Happy Reading
Vio POV
Aku membuka mataku perlahan - lahan. Pandanganku yang buram mulai kembali jelas. Aku dimana? Aku melihat ke sekelilingku. Ternyata aku sedang berada di kamarku.
Aku beranjak duduk. Kepalaku terasa sedikit pusing. Aku ingat, tadi di kantin tiba - tiba kepalaku sakit dan aku jatuh pingsan. Lalu, siapa yang membawaku kesini?
Saat kepalaku sakit tadi, aku menjadi ingat sesuatu. Seperti ada sebuah memori yang sedikit demi sedikit kembali. Aku ingat, saat kecil aku pernah kabur dari tanteku dan berlari menuju sebuah gedung putih yang besar nan mewah itu. Di dalam sana, aku melihat kedua orang tuaku dan kak Netha, teman tante Nyra. Setelah itu, kenapa? Kenapa aku tak mengingat apapun lagi?
Mendadak ada seseorang yang mengetuk pintu kamarku. "Masuk!" ucapku.
Seorang gadis berambut pendek berwarna coklat memasuki kamarku, yang tak lain adalah Nava. "Vi, kamu udah sadar? Apa kepalamu masih sakit?" tanya Nava dengan nada khawatir.
"Kamu tak perlu khawatir seperti itu, Nav. Aku sudah tidak apa - apa." ucapku sambil tersenyum tipis.
"Tadi kenapa kepalamu bisa sampai sakit seperti tadi?" tanya Nava.
"Ahh.. Itu.." aku ingin menjawab tapi tiba - tiba aku teringat sesuatu. "Nav, dimana Aquel dan Ardi?" tanyaku tiba - tiba mengubah topik pembicaraan.
"Mereka ada di ruang tamu bersama Andes." jawab Nava. Aku segera beranjak berdiri untuk mencari mereka. Tiba - tiba Nava menahanku, "Tunggu dulu, jawab dulu pertanyaan ku!"
"Sebentar ya, Nav!" aku segera pergi dari kamarku menuju ruang tamu. Disana aku melihat Aquel, Ardi dan Andes yang sedang menonton tv.
"Aq, Di, ada yang mau aku tanyain!" ujarku tiba - tiba.
"Eh Vi, kamu udah gapapa?" Aquel baru tersadar dengan keberadaanku. Aku segera duduk disebelah Aquel. Nava datang dan duduk disebelah ku juga. Suasana menjadi serius. "Ada apa, Vi?" tanya Aquel keheranan.
"Ceritakan semuanya padaku tentang tentang Prof. Agatta dan Prof. Vira!" pintaku.
Aquel mengangkat sebelah alisnya, "Sudah ku katakan aku tak tahu persis ceritanya. Memangnya kenapa kamu mau tahu tentang itu?" tanya balik Aquel.
"Di, lo tahukan ceritanya?" aku tidak ingin menjawab pertanyaan Aquel, melainkan menanyakan lagi pada Ardi.
"8 tahun yang lalu, di Gedung Ilmuwan Euphonia mendapatkan teror yang diarahkan pada Prof. Agatta dan Prof. Vira. Teror itu memunculkan seekor naga. Disaat itu juga, bapakku dan kakakku bertugas untuk melawan naga tersebut. Sayangnya, bapakku mati tertimpa bangunan - bangunan yang roboh karena naga tersebut. Yang aku dengar, naga itu disegel ke dalam tubuh gadis kecil yang mungkin sekarang seumuran dengan kita." ucap Ardi.
Tiba - tiba, Ardi mengepalkan tangannya keras, "Jika saja.. Jika saja aku tahu letak gadis itu.. Aku pasti akan membuka segel naga itu dan membunuh naga tersebut!"
Dilihat dari ekspresinya, sepertinya Ardi sangat membenci naga itu. Benar juga sih.. Kalau aku jadi dia, mungkin sama. Aku jadi menyesal karena menanyakan hal ini padanya membuat dia sedih, "Ardi, aku.." aku berniat meminta maaf tetapi Ardi memotongnya.
"Tidak perlu." ucap Ardi.
"Sekarang jawab pertanyaan ku!" titah Aquel padaku.
"Aku.." tunggu - tunggu, tadi Ardi bilang kan ada gadis yang menyegel naga itu. Lalu, gadis itu siapa? Kenapa aku tak tahu soal ini? Kenapa tidak ada yang memberitahu ku?
KAMU SEDANG MEMBACA
Violet Dragon - The Mystery of Life (END)
FantasyVioletta Azaera Tsaveera merupakan Putri tunggal dari kedua ilmuwan yang terkenal di kota Euphonia. Dia menghabiskan banyak waktu masa kecilnya di dalam rumah karena kedua orang tuanya yang begitu overprotective. Suatu hari, ketika usianya menginja...