Happy Reading
"AAH--" lagi dan lagi, Vio ingin berteriak histeris. Betapa terkejutnya ia saat harus bertarung melawan temannya sendiri, Arareisa. Namun, Ardi dengan sigap langsung membekap mulutnya lagi dengan tangannya.
"Jangan teriak! Segitu susahnya gak teriak?" heran Ardi. Ardi melepaskan tangannya yang membekap mulut Vio. Vio tak menjawab. Ia hanya menatap Ardi dengan mata yang berkaca-kaca. Sungguh, dia ingin menangis sekarang.
"Jangan nangis!" tambah Ardi.
'Kejam' Vio mengumpati Ardi dalam batinnya. Vio mengalihkan pandangannya, tak menatap Ardi lagi. Ia melipat tangannya di dada, dan mengembungkan pipinya, cemberut. Ardi terkekeh pelan melihat wajah cemberut Vio.
"Jangan cemberut gitu!" Ardi mencubit pipi Vio pelan.
"Kenapa? Suka?" tanya Vio ngaco.
"Nggak," jujur Ardi "Udah sana! Nama lo udah di panggil."
Vio menggeleng cepat, tak mau bertarung melawan Ara. Habisnya, nanti ia malah kalah telak dari Ara. Selain memalukan, pasti serangan Ara begitu sakit. Ara pasti tak akan bermain-main di pertarungan kali ini.
"Lo bisa turun lagi nanti ke tingkat 0," ujar Ardi memperingatkan.
"Lo ngancem?" balas Vio tak mau kalah.
"Gak, gue peringatin," jawabnya.
Vio berdecak kesal, "Ck! Biarin. Gue mau keluar, atau nggak bakal pindah, atau pindah jurusan," jawab Vio cepat, seolah-olah itu mudah baginya, atau memang mudah baginya mengingatnya anak dari Profesor juga keponakan Profesor.
"Lo pikir itu mudah? Setelah keluar, lo pikir bisa dengan mudah pindah Academy atau pindah jurusan?" tantang Ardi. Walau ia dari keluarga terpandang juga, tak akan semudah itu baginya keluar. Mengingat keluar dari STAR ACADEMY artinya nama baiknya tercoret dan mungkin akan susah untuk masuk Academy lainnya.
"Mudah! Tinggal keluar aja dan balik ke rumah!" balas Vio tak mau kalah.
"Dan gak akan pernah belajar lagi?" balas Ardi lagi.
"Belajar di rumah, bareng tanteku. Memangnya ada masalah?"
"Kalau gitu gak akan ada teman."
Perkataan Ardi itu benar-benar sukses membuat Vio membeku di tempat. Seolah-olah menjadi tamparan keras baginya. Teman? Iya, itu adalah alasannya untuk masuk Academy. Untuk mendapatkan teman, ia sengaja masuk Academy. Lalu artinya, saat ia keluar ia tak mempunyai teman lagi, begitu bukan?
Ya, seharusnya Vio ingat akan tujuan utamanya untuk masuk Academy. Setelah kehilangan kedua orang tuanya dan hanya tinggal bersama tantenya, ia merasa kesepian. Rasa kesepian itu membuatnya ingin memiliki teman. Sekarang teman adalah nomor 1 baginya.
"Kalau lo keluar, lo bakal kehilangan semua teman lo kan?" tanya Ardi sambil tersenyum penuh kemenangan. Ia tahu ini adalah cara paling ampuh.
Vio mengepalkan tangannya kuat. Ia mulai bergulat lagi dengan batinnya.
'Ayo Vi jangan takut!'
KAMU SEDANG MEMBACA
Violet Dragon - The Mystery of Life (END)
FantasyVioletta Azaera Tsaveera merupakan Putri tunggal dari kedua ilmuwan yang terkenal di kota Euphonia. Dia menghabiskan banyak waktu masa kecilnya di dalam rumah karena kedua orang tuanya yang begitu overprotective. Suatu hari, ketika usianya menginja...