Eps. 14 Rencana Berhasil!

36 5 3
                                    

Happy Reading

Seorang suster memasuki ruangan Vio. Dia membawakan sarapan untuk Vio. Suster tersebut terkejut melihat teman - teman Vio yang masih tertidur pulas sementara pasien nya sudah bangun. Vio menempelkan jarinya ke bibirnya. Memberi tanda agar suster tersebut tidak bersuara agar teman - temannya tidak terbangun.

Suster itu mengerti dan mengangguk paham. Suster tersebut berjalan hati - hati ke arah Vio. Suster tersebut menyimpan nampan yang berisi sarapan untuk Vio dipinggir meja sebelah ranjang Vio. "Ini sarapannya, jangan lupa dimakan ya!" ucap suster itu pelan. Vio hanya mengangguk. Setelah itu, suster itu pergi meninggalkan ruangan Vio.

Vio hanya menatap sarapannya sekilas. Ia masih belum ada nafsu untuk makan. Rasanya, lidahnya sangat pahit sekarang. Vio mulai merasa bosan. Matanya menyapu bersih seluruh ruangan. Ia mencari - cari ponselnya. Tetapi dia sama sekali tak menemukan ponselnya.

Vio tertawa kecil mendengar Andes yang mengorok. Ketiga temannya yang lain mulai terbangun karena suara Andes yang mengorok.

"Ahh, Des, tutup mulut lo!" keluh Nava yang matanya masih terpejam. Ia menutup telinganya dengan kedua tangannya. Ardi pun hanya berdecak kesal sambil mata terpejam. Aquel menendang perut Andes dan kembali tidur lagi. Karena saking pulasnya, Andes tidak menyadarinya. Ia tetap melanjutkan tidurnya.

Vio yang melihat hanya tertawa kecil. Ia ingin sekali memvideo tingkah mereka. Tapi, apa daya? Vio sama sekali tak tau dimana ponselnya. Vio semakin bosan lama - lama. Ia melirik sarapannya. Ya, karena sudah lapar akhirnya Vio mengambil sarapannya dan menyantapnya.

Baru saja Vio memakan sarapan buburnya itu 5 suap, Vio sudah malas melanjutkannya lagi. Vio menyimpan mangkok itu di pinggir meja. Ia hendak mengambil secangkir gelas air putih. Tapi, Vio kesulitan untuk mengambil gelas itu.

"Prankk.." gelas tersebut langsung jatuh dan pecah menimbulkan suara keras. Keempat temannya segera terbangun karena terkejut dengan suara itu. Mata mereka terkejut saat melihat Vio yang sudah sadar dan melihat gelas yang pecah.

Aquel mengucek - ucek matanya, "Vi, kamu udah sadar?" tanya Aquel sambil mendekati ranjang Vio.

"I-iya.. Dari tadi." ucap Vio sambil menggaruk tengkuk kepalanya yang tak gatal.

"Kenapa kamu gak bangunin kita aja sih." Ardi beranjak bangkit dan membereskan pecahan beling.

"Ehh, gak perlu, Di! Nanti sama aku aja!" tolak Vio sungkan.

"Gapapa, udah istirahat aja! Badan kamu masih lemas kan?" tanya Ardi tanpa menatap Vio. Ardi terus mengumpulkan pecahan beling dan membuangnya ke tempat sampah.

Vio tersenyum tipis, "Thanks ya, Di!"

Nava mendekati ranjang Vio, sedangkan Andes tetap duduk di sofa. Dia masih merasa ngantuk sekali. "Gimana keadaanmu? Sudah baikan?" tanya Nava pada Vio. Ia menempelkan tangannya ke kening Vio.

"Iya, aku sudah baikan." Vio tersenyum tipis dan melepaskan tangan Nava dari keningnya.

"Tangan kananmu sudah tidak apa - apa?" tanya Aquel.

Vio melirik lengan kanannya yang banyak perban. "Oh, sudah tidak apa - apa, kok!"

Ardi kembali duduk di kursi sebelah Vio. "Laki - laki yang menyerangmu itu, siapa Vi?" tanya Ardi penasaran.

Violet Dragon - The Mystery of Life (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang