Happy Reading
Gadis itu terus bergulat dengan pikirannya sendiri. Memikirkan ini dan itu. Ia mengedarkan pandangannya, menatap wujud-wujud cahaya itu bergantian sambil menangkis beberapa serangan Daniel, serta sesekali melirik arlojinya.
Ia tak bisa menghabiskan waktu, tapi begitu sulit untuknya memilih wujud cahaya Daniel yang mana yang akan ia bunuh. Vio pikir, ia harus memilih yang tepat.
"Cepat bunuh saja salah satu. Sudah dipastikan dia yang sekarang pasti mati," suara Vurochi yang sudah tak sabaran melihat Vio yang lama berpikir.
Vio tak menanggapi itu. Dalam hatinya, ia mengiyakan saja.
"Kau benar-benar sudah kelelahan, Violetta."
Vio yang mendengar itu menjadi kesal sendiri. Oh, iya dia marah. Benar-benar marah. Karena Daniel sama sekali tidak mengaca!
"Katakan itu pada dirimu sendiri!" Vio menguatkan genggamannya kemudian berupaya mendorong pedang Daniel dengan sekuat tenaga. Ia tak mau dipojokkan terus-menerus oleh Daniel.
Ia masih berusaha menekan pedangnya, tapi Daniel masih tak mau kalah. Padahal keduanya sudah sangat kelelahan.
"Fire!"
Saat itu, keluar api dari mulut Vio. Daniel yang melihat itu segera menghindar, takut terbakar tentunya.
"Sekarang!" tak ingin membuang waktunya lagi, Vio segera berlari berlawanan arah. Mengejar salah satu target wujud cahaya milik Daniel.
Ia mengangkat pedangnya kuat-kuat. Menyiapkan dirinya sejenak. Disisi lain, ia tak ingin membunuh Daniel karena ia sudah menganggap Daniel sebagai Kakaknya sendiri. Tapi, setelah semua yang dilakukan Daniel pada kedua orang tuanya. Itu membuat hatinya bimbang.
"Kakak temannya Tante Nyra?"
"Mn!"
"Salam kenal, Kak! Nama aku Violetta! Kakak bisa memanggilku Vio!"
"Salam kenal juga ya, Violetta! Nama Kakak, Daniel!"
....
"Wah! Kakak main kesini lagi?"
"Iya! Kita main bersama yuk!"
"Ayo! Papih, Mamih, dan Tante Nyra sibuk terus, mereka jarang banget ngajak aku main. Untung ada Kak Daniel!"
"Hahaha... Iya, ayo kita main ke taman!"
....
"Kak! Kak! Kakak! Kak Daniel!"
"Hm?"
"Aku panggil Kakak gapapa, kan?"
"Biasanya juga manggil Kakak."
"Maksud aku... A-anu... Kak Daniel jadi Kakak aku boleh?"
"Hahaha... Kamu ini apa-apaan, sih..."
"A-aku serius lho, Kak! Boleh gak aku anggap Kak Daniel sebagai Kakak aku?"
"Boleh!"
Terlalu banyak kenangan manisnya dengan Daniel. Hingga membuatnya susah untuk membunuhnya.
Perlahan, cairan bening itu turun dari matanya yang kemudian membasahi pipinya. Tangannya yang tengah memegang pedang bergetar. Ia menggigit bibir bawahnya, berusaha menahan isakannya yang siap meledak kapan saja.
Jika ada pilihan lain, Vio tak akan membunuh Daniel.
"Kau lihat kemana, Violetta!" dibelakangnya, Daniel berteriak sambil mengayunkan pedangnya. Ia siap membunuh Vio dari arah belakang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Violet Dragon - The Mystery of Life (END)
FantasyVioletta Azaera Tsaveera merupakan Putri tunggal dari kedua ilmuwan yang terkenal di kota Euphonia. Dia menghabiskan banyak waktu masa kecilnya di dalam rumah karena kedua orang tuanya yang begitu overprotective. Suatu hari, ketika usianya menginja...