37

36.8K 4.6K 108
                                    

Jawaban tebak2an kemarin banyak yang benar dan banyak yang menginspirasi juga. Makasih buat partisipasinya. Dan jawabannya ialah...

Jeng jeng...

Keraguanmu melamarku 😜

Lanjooot tebak2an, buah apa yang bahagia?

Ditunggu jawaban kamyuu 😚 en hepi riding gaess

Mas Dinan mengangkat bahunya. "Selama pernikahan, kedua kakak dan adik saya masih berkomunikasi. Setelah cerai, kakak kedua saya yang masih rutin menghubungi saya. Kakak pertama dan adik saya sangat sibuk dengan pekerjaan mereka, sesekali saja menelepon. Saya tidak pernah lagi berkomunikasi dengan ayah, mama, ataupun bunda."

Aku menarik napas dalam. Sekarang giliranku menanyakan hal krusial. "Kalo soal mas, Selviana, dan Bayu bagaimana?"

Mas Dinan memicing. Aku merasa tidak salah bicara. Dia loh yang tadi bilang kami seharusnya saling terbuka sebelum maju terlalu jauh. Bagaimana pun kami hendak merencanakan hubungan yang besar. Masak sebatas tahu Mas Dinan duda dan punya anak bernama Kimberrrrly. Aku dan dia sama-sama perlu tahu bagaimana masa lalu masing-masing. Ini bukan karena takut gagal move on. Masa lalu itu adalah awalnya hari ini dan pelajaran untuk masa depan. Tidak mungkin ditinggal, apalagi dilenyapkan. It's a part of us.

"Kalo memang berat dijawab, aku bisa nunggu besok, minggu depan, atau bulan depan. Tapi apa saat itu kita masih bareng?" aku bersorak girang pada ancamanku yang terselubung. Berani nggak jawab, siap-siap aku tinggal nih.

Mas Dinan mendesah. "Kamu pasti bisa lihat sendiri bagaimana hubungan saya, Selviana, dan Bayu. Kami bertiga membagi tugas sebagai orangtua Kimmy."

"Yakin begitu doang?" Aku mengernyit, mengingat sepenggal pembicaraan Bayu yang aku dengar diam-diam. Mustahil mereka bertiga akur-akur saja, tapi faktanya Mas Dinan dan Bayu pernah terlihat bersama.

"Pasti mikir yang aneh-aneh," tuduh Mas Dinan sembari memajukan sedikit wajahnya.

Mataku kontan melotot. Jarak kami terpangkas cukup banyak. Aku bahkan dapat melihat bulu mata Mas Dinan yang lentik, alisnya yang tebal dan berkarakter, lalu bibir... oh my my, focus. Control your mind, San. Aku memalingkan wajah. "Habis aku lihat Mas Dinan dan Bayu bisa nongkrong bareng di bar. Kalian" aku memikirkan kata yang lebih intelek, tapi yang meluncur ialah, "kelihatan akur."

Mas Dinan memundurkan badan, melipat tangan depan dada, dan menelengkan kepalanya sedikit. "Menurut kamu, saya dan Bayu harusnya gimana? Bertengkar? Saling tonjok? Atau mewek pas ketemu?" Mas Dinan mengusap pipi kirinya dengan punggung tangan sambil berakting sesenggukan.

"Ngeledek aku ya?"

Dia tertawa dan menepuk pahanya ringan. "Saya baru sekali itu lihat kamu dalam versi cengeng. Apa itu pengalaman pertama kamu ketemu Bayu setelah sekian tahun?"

"Iya," aku bercicit, malu mengakui kalau aku memang terbawa perasaan malam itu.

"Tapi saya bersyukur."

"Hah?"

"Saya pikir Miss San itu perempuan yang kuat banget," Mas Dinan melirikku sambil menyeringai usil, "ternyata masih butuh pendamping. Saya ada di momen yang tepat seperti Ultraman yang muncul saat Godzilla menyerang."

"Iiih, apaan sih?" aku mencubit lengannya. Jokes receh banget, pikirku. Tapi yang receh itu menyenangkan.

Mas Dinan mengaduh atas hasil cubitanku. "Sakit."

"Cuma cubit dikit. Be strong, dude." Aku memamerkan lenganku yang tambah tebal semenjak liburan dan menghabiskan waktu bersama Kimkim. Setiap Kimkim makan, aku seperti habis menelan jamu buyung upik, bawaannya butuh makan terus. "Aku cuma heran lihat Mas bisa dekat Bayu yang, yah, kita tahu siapa dia dalam pernikahan Mas yang dulu. Juga Mas dan Selviana. Apa Mas nggak..." ayo keluarkan kata-kata yang lebih intelek. Bagaimana memperhalus kata dendam dan benci dalam bahasa Indonesia yang terdengar lebih bijak?

###

26/03/2020

You TOLD Me SoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang