36

37K 4.7K 104
                                    

Jawaban buat tebak2an kemarin ialah...

LALAPAN LIAR 🤣

Lanjot tebak2an...

Kera apa yang HARUS dimusnahkan?

😁😁 ditunggu jawabannya, gaesss...

Happy Reading!!

Di luar, Mas Dinan duduk di salah satu kursi tunggu yang merapat pada dinding. Aku menduduki kursi di sebelahnya. Aku masih diam, menunggu lelaki-ku yang memulai. Ya ampun, kata 'lelaki-ku' membikin deg-deg serr ya.

"Kamu lelah?"

Aku menatapnya. Tampangnya yang malah menunjukkan kelelahan. Alih-alih menjawab verbal, aku malah menggoyang kepalaku kiri-kanan.

"Kamu mau pulang?"

Jemarinya menyisip di antara jemariku. Hangat. Sesimpel ini sudah membahagiakan.

"Belum. Mas kan yang bilang tadi siang mau bahas tentang kita." Tanganku menggenggam erat tangannya.

Mas Dinan mengangguk sekali. "Kamu siap kalau saya datang melamar kamu ke orang tua kamu?"

Tubuhku menegang mendengar pertanyaan ini. Jujur, aku belum punya kepastian soal ini. Aku selalu menunda membicarakan perihal lamaran Mas Dinan pada bapak dan ibu.

"Aku belum bicarakan ke bapak dan ibu. Terlalu mengejutkan kalo mas datang begitu aja," jawabku sehati-hati mungkin.

Mas Dinan mengangguk lagi. "Kamu benar. Sebelum saya lamar kamu, seharusnya kamu tahu lebih banyak soal saya. Dan kita sepaham soal pernikahan kita kelak."

"Mas mau terbuka soal keluarga mas?"

Tangan Mas Dinan yang bebas mengelus kepalaku. Matanya menyisir seluruh wajahku. Di momen seperti ini, aku mendadak menyesal tidak mengikuti anjuran Ratu Makeup Sherly untuk lebih rajin merawat diri. Wajahku pasti lebih cerah jika sering perawatan. Ah, menyesal sangat, bok! Aku akan cantumkan facial treatment di list teratas rutinitas hidupku mulai esok.

"Apa yang mau kamu tahu?" tanyanya.

Kepalaku menunduk. Ibu jari Mas Dinan mengelus punggung tanganku lembut. Dia tidak menekanku dengan berondongan pertanyaan atau mengantarkan banyak informasi diri yang berlimpah hingga susah aku tampung. Dia mengusahakan ini berjalan pelan dan tidak terburu-buru. Aku bisa menebaknya dari karakter Mas Dinan yang dewasa dan tenang.

"Soal orang tua mas."

Mas Dinan menarik napas panjang. Aku tidak bisa melepaskan pandanganku dari sosok visual yang indah ini. Walau matanya hanya mengarah pada dinding di hadapan kami yang kosong.

"Mama istri kedua dari Bapak Ahmad Syaidan. Saya punya satu adik perempuan tinggal bersama mama di Canberra. Dari istri pertama Ayah, saya punya dua saudara tiri laki-laki. Saya dan dua kakak tiri saya berteman baik. Tapi kami harus menjaga keakraban kami demi menjaga perasaan bunda, ibu tiri saya."

"Kalo berat diceritakan, nggak apa, cukup sampai di sini aja," kataku yang menemukan raut wajah frustasinya di balik sikap tenangnya.

Mas Dinan menggeleng. "Nggak apa. Saya cuma nggak biasa menceritakan soal keluarga saya. Saya lanjutkan ya?"

Aku mengangguk. Aku sangat ingin tahu segala hal tentangnya.

"Sejak SMA, mama memutuskan pindah ke Canberra bersama saya dan adik. Saya masih tetap berkomunikasi dengan kakak-kakak. Saya sengaja memilih kuliah di Amerika agar bisa bersama dengan kakak kedua saya. Setelah selesai kuliah, saya yang terpaut satu tahun dari kakak kedua saya menyusul ke Jakarta. Di sini, saya bertemu Viana."

Ah, nama itu disebut juga. Aku tidak nyaman tapi harus tetap bertahan mendengarkan sampai kelar.

"Viana awalnya dijodohkan dengan kakak kedua saya tapi kakak saya suka perempuan lain. Saya yang awalnya diminta membantu menjembatani kakak saya dan Viana malah dicomblangi kakak saya itu. Kami menikah tanpa restu ibu Viana. Ayah sangat marah karena bunda mengadukan saya sebagai perebut kekasih kakaknya sendiri. Mama juga kecewa dengan keputusan saya karena menyebabkan keluarga kami jadi terpecah. Saya tahu sangat sulit untuk hidup sebagai perempuan kedua dalam keluarga ini tapi saya tetap memaksakan keputusan saya."

Hening. Mas Dinan terlihat sedang mengatur napasnya.

"Apa itu alasan mas pindah ke Amerika?" tanyaku berhati-hati.

"Salah satunya, ya. Akan susah jika kami bertahan di Jakarta tanpa restu keluarga. Di Amerika, saya juga mendapat tawaran kerja."

"Bagaimana hubungan mas dan keluarga mas?"

###

25/03/2020

You TOLD Me SoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang