12

41K 5.8K 106
                                    

"Aku sama Miss San aja."

"Hah," suara pertama yang keluar dari mulutku dan Mas Dinan.

"Miss Sandra sibuk, Nak. Hari ini sekolah libur." Kira-kira begitu sepenggal perkataan Mas Dinan memberi pengertian pada Kimkim. Setelahnya terdengar seperti keributan. Kimkim berbicara sambil berteriak, menangis, meraung. Dan Mas Dinan mencoba menenangkan.

"Mas," panggilku.

"Iya, San." Tuh, manggil nama doang kan. Yang pertama nggak keliru dong dia cuma panggil aku nama doang. Oke, acuhkan San. Pro.fe.si.o.nal demi rekening sehat.

"Bagaimana kalo Kimkim sama saya?" Aku menepuk dahiku. Ini tawaran yang tidak ingin kuucapkan tetapi tangis bayiku itu juga tidak kuharapkan.

"Apa tidak mengganggu?"

Aku meneguk ludah. Respons Mas Dinan jelas bukan yang kuharapkan. Apa nada suaraku tadi terdengar sangat tulus dan keibuan menurutnya?

"Iya," jawabku singkat. Tangkap kodeku Mas ganteng. Aku mau berhibernasi.

"Alhamdulillah. Saya tidak tahu bagaimana berterima kasih ke kamu. Kimmy bukan anak yang mudah merajuk tapi susah ditenangkan kalo ngambek. Saya antar Kimmy ke kamu atau bagaimana?"

Duh Gusti. Lenyap sudah rencana hiatusku dalam dunia kebocah-bocahan. Aku menjambak rambutku kasar sebagai pengalihan emosi tingkat dewa. Ini kelewatan. Melebihi jadwal summer camp buatan Elfin yang memaksaku bekerja sampai satu minggu sebelum lebaran toh aku dapat uang dari situ.

"Saya yang jemput. Nggak apa kan menunggu? Saya belum rapi-rapi." Bahkan belum mandi, tambahku dalam hati.

"Nggak apa-apa, San. Take your time."

"Mas nggak kerja?" Aku menutup mulutku tersadar pertanyaanku agak kurang engg entahlah rasanya cuma kurang enak ditanya. "Saya cuma khawatir Mas lama nunggu saya jemput Kimkim," ralatku.

"That's fine. Saya bisa kerja dari rumah. Saya ada meeting saat lunch. Masih keburu kan datang ke sini sebelum lunch?"

"Ya, saya usahakan." Aku mengakhiri panggilan itu setelah saling lempar salam. Sambil menghentakan kaki aku melangkah keluar kamar menuju kamar mandi. Ibu hanya memandangku saat aku melintasi dapur.

# # #

08/02/2020

Hai, aku Miss Bekcu...

Senang banget bisa kembali publish cerita Sandra. Aku mau mengenang sedikit tahun 2017 pas aku ngetik cerita ini. Aku nggak pernah kebayang cerita sesederhana Sandra yang pernah dikomentari sebagai slice of life doang bisa mengumpulkan pembaca sebanyak ini. Suatu kebanggaan bagi aku, cerita ini bisa diterima pembaca. Aku harus mengaku Bebeklucu dan You Told Me So adalah satu contoh keberuntungan di dunia orange. Buat pembaca aku sejak tahun 2017 pasti ingat separah apa tulisan YTMS. Kalo diinget, sumpah malu banget. Itu punctuations, grammar, dialog, bahkan alur ceritanya sembarangan. Bisa dibilang, penulis (aku sendiri) dan cerita ini kayak bolu gagal. 

Tapi YTMS adalah cerita yang hidup. Karakternya berkembang. Narasinya mengalami perbaikan. Dialognya semakin bermain. Ya, walo pun cerita ini macam telenovela yang nggak cukup ketemu satu konflik.

Apa YTMS yang sekarang kamu baca sudah di tahap sempurna?

Aku nilai nggak. YTMS bukan bacaan sempurna bagi siapapun. YTMS adalah cerita tentang ketidaksempurnaan yang akan melengkapi kamu. Sama seperti pembaca YTMS yang (sadar ato nggak) udah banyak membantu aku. Setulus hati, aku ucapkan terima kasih banyak.

Sekarang, mari kita nikmati 'bolu gagal' ini 

Btw, kamu tau nggak kalo brownis yang lezat banget itu katanya berawal dari kue cokelat bikinan Schrumpf yang gagal?

You TOLD Me SoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang