Eps. 31 Pulang

40 4 0
                                    

Happy Reading

"Oh ya Vurochi, aku juga ingin bisa mengendalikan sihirmu!"

Vio tengah rebahan di atas kasurnya sambil bertelepati dengan Naga-nya. Setelah dipikir-pikir, mungkin jika dia bisa mengendalikan sihir milik Vurochi, ia akan dapat kekuatan besar dan bisa menolong banyak orang di masa depan!

"Hahh... Kau ingin mengendalikan kekuatanku yang besar ini?! Tidak mungkin! Kau tak akan bisa mengendalikan ketiga sihir milikku, bahkan dua yang paling dasar saja kamu belum tentu bisa melakukannya!" Vurochi tertawa meremehkan.

Vio mengerucutkan bibirnya, cemberut. "Setidaknya dicoba dulu. Latihan sampai bertahun-tahun pun aku sanggup dibandingkan harus seperti ini dirumah dan tidak ada pekerjaan yang kulakukan!"

"Tidak mungkin kau bisa melakukannya karena tubuhmu yang lemah. Menyerap aku saja dan masih bisa hidup itu sudah beruntung! Lagipula tingkat keberhasilannya hanya 0,0001%."

"Udah sombong, ngeremehin pula!"

"Apa yang aku katakan itu adalah kenyataan."

"Terserah! Pokoknya aku pasti bisa menggunakan sihirmu itu! Lihat saja nanti ya!" Vio buru-buru bangkit dari kasur nya kemudian membuka pintu kamarnya dan berlari-lari kecil menuruni anak tangganya. Gadis itu menuju ke arah halaman belakang rumahnya. Berniat untuk latihan mengendalikan sihir Vurochi disana.

"Nah sekarang kasih tahu aku apa saja sihirmu itu!"

"Petir, Api, dan waktu."

"Waktu?! Apa kamu bisa mengendalikan waktu?!!" kaget Vio, ia sampai-sampai heboh sendiri. Menurutnya, bukannya hebat jika bisa mengendalikan waktu sepenuhnya?

"Ya, aku bisa mengendalikan waktu. Tapi jangan coba-coba untuk mengulang waktu!"

"Kenapa? Bukannya dengan begitu semua hal buruk yang terjadi itu bisa hilang? Dengan begitu kita bisa mengubah takdir, bukan?" bingung Vio, alisnya mengkerut.

"Menurutmu hanya itu yang terjadi jika kita mengulang waktu?"

Ditanya seperti itu, Vio menganggukkan kepalanya.

"Sihir itu seperti pedang bermata dua. Ada ganjarannya jika membuat takdir berubah."

"Apa itu?"

"Nyawa."

"Bukankah lebih baik begitu?"

"Hah?!"

"Seribu nyawa bisa kembali walaupun harus kehilangan satu nyawa. Bukan kah berkorban demi banyak orang itu lebih baik?" Vio tersenyum begitu lebar sambil menatap langit sore yang tampak begitu indah.

Vurochi sempat diam sesaat sebelum akhirnya ia membuka suara lagi, "Dan apa kamu pikir semua orang yang kamu selamatkan menginginkan itu? Apa kau tidak berpikir dengan perasaan orang-orang yang mencintaimu?"

Vio menggaruk pipinya yang tak gatal. Ia kalah telak rupanya. "Haha... Ternyata Naga pintar bicara, ya."

"Tentu, dibandingkan manusia bodoh sepertimu."

Violet Dragon - The Mystery of Life (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang