Happy Reading
Mendengar ucapan Bloe, Mamanya itu marah. Matanya memerah menahan air matanya yang sebentar lagi akan banjir.
"Ja-jangan! Ardi itu baik-baik saja! Dia Ardian! Anakku! Jangan bunuh dia! Ryan, kau tidak akan menuruti Nagamu ini, kan?!! Semua yang dibicarakannya tadi hanya omong kosong, kan?!! Kau tidak mungkin tega membunuh Adikmu sendiri!"
Tak bisa menahan tangisnya lagi, Mamanya itu menangis sekencang mungkin dibahu Ryan hingga membuat jas yang dipakai Ryan basah karena air matanya.
"Iya, Mama," jawabnya kemudian mengelus-elus rambut sang Mama. Hahh... Ryan benar-benar tidak tega melihat Mamanya yang menangis seperti itu. Hatinya ikut merasa sakit.
"Kau harus melakukannya, Ryan!" Naganya -Bloe menekankan.
"Diam kau atau akan kubunuh kau!" balas Ryan tak kalah seram.
"Terserah. Jika aku mati kau juga mati, kan?"
"Ck..." Ryan berdecak kesal.
"Aku serius. Energi gelap adalah musuh bagi para Naga! Aku tak begitu ingat, tapi aku yakin itu memang benar! Jadi kau harus membunuhnya!"
"Terserah, itu urusanmu dengan musuhmu. Bukan urusanku!"
"Artinya Adikmu adalah musuhku. Aku bisa saja langsung membunuhnya kapanpun aku mau."
"Kau bisa membunuhnya setelah melewati mayatku!"
Naga kecil itu menghela napas. "Hahh... Kamu tidak mengerti, Ryan. Energi gelap itu bisa menjadi musuh siapa saja, termasuk manusia. Bukankah tadi dia hampir saja membunuhmu dan Ibumu?"
"Tidak! Ardi tidak mungkin melakukan itu! Tadi saja aku lihat dia menangis! Dia tidak mungkin membunuh kami!" Ryan masih berusaha membantah. Urat di lehernya itu semakin terlihat jelas, begitu kesal sekali saat berdebat dengan Bloe.
"Tolong... jangan bunuh Ardi... Dia anakku... Dia tidak salah... Dia tidak jahat... Anakku itu baik... Jangan bunuh Ardi... Aku mohon..." lirih sang Mama sambil terisak, masih menangis dipundak Ryan.
"Tidak akan, Ma. Ardi baik-baik saja. Ryan pasti jaga Ardi!" janjinya.
Mamanya mengangguk pelan.
"Bagus sekali! Kau malah membiarkan energi gelap hidup!" omel Bloe.
"Diam kau!" geramnya.
Ryan berbalik menatap Mamanya yang sepertinya tangisannya mulai mereda. Ryan menepuk-nepuk punggungnya pelan. "Mama tidur ya ke kamar."
Mamanya menggeleng. "Ardi... gimana?"
"Ardi baik-baik saja. Ryan janji," ucapnya.
"Kamu cek ke kamarnya, siapa tahu Ardi sudah bangun."
"Nanti Ryan kesana. Sekarang Mama tidur, istirahat. Aku takut Mama sakit lagi."
"Iya Mama tidur sekarang ya. Good Night, sayang," setelah mencium pipi Ryan, Mamanya itu baru berlalu menuju kamarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Violet Dragon - The Mystery of Life (END)
FantasyVioletta Azaera Tsaveera merupakan Putri tunggal dari kedua ilmuwan yang terkenal di kota Euphonia. Dia menghabiskan banyak waktu masa kecilnya di dalam rumah karena kedua orang tuanya yang begitu overprotective. Suatu hari, ketika usianya menginja...