16|Kencan?

59 4 0
                                    


Happy reading!! 😊😊

    "Saya suka sama kamu"
    
    Vera terbatuk saat hendak memasukan makanannya kedalam mulutnya. Apa ia tak salah dengar? Dafa menyukainya? Berarti Dafa juga menyukainya? Perasaanya terbalas secepat itu? Ini bukan mimpi kan? Bila hanya mimpi, tolong jangan bangunkan ia sekarang.

    "Minum dulu sia" ujar Dafa cemas dan segera mengambil minuman Vera kemudian memberikannya kepada Vera yang sedang terbatuk batuk. Setelah Vera sudah meminum minumannya Dafa sudah terlihat lega.

   "Maksud mas Dafa apa ya? " Tanya Vera hati hati. Ia tak boleh percaya diri begitu saja.

    "Saya suka sama kamu. Kamu mau menjadi kekasih saya? " ujar Dafa dengan serius. Entah kenapa dirinya juga bisa spontan mengatakan itu. Aslinya Dafa juga sudah menyukai Vera semenjak kejadian itu. Tepatnya saat Vera sedang membuka helm full facenya. Apalagi saat ia tak sengaja lagi bertemu dengan Vera di rumah ibu Aldo. Ia sangat senang sekali, ia merasa memang mereka berdua jodoh?

    "Saya bingung mau jawab apa" Ia juga bingung mau jawab apa. Memang ini yang ia tunggu tunggu. Namun ini terlalu cepat baginya. Ia ingin mengenal Dafa secara lebih, terlebih dahulu.

    "Kamu tinggal jawab iya atau tidak Anastasia. Saya tidak apa apa" Dafa ingin sekali jawaban dari Vera saat ini juga. Supaya tidak lama lama menunggu. Ia sudah trauma dengan hal itu.

    Vera akhirnya mengangguk. Tidak apalah terlalu cepat. Yang penting ia telah menjadi kekasih seorang dokter Dafa saat ini. Soal mengenal satu sama lain bisa berjalan dengan seiring waktu.

   "Terimakasih Anastasia. Saya sangat senang atas jawaban kamu. Jadi mulai saat ini kamu resmi menjadi kekasih saya" ujar Dafa final. Ia senang sekali Vera mau menerimanya. Yang berarti Vera juga merasakan hal yang sama dengan Dafa.Ia berjanji akan selalu membahagiakan Vera.

    Vera tersenyum canggung. Ia juga sangat senang. Berarti saat ini sudah tidak jomlo lagi? Ia memiliki kekasih saat ini? Dan kekasihnya adalah orang yang jauh lebih tua darinya. Ia tak menyangka bila orang yang tak sengaja menyerempetnya akan menjadi kekasihnya. Wah, jatuh jatuh berhadiah ya.

   Dafa tersenyum hangat kepada Vera. Kemudian mengusap rambut Vera dengan lembut. Ia tahu ini terlalu cepat, dan Vera pasti terkejut dengan keputusannya sekarang. Tapi tak apa. Lebih cepat lebih baik bukan?

✨✨✨


21.15 wib

    Saat ini Dafa dan Vera sudah berada lagi di dalam mobil. Kali ini Dafa ingin mengajak Vera hanya mutar mutar mengelilingi Jakarta. Sedari tadi Dafa juga tak melepas tangan kanan Vera, setelah selesai makan Dafa masih saja setia menggenggam tangan Vera hingga sekarang. Yang membuat pipi Vera sudah memanas dan merah seperti tomat. Belum lagi debaran dari jantungnya.

    Vera terus saja memandangi wajah Dafa. Ia senang malam ini dapat berkencan dengan Dafa. Sebentar, kencan? Wah, Vera baru menyadarinya sekarang.

    "Anastasia, saya mengajak kamu berkeliling untuk melihat suasana Jakarta dimalam hari. Bukan untuk memandangi wajah saya, saya tahu saya tampan" ujar Dafa yang tak memalingkan wajahnya dari melihat jalanan. Namun ia tahu bila Vera terus saja memandanginya. Ia ingin menggoda gadis yang telah resmi menjadi kekasihnya beberapa jam yang lalu.

    "Haa? Eng-enggak kok, siapa yang ngliatin mas Dafa? Saya liat ke jendela mas Dafa ya" Vera merutuki dirinya. Bisa bisanya ia kepergok sedang memandangi wajah Dafa. Mau taruh dimana wajahnya?

ExchangeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang