Eps. 49 Badai Salju Pembawa Kenangan

77 1 0
                                    

Happy Reading

Salju-salju itu berkumpul entah darimana. Menyelimuti mereka dengan hawa dingin yang begitu menusuk. Ryan, Daniel dan Ardi dibuat kebingungan, tapi sebelum mereka sadar, mereka sudah terjebak di dalam sihir penghalang itu.

Mereka berlima -Ryan, Daniel, Ardi, Vio dan Ara- sama-sama terjebak di dalam sihir penghalang itu. Bahkan sang pelaku -Ara- pun tetap terkena imbasnya.

Di dalam sana, pandangan mereka mengabur dan entah bagaimana akhirnya mereka saling terpisah. Yang ada di dalam sana hanya lah tumpukan salju yang dapat membuat mereka kedinginan secara perlahan dan membawa mereka semua menuju kenangan indah.

★★★★

"Ugh... Ternyata aku terjebak juga di dalam penghalang ini," gumam Ara berbicara sendiri. "Aku tidak menyangka salju disini lebih dingin dibandingkan di pegunungan Fritz. Benarkan, Whity?"

Ara menoleh ke arah pundaknya. Ia sedikit terkejut melihat Whity yang tidak ada disana. Namun detik berikutnya, ia tertawa pelan. "Iya aku tahu kau kehabisan energi sihir dan butuh istirahat. Maaf sudah merepotkan," ujarnya.

"Yahh sepertinya aku harus keluar dari sini sekarang juga, sebelum badai salju datang. Aku yakin, Vio pasti bisa membawa Ardi kembali." Gadis tersenyum sambil memejamkan matanya kemudian mengangguk-anggukan kepalanya pelan.

Ara baru saja hendak pergi dari situ, tapi suatu kejadian aneh membuat sedikit enggan pergi dari sana.

"Sayang, kau ingin memberi namanya siapa?"

Suara itulah yang mengejutkannya dan membuatnya sedikit penasaran. Ara menoleh ke belakang, melihat bayangan-bayangan masa lalunya.

"Kau yakin ingin aku yang memberinya nama? Bukankah kau sendiri yang bilang jika aku tidak pintar memilih nama?"

Ara memelototkan matanya melihat bayangan-bayangan itu. Ia melihat seorang wanita paruh baya yang sedang menggendong seorang anak bayi yang sepertinya baru saja lahir. Dan sang suami yang sedang menemaninya, duduk di pinggir ranjang. Kedua pasangan itu tampak bahagia sekali atas kelahiran anak pertamanya. Seulas senyum itu tak pernah hilang di wajah mereka.

Entah kenapa tapi, melihat itu membuat Ara... Ia merasa asing karena tidak pernah melihat kedua pasangan itu tapi... entah kenapa ada perasaan familiar di dalam hatinya. Seolah-olah... Ia merindukannya.

Kemudian, wanita itu tergelak, "Iya-iya, kau memang tidak pintar memberi nama tapi setelah dipikir-pikir... kau sangat pantas memberinya nama. Karena kau adalah Ayahnya."

"Kalau begitu... bagaimana jika namanya Arareisa Dwi Satyani?" usul sang Suami.

Istrinya tampak terkejut namun akhirnya dia hanya mengangguk dengan seulas senyum cantiknya. "Kau menggabungkan nama kita ya?"

"A-apa itu tidak keren? Kau t-tidak suka?"

"Hm... Tidak. Itu nama yang bagus. Aku suka. Arareisa... Kalau begitu, panggilannya adalah Ara!"

"Em! Itu terlihat cocok dengannya, terlihat lucu sekali. Aku yakin, saat Ara sudah tumbuh besar nanti, dia pasti akan menjadi wanita yang cantik sekali seperti ibunya."

Violet Dragon - The Mystery of Life (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang