13|Takdir?

40 2 0
                                    


Happy reading!! 😊😊

Minggu,
09.35 wib.

    Vera sedang berada dirumah Rini ibu Aldo. Sesuai janjinya,  Ia akan menemani Rini saat ia senggang. Seperti hari ini. Hari minggu, ia sedang tidak ada kegiatan. Aslinya ia diajak oleh genk Blackpink untuk hangout ke mall. Vera menolak. Baru saja ia kena tilang saat itu, bila ia ikut lagi bisa bisa dirinya disuruh out dari rumah oleh sang ayah tercinta.

    Saat ini Vera dan Rini sedang berkebun di halaman belakang rumah Rini. Merawat bunga anggrek cantik yang berwarna warni. Ada putih, ungu, dan juga pink. Bunga mawar merah, dan banyak lagi.

    "Dari kapan ibu' suka nanem bunga bunga cantik kaya gini? " tanya Vera sambil menyirami tanaman tanaman dan bunga bunga yang ada di sekitarnya.

    "Udah dari lamaaaa sekali dari ibu' masih muda, ya kayak sekamu ginilah" jawab Rini sambil mencabut cabuti rumput liar.

      Vera ber-oh ria. Di umurnya segini. Ia tidak seperti Rini yang suka membuat kue, berkebun, memasak, dan lain lainnya yang dilakukan kebanyakan gadis sepantarannya. Ia lebih suka membaca koran, artikel artikel berita, mengoprek  mesin motor ninja kesayangannya, dan kadang bila senggang ia suka berlatih beladiri bersama ayahnya,dan kakaknya saat belum pergi untuk pendidikan.

     Vera melanjutkan menyirami tanamannya.

"Assalamualaikum!  "

    Terdengar dari arah gerbang rumah Rini, seseorang sedang berteriak untuk salam.

    "Bu' kayaknya ada tamu deh, Vera bukain yah" Vera menawarkan diri untuk membuka gerbang. Rini mengangguk setuju. Vera segera menaruh selang air dan mematikannya.Kemudian  berlari untuk membuka gerbang.

    "Iya seben.. " Vera menyerengit heran, sedang apa dokter Dafa kerumah ibu Aldo? Apakah mereka saling kenal? Apa ini memang pertanda bahwa ia memang ditakdirkan dengan dokter Dafa. Eh, mikir apa si kamu Vera.

    "Loh Anastasia? Kok kamu  disini? "Dafa bertanya balik kepada Vera. Untuk apa ia ada di rumah ibu sahabat, sekaligus pasien tetapnya itu?

    "Ehg,, saya lagi nemenin ibu' karena pak Aldo lagi pergi ke Surabaya, dok" ucap Vera jujur.

    "Siapa nduk? Kok ndak disuruh masuk? " teriak ibu' dari arah dalam halaman rumah.

    Vera segera membukakan  gerbang. Kemudian menyuruh Dafa untuk memasuki mobil bermerk bmw nya ke halaman rumah.

     Dafa dan Vera memasuki rumah. Vera mempersilahkan Dafa untuk duduk dulu di kursi kayu dengan berukir yang ada di ruang tamu. Dafa tersenyum miring. Perasaan ia yang sudah lama mengenal Aldo dan Rini dan sudah sering mampir kesini.   Mengapa sekarang mendadak ia menjadi baru pertama kali kesini, dan Vera belagak seperti si tuan rumah.

    "Eh Dafa, kenapa repot repot  mampir kesini. Gak enak ibu' karna ganggu pekerjaan kamu" Rini muncul dari arah belakang. Ia tadi ke dapur sebentar untuk mencuci tangan.

   "Gak papa bu', lagi senggang kok, kan katanya Aldo lagi di Surabaya, sengaja Dafa kesini buat main sama ngecek kondisi ibu', ini bu' tadi Dafa mampir beli kue pisang buat ibu" Dafa segera menyalimi Rini dan mencium tangannya. Kemudian memberi plastik dengan isi satu kotak kue pisang.
 
    "Tuh kan ibu' jadi ngerepotin lagi, jadi ndak enak, juga ibu' udah ada yang nemenin kok, ini kenalin" Rini menyuruh Vera untuk duduk disampingnya. Sejak tadi Vera hanya berdiri saja melihat Dafa yang sepertinya sangat akrab dengan ibu Aldo.

   "Kenalin ini Vera, Vera ini Dafa, sahabat Aldo dari SMA" ujar Rini memperkenalkan keduanya.

   "Dafa udah kenal kok bu' " Dafa tersenyum saat Vera sedikit  terkejut dengan penuturan Rini.

ExchangeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang