Happy Reading
Ara yang berdiri agak jauh dihadapannya, menatapnya dengan tatapan datar namun dengan senyuman khas-nya. Uh, mata, rambut dan pakaiannya masih berwarna putih salju.
Jika kalian bertanya tentang Vio, mata, rambut dan pakaiannya pun masih berwarna ungu, namun sepertinya sampai sekarang dia masih tak sadar akan perubahannya.
Seketika para pasukan Militer Euphonia berdiri di belakang Vio, mereka mengerahkan senjata mereka, bersiap untuk menembak Vio jika Vio melawan.
"Nona, ikut dengan kami ke markas Militer Euphonia atau tidak kami akan menembak anda!"
Seruan salah satu pasukan itu hanya bisa membuat Vio diam bungkam seribu bahasa, ia sempat melirik ke belakang, namun segera mengalihkan tatapannya lagi ke arah Ara dihadapannya.
"Ara, kamu—"
"Uhukk.. hoeek.."
Ah, sungguh kejadian tak terduga.
Vio yang tadinya ingin memulai perbincangan mendadak berhenti saat tiba-tiba Ara melesat dengan cepat, menusuknya dengan kunai es-nya tepat di dadanya, bagian jantungnya.
Jantungnya seolah terasa langsung berhenti berdetak. Vio sempat terbatuk-batuk kemudian muntah darah. Tak lama ia langsung tumbang ke tanah. Darah terus mengalir dari mulutnya, juga dari tusukan tersebut. Kunai itu masih menancap tepat di dadanya hingga menembus ke belakang.
Vio memejamkan matanya, menahan rasa sakit luar biasa, hingga semuanya menjadi gelap dan tak merasakan apa-apa lagi.
Para pasukan Militer Euphonia yang melihat itu sangat-sangat terkejut! Apa yang terjadi? Apa Vio sudah mati? Itulah yang ada dipikiran mereka sekarang.
"Maaf.." bisik Ara pelan, tepat di telinga Vio. Setelah itu, dia menghilang menggunakan teleportasi.
Ryan, Lea, Aquel, Nava dan Andes melihat itu dengan jelas dari kejauhan. Mereka sangat terkejut, benar-benar seterkejut itu. Tanpa pikir panjang lagi, mereka berlari menghampiri Vio. Berjongkok di hadapan Vio yang kini telah memejamkan matanya. Mereka semua cemas dan panik sendiri melihat keadaan Vio yang tertusuk kunai es tersebut.
"Hei, Vi! Bangun!" Ryan yang tengah panik setengah mati itu mencoba membangunkan Vio. Ah, dia hanya berharap Vio tidak mati, hanya itu. Jika tidak dia pasti akan di hukum mati oleh Nyra.
Aquel dan Nava yang melihat kondisi Vio yang mengenaskan itu hanya bisa menangis.
Ryan yang bingung harus apa, kini kembali merogoh ponselnya dan menelpon seseorang.
★★★★★
"Aneh.. Padahal tidak ada luka apapun dan trauma di kepalanya," gumam Sherina, ia baru saja mengecek keadaan Ardi yang tengah berbaring di atas ranjang UKS. Kini sampai sekarang pun Ardi masih pingsan.
Drrt.. Drrt..
Ponselnya yang disimpan diatas meja, berdering. Sherina segera mengambil ponselnya dan mengangkat telfon itu. Ia menatap nama sang penelfon. "Ryan?" keningnya mengernyit, untuk apa Ryan menelfonnya lagi?
KAMU SEDANG MEMBACA
Violet Dragon - The Mystery of Life (END)
FantasyVioletta Azaera Tsaveera merupakan Putri tunggal dari kedua ilmuwan yang terkenal di kota Euphonia. Dia menghabiskan banyak waktu masa kecilnya di dalam rumah karena kedua orang tuanya yang begitu overprotective. Suatu hari, ketika usianya menginja...