Eps. 38 Deklarasi Perang

27 5 0
                                    

Happy Reading

Vio menoleh dengan cepat ke belakang. Dilihatnya Nara yang baru saja berteriak. Gadis itu marah. Marah karena temannya dipukuli tak main-main dengan api. Nara yang melihatnya saja sampai ngeri sendiri. Nara memegang pedangnya dengan erat —bersiap untuk menyerang Vio.

"Kenapa? Tidak suka?" Vio menantang dengan senyum miringnya. Senyuman yang membuat gadis itu semakin jengkel.

"Hahh... Semakin kesini kau semakin berani ya?"

"Untuk apa aku takut..." Vio menggantung kalimatnya sejenak, "...pada orang pengecut seperti kalian?"

Nara menggertakkan giginya geram. Semakin kesal dengan tingkah Vio yang angkuh akhir-akhir ini. "Jangan lo pikir... karena sihir lo bisa segala-galanya!"

SRAAT!!

Nara mulai menyerang dengan kedua bilang pedangnya yang diselimuti aura. Vio ingin menahan serangan itu dengan kedua lengannya yang diselimuti sihir api, namun gadis itu baru teringat bahwa aura yang dimiliki Nara dapat menangkal segala element. Vio segera merubah arah serangannya, ia menunduk untuk menghindari serangan Nara kemudian menyerang gadis itu dengan sihir apinya.

"Fire!"

BUAGH!!!

BRUKK!!!

Saking kerasnya serangan itu, membuat Nara terpental hingga tubuhnya menabrak dinding dan pakaian di bagian perutnya terbakar. Nara meringis, memegang perutnya yang terasa sangat kesakitan dibandingkan tulang punggungnya.

"Aku belum selesai tahu!"

Nara menoleh dengan cepat ketika mendengar suara Vio dari arah atas. Benar saja, Vio tengah bersiap memukulnya dengan keras dari atas! Nara segera menghindar ketika tubuh Vio mendarat ke tanah. Tak berhenti sampai disitu, Nara segera menyerang balik gadis itu dengan kedua pedangnya.

"Tebasan pedang ganda!"

Vio tak sempat menghindar sepenuhnya dikarenakan kakinya yang masih terlalu sakit sebab serangan barusan. Hingga akhirnya serangan Nara berhasil menggores sedikit pipi kirinya. Vio memegang pipinya. Sedikit sakit disana. Darah bercucur perlahan-lahan.

Nara kembali menyerang Vio dengan gerakannya yang cepat. Gerakannya tak dapat Vio baca. Ini.. seperti saat ujian praktek di Academy. Membuat Vio menjadi cemas sendiri karena ia belum bisa menguasai itu.

"Bagaimana ini?! Aku tidak bisa membaca gerakannya sedikitpun!" batinnya.

Tanpa ia sadari, kedua pedang itu melesat cepat kehadapannya. Dengan bodohnya, Vio berusaha menahan itu dengan tangan kanannya dan tentu saja telapak tangannya itu langsung tertusuk oleh kedua pedang milik Nara.

Vio berteriak kencang dan menangis kesakitan melihat tangannya. Gadis itu ingin menarik pedang yang menembus tangannya, namun rasa sakit mengalahkannya. Vio menangis kencang. Perih. Perih sekali rasanya dan untuk sekarang Vio tak bisa menahannya.

"Haha! Tangisanmu itu seperti bocah! Bocah!" Nara yang baru saja muncul tertawa terbahak-bahak membuat Vio menggertakkan giginya geram.

SRUKK!

SRUKK!

SRUKK!

Violet Dragon - The Mystery of Life (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang