44

35.3K 5.3K 219
                                    

Ada yang belum kenal Sakha???
😎 Gimana pun kalian itu masuk member fans club yang dibikin sakha loh hahahaha...

Aku memimpin jalan sambil menggandeng Kimkim di sebelah kiri. Ingat pesan Miss Sandra, jalan sama anak kecil, pastikan mereka berada di sisi yang tidak bersinggungan kendaraan. Mas Dinan membuntuti di belakang. Sepanjang jalan, aku menemukan terlalu banyak tetangga yang menyapa tapi mata mereka bukan ke wajahku. Aura ganteng pria di belakangku memang susah untuk ditolak. Tapi rasanya kok kesal ya? Ingin sekali aku ngomong, hei, yang sopan ya sama calon suamiku.

Genggaman pada tangan kiriku melonggar. Kimkim berjalan malas-malasan. Wajahnya sudah banjir keringat dan memerah.

"Are you ok, Kim?" tanyaku. Ini pasti pengalaman si gendut jalan kaki di bawah panas matahari. Aku menahan geli melihat usahanya.

"Ya, I'm capek," jawabnya ngaco.

Aku tersenyum dan menoleh pada Mas Dinan. "Ada yang butuh bantuan nih," kataku.

Mas Dinan yang paham maksudku mengangsurkan bawaannya. Aku mengambilnya. Kemudian Mas Dinan menggendong Kimkim. Kami meneruskan perjalanan dengan berjalan bersisian. Aku bertanya-tanya dalam hati, apa kami tampak seperti keluarga bahagia?

Oh, ya ampun, pipiku panas.

Dan kemudian, aku sudah berdiri di ambang pintu rumah. Mas Dinan di sebelahku masih menggendong Kimkim. Di hadapan kami, Kak Sabria dengan mata membesar. Situasi macam apa ini?

"Pak Herdinan?" Suara penuh keraguan Kak Sabria menyentak atmosfer canggung.

"Hai, Sabria," sapa Mas Dinan ramah.

Kak Sabria berpaling padaku. Wajahnya konyol sekali. Aku memaksakan senyum. "Kalian kebetulan..." Kak Sabria menatapku dan Mas Dinan bolak-balik.

"Dia pria yang tadi kita bicarakan, Kak," kataku memberi penjelasan. "Yang ngasih ini." Aku menunjukan cincin di tangan kiriku.

"APAAAA?!" pekik Kak Sabria.

Kimkim meloncat saking kagetnya. Mas Dinan menepuk bahu Kimkim untuk menenangkannya. Yang sabar, Kim, dia calon uwak kamu.

"Nggak mungkin," kata Kak Sabria sambil geleng-geleng.

Ibu datang bersama Mas Jevi. Mereka tampak bingung dan aku tidak tahu gimana menjelaskan semuanya.

Yyy

Mas Dinan duduk di sofa tunggal dengan Kimkim di atas pangkuan. Kak Sabria, Mas Jevi, dan aku duduk bersama di sofa panjang. Ibu pamit ke belakang membawa oleh-oleh dari Kimkim—walau yang beli Mas Dinan. Kak Sakha datang paling buncit dan duduk di sofa tunggal berhadapan Mas Dinan.

"Kamu kenal Dinan?" Mas Jevi bertanya ke Kak Sabria.

Tampang Kak Sabria masih shock. Dia menatapku dan Mas Dinan bergantian sebelum berucap, "Pak Herdinan kenal Sandra?"

Heh?

Itu Mas Jevi, suamimu, nanya malah dicuekin.

"Ya," jawab Mas Dinan kalem.

"Pak Herdinan nggak salah milih Sandra, kan?"

"Ya." Mas Dinan tertawa kecil menerima pertanyaan itu. Aku heran kemampuan Kak Sabria menghadapi fakta aku dan Mas Dinan itu jadian. Aku mendengkus dongkol. Andai ada lembaga yang mengizinkan menukarkan kakak kandung dengan sebelas ayam petelur, aku yang pertama akan mendaftarkan Kak Sabria.

Kak Sakha tidak masuk dalam obrolan dan fokus pada Kimkim yang menatapnya tajam. Ada apa dengan mereka?

"Kamu kenal Dinan, Sab?" Mas Jevi bertanya lagi, masih dengan tingkat kesabaran amazing. Pria lain mana sanggup menjadi pasangan perempuan setengah komodo seperti Kak Sabria.

"Kamu ingat cerita aku tentang menejer baru dari kantor pusat yang pernah kerja di Amerika?" Kak Sabria berbicara antusias. Mas Jevi menggangguk sekali. "Itu Pak Herdinan, menejer baru yang terkenal di antara karyawati."

Menejer? Aku membulatkan mulut. Kabar yang bagus.

Terkenal di antara karyawati? Aku melirik Mas Dinan yang sedang menyimak obrolan Kak Sabria dan Mas Jevi. Harusnya Mas Dinan punya secuil aura jahat, agar perempuan malas naksir dia dan sainganku mundur duluan. Berbekal wajah alakadar, aku ketar-ketir memikirkan banyak karyawati cantik dan seksi sebagai saingan. Aku kerja pakai seragam polo longgar, sementara mereka pakai blazer dan rok pensil ketat. Dempulanku CC cream dan lipbalm hanya bertahan sampai tengah hari, mereka tetap cetar di balik meja. Skorku kalah telak.

"Nggak nyangka Pak Herdinan nyantol sama Sandra yang begajulan." Sepotong ocehan Kak Sabria membuatku manyun.

Ada gitu kakak sendiri nyindir banget?

###

22/04/2020

You TOLD Me SoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang