57

20.4K 2.9K 136
                                    

Gaeees...
Sini merapat. Aku mau bagi-bagi kabar niii...
Kalo kalian pengen baca Kimkim dan Mas Di, kalian boleh banget mampir ke sini 👇

Kalo kalian pengen baca Kimkim dan Mas Di, kalian boleh banget mampir ke sini 👇

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

But, keep it secret ya.

Soalnya, di situ ceritanya penuh 'gula gula cinta' 😖 aku kan ga mau kalo kalian diabetes sama keuculan kimkim dan kekayaan mas Di *eeeeh?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Soalnya, di situ ceritanya penuh 'gula gula cinta' 😖 aku kan ga mau kalo kalian diabetes sama keuculan kimkim dan kekayaan mas Di *eeeeh?

Buat yang dari kemarin nanya kapan terbit novel ini, kalian bisa bernapas LEGAAAH...
You Told Me So akan segera siap buat kalian peluk
💃💃 aye aye aye

🐵 Apa bisa beli di Shopee dan Tokopedia?
😎 Bisa dooong...

Pertanyaan lainnya, sila tulis di sini. Nanti aku kasih jawabannya.

MO BACA CERITA INI BESOK? KUY LAAAH KASIH AKU 1K KOMEN BIAR AKU MABOK BACA PESAN KALIAAAAN 🤟😁

Happy reading happy happy day!!

Punggung tangan kananku tersentak oleh sentuhan. Bu Tiara menggenggam tanganku lembut. Air mata sudah mengaliri pipinya yang masih mulus tanpa gurat penuaan. Seberat apa kehidupan Mas Dinan dan Kimkim dulu hingga membuat dua kerabat mereka ini tidak segan menangis.

"Ibu berterima kasih sama kamu. Jaga baik-baik hubungan kamu dan Dinan, jika ada yang mengganjal baiknya didiskusikan. Pernikahan Dinan yang lalu gagal karena pasangan Dinan tidak percaya dan menahan semua sendirian. Kalian harus belajar terbuka, San," nasihat Bu Tiara.

Aku mengangguk. Saat itulah aku sadar, aku pun menangis. Air mataku menetesi tangan Bu Tiara yang menggenggam tanganku.

yyy

Mas Dinan berdiri di sisi mobil sedan mewahnya. Aku yang sudah terlalu rindu segera lari memeluknya.

"Kangen, rindu, miss you, aitai, pogoshipeo-"

"Ngomong apa sih, San?"

Ancur genks suasana romantisnya. Sudah tidak balas dipeluk, dijatuhkan pula dengan pertanyaan datar Mas Dinan. Aku harus membongkar internet untuk mencari tahu hasil penelitian kurs dan bunga bank memengaruhi sisi romantis pria. Aku pikir Mas Dinan kehilangan kepekaan dalam aspek roman sebagai dampak terlalu banyak bertemu mata uang asing dan sibuk menghitung suku bunga bank.

Aku mendongak. Mataku sudah melotot kesal. Biar dia sadar atas perlakuannya yang tidak menyenangkan itu.

"Wah, pasangan baru sudah peluk-pelukan nih?"

Aku melepaskan pelukanku. Seingatku Mas Novan dan Mbak Vel pergi ke arah yang berlawanan.

"Jangan jutek gitu dong San. Saya bukan mau gangguin. Saya kan juga kangen sama adik saya ini," goda Mas Novan. Alisnya naik-turun genit.

Mana Mas Novan yang berwibawa tadi? Jangan bilang dia punya bakat sinting kayak Kak Sakha, penghancur khayalan pangeran charming milik gadis-gadis kesepian.

"Apa kabar, mas?" Sapa Mas Dinan. Dia memeluk Mas Novan. Pelukan mereka lelaki sekali, aku sampai menganga takjub. Boleh diulang satu kali untuk dokumentasi?

"Baik. Lo kenapa nggak join dinner kita? Sayang Tante Tiara udah pulang, kangen dia sama lo. Disuruh datang ke rumahnya weekend ini. Pesan Tante, jangan hapal rumah Sandra aja, ingat rumah tante juga. Gawat lo udah bikin dia sewot..."

Dahiku mengerut. Mas Novan masih berceloteh. Double GI to the LA, Mas Novan bawel mengalahkan guru ceriwis. Mbak Vel mendekati dia buat di-hire jadi teacher baru kali ya. Mas Dinan belum punya kesempatan berbicara, mentok cuma bilang ya dan tidak terus geleng-angguk kepala.

Yang model begini bakal jadi abang ipar urang? Glup!

By the way, Mas Novan ini GM di salah satu hotel milik Ahmad Syaidan. So he's the bos. Ck, bos mah bebas mau bawel dan luntur imej sosok berwibawa. Tetap saja BOS!!

###

04/02/2021

Follow IG missbebeklucu

You TOLD Me SoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang