21|Brownis coklat

35 3 0
                                    


Happy reading!! 😊😊

15.00 wib.

   "Aduh,, Vera kok kamu bisa sampai kek gini toh nduk?? " Saat ini Rini bersama Aldo sedang menjenguk Vera yang masih berada di rumah sakit daerah Bogor.

    "Vera udah gak papa kok bu' paling besok udah balik ke Jakarta" ujar Vera menenangkan Rini.

    "Ya tapi kan kamu masih kayak gini nduk, liat tuh kaki kamu nduk, ibu' ngeri liatnya" Benar saja, kaki Vera masih terbalut perban. Tangannya masih belum bisa digerakkan karena masih memar di sekujur tangan kanannya. Benturannya sangat keras namun untung nya tidak sampai mematahkan tulangnya.

  "Tangan kamu juga tuh, masih belum bisa digerakin kan? " tambah Rini.

   Vera tersenyum kikuk. Ia melirik Aldo yang berada disamping Rini. Sedari tadi Aldo hanya diam saja atas omelan Rini.

   "Udah bu' Vera masih sakit, dari tadi juga udah banyak kena omelan dari Dafa. Ibu gak kasian kah sama Vera" ujar Aldo membantu Vera. Ia melihat Vera yang melirik dirinya. Ia tahu Vera meminta bantuan untuk menghentikan omelan ibunya.

  Vera tersenyum ke arah Aldo. Ia lega akhirnya Aldo mau membantu dirinya dari omelan Rini. Aldo tak sadar ikut tersenyum melihat senyuman Vera. Hatinya merasa hangat melihat itu.

   "Makanya kamu lain kali ati ati toh nduk nduk, kan yang lainnya jadi khawatir juga. Kasian temen temen kamu, Aldo juga langsung kesini pas temen kamu nelfon"

   Vera menunduk. Ia jadi tidak enak lagi dengan penuturan Rini. Apa lagi Aldo yang meninggalkan pekerjaannya dan langsung kesini demi dirinya. Ia selalu saja merepotkan Aldo.

   "Bu' udah ya, Vera nanti jadi kepikiran lagi. Malah tambah lama nanti Vera sembuh nya" Aldo menegur Rini. Penuturan Rini tadi pasti membuat Vera kepikiran. Ia tidak ingin Vera jadi kepikiran. Aldo ingin Vera bisa segera sembuh.

   "Ya sudah Vera... Ini ibu bawain kue buat kamu" Ujar Rini sambil memberikan paper bag berisikan kue yang terbungkus oleh kardus. Mata Vera berbinar. Rini membuatkan kue untuknya. Vera suka sekali dengan kue buatan Rini.

   "Wahh.. Makasih ya bu'. Ibu' tau aja yang Vera butuhkan, hehe" Vera menerima paper bag yang diberikan Rini. Ia langsung membuka paper bag tersebut dan juga kardus kuenya. Kue brownis coklat!. Mata Vera semakin berbinar melihatnya. Rini dan Aldo tersenyum melihat Vera yang sangat bersemangat membuka kardus kue yang dibawakan untuknya.

   "Ini Vera susu coklat kesukaan kamu" Aldo mengeluarkan dua susu kotak dari tas yang dibawanya. Aldo memberikan susu coklat itu kepada Vera. Vera yang melihat itu sudah pasti sangat senang. Ia mengambil susu yang diberikan Aldo dan langsung menuncapkan sedotan yang sudah tertempel di kotak susu tersebut. Ia langsung meminumnya. Vera juga langsung mengambil satu potong kue brownis yang ada di depannya. Sungguh perpaduan yang luar biasa! Susu coklat dan brownis coklat sedang ia nikmati dalam waktu yang bersamaan.

   Rini dan Aldo menyerengit heran melihat Vera yang memakan brownis dan meminum susu coklatnya dengan sangat lahap. Seperti orang yang sudah seminggu tidak dikasih makan. Apakah kepala Vera terbentur? Sehingga, Vera menjadi sangat aneh. Vera bukan Vera yang aslinya. Yang diam dan tenang. Namun yang dilihat sekarang adalah Vera yang terlihat seperti anak kecil.

   Saat ini yang ada di ruangan Vera cuma ada Rini dan Aldo.Ayah Vera sedang mengajukan cuti di kantornya untuk beberapa hari kedepan untuk merawat Vera. Dafa sedang istirahat di hotel yang berada tak jauh dari rumah sakit Vera.Orang kaya mah bebas!

   "Bu' nanti ajarin Vera buat kue ya bu'! Biar kalo Vera pengen, bisa buat sendiri, terus bisa dipamerin ke ayah sama bibi dirumah" pinta Vera kepada Rini. Vera ingin ia juga bisa membuat kue seperti Rini.

ExchangeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang