Eps. 44 Tempat Destinasi

34 2 0
                                    

Happy Reading

TOK!

TOK!

TOK!

TOK!

TOK!

"IYA, IYA! SABAR DONG!"

KRIET...

Pintu besar itu dibuka oleh seorang anak perempuan berkaca mata. Ia menatap malas ke arah kelima temannya. "Kalian bisa sabar gak, sih? Rumah aku ini luas, butuh waktu buat buka pintu. Habisnya kalian bisa kan pencet bel? Jangan gedor-gedor pintu orang lain! Kalau rusak gimana? Kak Agatta nanti marah! Memang-"

"Udah deh, kamu bawel banget, Ra! Ini masih pagi, aku males denger ceramah kamu," salah satu temannya itu mendorongnya sedikit kasar, kemudian masuk ke dalam rumah Nyra tanpa permisi. "KAK VIRA! KAK AGATTA! VIO! SELAMAT PAGI! KAMI DATANG MENAGIH JANJI!" teriak anak itu dengan suaranya yang menggema.

"Sherina, dimana etikamu?" temannya yang lain berkomentar. "Itu memalukan tahu!"

"Apa sih, Netha?!"

"Eh?!! Teman-teman Tante Nyra sudah datang ya!" gadis kecil yang tampak menggemaskan itu berlari kecil menuruni anak tangga. Ia tampak sangat bahagia melihat kedatangan teman-teman Tantenya. "Pagi! Kak Sherina! Kak Netha! Kak Ryan! Kak Haekal! Kak Daniel!!!"

Gadis kecil itu -Violetta- berlari mendekati Daniel, kemudian memeluk anak laki-laki itu dengan erat.

"Iya, iya. Pagi juga, Violetta!" sapa balik Daniel sambil tersenyum.

"Hahaha... Seperti biasa kau ini selalu lengket dengan Daniel. Aneh sekali, padahal Daniel tidak populer disekolah -lebih populeran Ryan dimana-mana- tapi kenapa kau lengket sekali dengan Daniel, Vi?" heran Haekal untuk kesekian kalinya. Ia menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Perkataanmu itu... sedikit jahat, Haekal," sedih Daniel ketika Haekal mengatakan bahwa dirinya tidak populer. Namun tak dapat dipungkiri, itu 100% benar.

"Hm? Kenapa?" polosnya. Entah kenapa Vio terlihat bingung sendiri, lantas tersenyum lebar, "Kenapa ya? Aku juga gak tahu!"

"Yahh... Terserah," tak ingin memperpanjang hal yang tidak penting, Haekal hanya bisa tersenyum tipis melihat tingkah Vio.

"Eh? Kalian sudah datang?" wanita itu baru muncul, bersama dengan suaminya disebelahnya. Ia tersenyum menyambut kedatangan teman-teman Nyra.

"Iya! Kami datang menagih janji!" ucap Sherina bersemangat.

"Janji apa?" bingung Vira.

"Janji membuatkan kami markas!!" serempak mereka semua, terkecuali Ryan dan Nura yang hanya bisa geleng-geleng kepala.

"Memalukan!" umpat Ryan pelan.

"M-markas?" sekarang wanita itu tambah bingung.

"Iya, Mamih. Minggu kemarin, Tante Nyra dan teman-temannya minta Papih buatkan markas. Benar kan, Pih?" Vio menoleh menatap Sang Ayah.

Violet Dragon - The Mystery of Life (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang