malu sama Rikhan? Masa kamu sama Rikhan bangunya cepetan Rikhan sih! Malu-maluin aja!" Abela mengusap wajah bangun tidurnya dengan lelah.

"Udah mah. Ini cuma masalah bangun tidur." Rikhan membela Abela.

"Haduh, Abela kamu itu beruntung banget dapet Rikhan jadi suamimu. Oh ya Rikhan, Kamu kok mau sih sama Abela? Tahu sendiri kan sekarang sifatnya Abela. Dia itu jorok, manja, suka bangun siang, ngga bisa nyuci, kalo masak selalu keasinan. Duhh mama bersyukur banget anak mama yang ga bisa apa-apa ini dapet suami kaya kamu." Abela menatap mamanya tidak percaya. Wahh, jadi yang anaknya disini Abela atau Rikhan? Kenapa malah Abela yang di jelek-jelekan disini! Mamanya tidak tau saja anaknya ini sangat laku di pasaran!

"Iya bagus ma, jelekin aja terus! Lagi mah keluarin aib Abel semuanya." Senyum manis Abela tampilkan.

"Udah mah. Rikhan yang beruntung bisa dapetin Abela." Rikhan mencoba memisahkan perseteruan antara mertuanya dan istrinya.

"Haduh pusing mama liat bentukan Abela. Udah mama mau turun. Dan Abela mandi terus turun! Bantu mama sama mami kamu masak di bawah." Setelah itu mama melangkah keluar dari kamar Abela tapi sebelum itu mama Abela berhenti sebentar di pintu dan berkata.

"Rikhan kalo Abela tidur lagi habis mama pergi kamu angkat terus mandiin dia."

"Mamaaaa!" Abela berteriak marah pada mamanya. Apa-apaan itu? Mamanya sungguh membuatnya malu! Rikhan terkekeh pelan mendengar permintaan mertuanya.

"Malu-maluin banget sih." Gumam Abela semabari menatap mamanya yang sudah pergi.

"Jadi?" Tatapan Abela arahkan ke Rikhan.

"Jadi apa?" Tanya Abela tak mengerti maksud ucapan Rikhan. Rikhan melangkah mendekat ke ranjang yang di tempati sang istri. Dengan sikap waspada Abela mengeratkan pegangannya pada selimutnya.

Rikhan menaiki ranjang. Abela yang tahu Rikhan akan mendekatinya di atas ranjangpun bersiap kabur tapi sayang tanganya di tarik Rikhan sehingga tubuhnya jatuh di atas tubuh Rikhan.

"Jadi ayo aku mandiin." Senyum miring Rikhan tampilkan membuat Abela berteriak marah.

"Rikhan lepasin!" Abele mencoba bangun dan menjauh dari atas Rikhan. Tetapi tangan Rikhan mengunci tubuh Abela untuk tetap ada di atas tubuhnya. Tatapan mata keduanya bertemu. Abela terdiam merasakan debaran jantungnya sendiri.

Sedangkan Rikhan menatap wajah cantik istrinya. Rikhan mendekatkan wajahnya kearah Abela. Abela hanya terdiam.

"Aduh, baru aja mama tinggal sebentar udah kaya gitu!" Mendengar suara mama mertuanya Rikhan seketika menjauhkan tubuhnya dari atas Abela dan menggaruk tengkuknya salah tingkah. Abela segera beranjak dari posisi rebahanya.

"Mama ngapain kesini lagi?!" Tanya Abela dengan nada sedikit kesal. Wajah Abela sudah semerah tomat.

"Ck! Santai aja kali Bel! Mama cuma mau ambil baju kotor kalian kok tapi yaudah ga jadi nanti aja, kalian lanjutin lagi aja. Rikhan maafin mama ya udah ngganggu acara kamu sama Bela. Udah sana terusin gak papa kok ." Melihat raut wajah menggoda mamanya yang terlihat sangat menyebalkan Abela rasanya ingin mengumpati mamanya tapi dirinya takut jadi anak durhaka.

Rikhan yang mendengar perkataan mertuanya hanya bisa tersenyum canggung.

"A-aku mau mandi dulu!" Ucap Abela canggung. Setelah itu Abela melangkah kearah kamar mandi berada. Saat Abela sudah bersiap akan menutup pintu Abela dikejutkan dengan Rikhan yang menahan pintu kamar mandi dengan tanganya.

"Ada apa?" Tanya Abela gugup. Seringaian menyebalkan Rikhan terlihat.

"Gak mau aku mandiin aja?" Abela membelalakan matanya. Seketika Abela mencubit tangan Rikhan yang sedang menahan pintu kamar mandi. Teriakan kesakitan Rikhan terdengar.

"Dasar mesum!" Teriak Abela. Setelah itu Abela menutup pintu kamar mandi di hadapan Rikhan dengan kasar.

Rikhan menatap tanganya yang memerah karena ulah istrinya. Senyum kecil Rikhan terlihat.

"Sayang! Ngga ada larangan mesum sama istri sendiri kamu tau!" Teriak Rikhan di depan pintu kamar mandi.

"Rikhann!!" Teriakan marah Abela terdengar menghadirkan kekehan kecil Rikhan.

Istrinya sungguh sangat lucu! Bagaimana bisa dulu dirinya melepaskan Abela? Untung saja keberuntungan berada di pihaknya karena sekarang Abela menjadi miliknya lagi.

Sesuatu yang sudah menjadi miliknya tidak akan Rikhan biarkan lepas dengan mudah dari genggaman tanganya.

Oy oy oy masih ada yang nunggu ga niii? HahaPokoknya maksi buat yang masih nunggu cerita abal abal aku ini😭❤️ aku terharu bgt kalo klean masih nunggu ceritaku:( Maaf ya up nya luama bngt soalnya aku kemarin habis drop 1 mingguan😭 Oh ya buat kali...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Oy oy oy masih ada yang nunggu ga niii? Haha
Pokoknya maksi buat yang masih nunggu cerita abal abal aku ini😭❤️ aku terharu bgt kalo klean masih nunggu ceritaku:(
Maaf ya up nya luama bngt soalnya aku kemarin habis drop 1 mingguan😭
Oh ya buat kalian stay safe ya guys, jangan lupa pakai masker kalo keluar rumah❤️
See u next chap

MY BASTARD EX (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang