33

35.7K 5.1K 125
                                    

Kimkim asyik melahap menu makan siang yang disajikan pihak rumah sakit. Aku sampai mengernyit melihat betapa lahapnya dia makan. Seolah dia bukanlah pasien. Menunggui pasien seperti Kimkim jelas tidak akan membuat prihatin. Dia tidak banyak mengeluhkan sakitnya, tidak mempermasalahkan makanan atau tempat tidurnya.

"Kimmy sakit aja masih lahap gitu, kalo sembuh pasti tambah banyak makannya," kata Mbak Murni.

Aku mengangguk. Selera makan Kimkim di kelas termasuk yang paling besar. Sudah makan buah potongan yang disediakan sekolah saat snack time, Kimkim masih bisa menghabiskan bekal biskuit dari rumah plus susu dan raisins. Aku saja terkejut dia tidak pernah kehabisan stok raisins kotak merah kecil itu.

"Kimkim suka banget raisins ya?" Tanyaku tanpa kode spesifik ditujukan pada Mbak Murni atau Kimkim sendiri.

"Iya," jawab Kimkim di sela kunyahannya. Mbak Murni mengangguk.

"Miss." Mbak Murni melirik tangan kiriku. Aku spontan mengelus lingkaran di jari manisku. "Itu bukti serius bapak dan Miss Sandra ya?"

Mbak Murni tersenyum jenaka. Aku hanya mampu mengulum senyum, menyembunyikan perasaan malu. Anggukan kecil aku jadikan jawaban pertanyaan yang menurutku tidak memerlukan jawaban sebenarnya.

"Bapak telpon saya hari Sabtu kemarin minta tolong jagain Kimmy, saya lagi di Bogor nggak keburu balik ke Jakarta. Akhirnya bapak minta doa saya. Katanya mau ngelamar mamanya Kimmy. Saya sih udah firasat itu miss. Alhamdulillah beneran."

Aku terkejut. Ini pertama kali aku mendengar Mas Dinan mohon doa ke Mbak Murni.

"Mama Kimmy?"

Aku dan Mbak Murni kontan menoleh ke arah Kimkim. Tampang polosnya terbalut kebingungan. Sangat menggemaskan, jadi pengen cium.

"Itu Miss Sandra mau jadi mama Kimmy," kata Mbak Murni tanpa persetujuanku.

"Mbak," desisku memperingati omongan Mbak Murni yang seenaknya. Bukan seenaknya tapi ada situasi yang rawan dalam kedekatanku dan Mas Dinan sekarang.

Kimkim melihatku dan Mbak Murni bergantian. "Miss San mau jadi mama aku?"

"Iya, boleh nggak Kim?" Mbak Murni benar-benar memanfaatkan situasi untuk menggodaku.

"Boleh. Nanti tidur sama aku ya?"

Percayalah, Kimkim tidak menggunakan bahasa bocah macam 'mimi' dan 'bobo'. Hasil didikanku yang pantang membocah-bocahkan anak kecil. Jiwa pendidik, pikirku jumawa.

"Kalo jadi mama Kimmy, Miss Sandra tidur sama papa."

Nah, Mbak Murni sudah minta diulek ini bibirnya. Sembarangan aja membahas konten berat kepada anak kecil. Anak lain mungkin paham, mama dan papa tidur bersama. Kalau Kimkim kan sudah tidak punya orang tua utuh sejak kecil.

"Okay, Miss San sleep with papa." Kimkim mengacungkan jempolnya.

###

20/03/2020


Aku terus usaha buat update loh... 

You TOLD Me SoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang