03|Depan rumah sakit

94 4 0
                                    


Happy reading!! 😊😊

21.00

   Vera memasuki kamarnya. Ia langsung berbaring di single bednya. Hari yang melelahkan. Sekolah, towaf mall, keserempet, kena tilang. Untung saja ayahnya tak memarahinya, bisa bisa ia tertidur didepan ayahnya yang sedang kultum geratisan.

Drrtt, drrtt...

   Handphone Vera bergetar, menandakan ada panggilan masuk. Vera memang sengaja mensilent handphonenya. Berisik bila tidak di silent, ia tidak suka.

   "VER LO UDAH TIDUR?!"seru seseorang dari telfonnya.Vera reflek menjauhkan handphone nya dari telingannya. Jujur menyesal Vera mengangkatnya.

    "Kalo gak penting, gue matiin sekarang "ujar Vera datar. Orang yang menelfon Vera sekarang tak lain dan tak bukan adalah Lia, sahabat Vera yang memiliki suara mirip speaker kondangan.

    "Gue mau ceritaaa.. "Vera memutar bola matanya malas.

   Setengah jam Lia bercerita tentang hubungan ia dengan pacarnya, Rendi, yang masih teman sekelas Vera yang berarti sekelas juga dengan Lia sendiri.
Ceritanya ada teman sekelasnya  yang melihat Rendi selingkuh dengan adik kelas.Mereka terlihat sedang berduaan di cafe. Namun itu masih katanya.

   "yaudah ver, besok lagi ya gue lanjut, gue ngantuk nih" Heran. Yang cerita siapa yang ngantuk siapa. Vera hanya bergumam, ia juga sudah malas meladeni sahabat gaje nya yang satu ini.

    Vera menutup panggilan nya,ia juga sudah lelah hari ini. Vera memutuskan untuk mandi terlebih dahulu, supaya lebih segar dan nyenyak tidurnya.

    Sekitar lima belas menit berlalu, Vera sudah selesai dengan kegiatannya di kamar mandi. Bukannya mengantuk justru ia tambah segar dan tidak jadi mengantuk.padahal ia minum kopi hanya pagi hari, dan sorenya tidak karena insiden serempet dan tilang.

    Vera kembali meringis karena kaki kirinya ia pakai tumpuan ketika ingin duduk di kursi belajarnya. Ia lupa bahwa kakinya sedang terkilir. Padahal setelah mengobrol dengan ayahnya, rasa sakit dikakinya perlahan menghilang. Jangan lupakan soal ayahnya bertanya kenapa ia bisa berjalan dengan pincang. Ya, Vera terpaksa berbohong dengan beralasan bahwa ia di mall terjatuh karena tak sengaja terdorong Lia saat bercanda. Itu juga tidak sepenuhnya bohong karena memang Lia suka meresahkan sekitarnya saat bercanda. Maafkan Vera Lia, membawa bawa dirimu untuk sebuah alasan.

   "Oh iya motor gue"gumam Vera tersadar karena nasib ninja merahnya yang masih lecet lecet dan sedikit penyok karena terjatuh sedikit keras. Ia tak ingin ayahnya tau saat menebus surat tilang bila motornya lecet karena keserempet mobil.

    Vera mengambil handphone nya di atas ranjangnya. Mencari kontak orang yang akan bertanggung jawab yang ia beri nama dikontak 'Dafa, serempet'.

    "Dah malem, ganggu gak yah? "Gumam Vera sambil menimang nimang karena ingin menelfon orang asing saat jam malam seperti ini.

     "Ah, dari pada nanti lupa"Vera memutuskan menelfon Dafa untuk mendiskusikan motor nya untuk diservice lusa depan. Saat ayahnya mengurus tilangan, maka ia akan langsung menyuruh Dafa membawa motornya pergi untuk diservice.
Karena hanya lecet pasti cepat diperbaikinya, pikir Vera.

    Sudah tiga kali panggilan diajukan dari Vera namun hasilnya nihil, Dafa tak menjawab telfon darinya. Mungkin sudah tidur, tidak baik juga untuk mengganggu di jam malam seperti ini. Vera menaruh handphonenya diatas nakas, ia sudah merasakan kantuk yang mulai menyerang. Kemudian Vera memperbaiki posisi tubuh nya diatas ranjang, mencari posisi ternyaman agar tidurnya nyenyak. Tak lupa juga ia untuk memakai selimut, berdoa, dan mematikan lampu kamar dan menyalakan lampu tidur. Dan akhinya Vera terlelap dan menuju alam mimpinya.

ExchangeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang