Happy Reading
Malam itu, meja makan tampak hening. Ini memang sudah biasanya, namun tampak aneh ketika tak ada anak perempuan yang cerewet itu.
Vira beberapa kali terlihat menghela napas panjang, kemudian melirik Sang suaminya beberapa kali. Berharap pria itu menoleh dan menatapnya. Sedangkan Nyra tengah asik makan sambil memainkan ponselnya— membalas beberapa pesan masuk dari teman-temannya.
"Nyra, simpan ponsel mu ketika makan malam," seru Agatta memperingati sang Adik.
Nyra mendelik kesal kepada Sang Kakak, sebelum akhirnya hanya bisa menghela napas dan mematikan ponselnya.
Keadaan hening kembali, tidak ada yang berani membuka suara hingga Vira kesal setengah mati karena Agatta tak meliriknya sedikitpun.
"Agatta!" panggil Vira pelan namun terdengar menekan karena menahan kekesalannya.
"Apa?" tanya pria itu tanpa balas balik menatapnya.
"Kamu serius ngurung anak kamu di kamar?!! Dia seharian gak makan lho?!!" terdengar jelas nada tidak terima itu.
Perkataan Vira sukses membuat Agatta menghentikan aktivitasnya. "Dilarang berbicara ketika sedang makan," ucapnya lalu melanjutkan makannya kembali dengan tenang.
Vira berdecak kesal mendengar jawaban Agatta, "Ck! Kamu tuh—! Kamu serius pengen dia mati?!!"
"Kau serius ingin mengajakku bicara di saat makan malam ini?" timpalnya.
"Iya! Ini penting! Penting banget!"
Nyra yang mendengar perdebatan suami-istri itu akan dimulai lagi, hanya bisa memutar bola matanya jengah.
"Dimana etikamu sebagai seorang bangsawan?"
"Itu udah gak penting!"
"Itu tetap berlaku dirumahku."
"Tapi Agatta! Ini menyangkut Vio! Anak aku! Anak kamu juga! Anak kita!" marah Vira hingga akhirnya ia beranjak berdiri dengan sedikit menggebrak meja makannya yang membuat Agatta dan Nyra berhenti makan malam secara terpaksa. "Aku tanya sekali lagi! Kamu serius ngurung anak perempuan kamu satu-satunya yang masih kecil di dalam kamarnya?!!"
"Aku tidak mengurungnya, dia saja yang tidak ingin keluar dari kamarnya," jujurnya
"Iya itu karena kamu! Dia takut sama kamu!"
Kala itu, mereka sedang makan malam, tanpa kehadiran Vio. Anak perempuan itu tidak keluar dari kamarnya sejak kemarin. Dia mengunci dirinya sendiri. Entah karena masih takut, sedih ataupun marah. Bahkan ketika Vira memaksa ingin bertemu Vio, Agatta malah menghalanginya.
"Udahlah! Aku mau nemuin Vio! Mau bawain makanan buat dia," final Vira.
"Jangan!" lagi-lagi Agatta mencegah.
"Nggak! Kamu jangan ngalangin terus, Agatta!"
"Biarkan dia merenungkan dulu kesalahannya. Jika dia bertemu denganmu, dia hanya akan menjadi anak manja yang hanya bisa mengadu!"
Vira mendelik tidak suka pada Agatta. "Kau ini benar-benar! Ish, segitu nggak sukanya kamu sama anak kamu sendiri, hah?!!"
"Tidak."
"Kamu nggak ngerasa khawatir gitu?!! Atau cemas karena anak kamu gak makan seharian?!! Gimana kalau dia sakit?!! Kamu nggak sedih?!!" kesal Vira beruntun.
"Mohon maaf nih sebelumnya Kakak-Kakak sekalian!" tiba-tiba saja suara Nyra menghentikan perdebatan mereka, "Aku cuma mau ngoreksi ucapan Kak Vira aja. Vio udah nggak makan 2 hari dari kemarin, gak hari ini aja."
KAMU SEDANG MEMBACA
Violet Dragon - The Mystery of Life (END)
FantasyVioletta Azaera Tsaveera merupakan Putri tunggal dari kedua ilmuwan yang terkenal di kota Euphonia. Dia menghabiskan banyak waktu masa kecilnya di dalam rumah karena kedua orang tuanya yang begitu overprotective. Suatu hari, ketika usianya menginja...