Eps. 25 Penyegel Naga

46 3 0
                                    

Happy Reading

"Seriusan lo?!!" Andes masih tak menyangka jika komandan itu adalah kakaknya Ardi.

Ardi mendengus kasar, "Terserah lo mau percaya atau nggak. Sama sekali gak penting!"

"Penting oon!" Andes menjitak keras kepala Ardi, membuat sang empu meringis kesakitan dan mengusap kepalanya.

"Ajak kompromi lah, Di! Kan itu kakakmu sendiri," saran Aquel, sepertinya sependapat dengan Andes.

"Ogah!" tolak Ardi mentah-mentah.

"Hei! Biar gak ada perang!" tambah Nava.

Ardi hanya mengedikkan bahu acuh, sama sekali tak peduli. Menurutnya, "Perang lebih baik!"

"Ardian! Andesta! Navalisha! Aquella!" teriak seorang kepsek di ujung sana, suaranya begitu menggelegar. Keempat murid itu langsung menoleh. "Jangan menambah masalah atau--"

"Atau apa bu?" sahut keempat murid itu, menyela.

"Atau kalian akan ibu keluarkan dari Academy!" tegas Lea.

Mereka berempat sempat tercekat, namun mereka kemudian saling bertatapan.

"Kita yang keluar dari sini, atau--" Aquel menggantungkan perkataannya sejenak, "Atau anda, bu Leadery?"

Kini Leadery yang kembali tercekat. Aquel tertawa kecil melihat kepsek nya itu yang terkejut setengah mati. Bagi Aquel, mengeluarkan Lea dari sini itu begitu mudah, seperti membalikkan telapak tangannya, mengingatnya berada di kalangan atas.

"Cukup sampai disini!"

Suara lantang itu mengalihkan fokus mereka. Menatap ke arah sang komandan Militer Euphonia dengan kening mengernyit. "Saya akan mengamankan dia, saya tidak akan melukainya. Jadi lebih baik kalian mundur."

"Perlu kami percaya?" tajam Aquel. "Untuk apa kalian menangkap Vio?!!"

"Karena dia ber--"

"Apa?!! Berbahaya?!!"

Lea yang ingin menjawab segera di sela oleh Aquel dengan nada tinggi. Kesabarannya benar-benar habis meladeni kepsek gila itu. Lea menggertakkan giginya, geram.

"Kesabaran gue udah habis!" geram Aquel, ditujukan pada sang kepsek. Ia berlari sambil menembak menggunakan pistol tersebut, di arahkan pada Leadery. Satu tembakannya mengeluarkan bom, menghasilkan ledakan besar. Akhirnya terjadilah pertarungan antara murid jurusan Ilmuwan dengan seorang kepsek.

Tak sampai disitu, Nava dan Andes pun ikut bertarung melawan pasukan Militer Euphonia. Andes menggunakan kedua pistol elemennya, dan Nava menggunakan panahan. Andes hanya menggunakan elemen petir saja agar membuat para pasukan pingsan, sedangkan Nava mengerahkan anak panahnya ke titik terlemah lawan. Mereka masih ingat batasan, bahwa mereka tidak boleh membunuh.

Ardi masih terdiam di tempatnya, sebenarnya ia masih ragu. Sangat. Di satu posisi dia harus mendukung Vio karena dia teman setimnya dan dia juga tahu jika Vio tidak salah. Namun, entah kenapa ada sedikit rasa tak terima saat tahu kenyataan jika Vio adalah penyegel naga yang saat itu membunuh papanya. Ini benar-benar membuat hatinya bimbang.

Apakah dia harus membantu Vio? Ataukah membiarkan saja Vio di tangkap oleh pasukan Militer Euphonia?

"Kenapa kamu diam saja?"

Violet Dragon - The Mystery of Life (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang