12|Firasat

40 2 0
                                    


Happy reading!! 😊😊

22.15 wib.

     "Terimakasih sudah mau membantu Vera kemarin, dan hati hati saat bertugas besok, pulang dengan selamat ya" Aldo menyalimi tangan Rusdi.

     "Iya pak, doakan saja ya pak" Aldo kemudian melihat ke arah Vera yang sedang menyenderkan badannya di pintu. Saat ini ia sedang berada di teras untuk berpamitan pulang kerumah. Sudah malam, dan ia juga harus membereskan barang barang yang akan ia bawa ke Surabaya besok.

    "Saya pergi dulu Vera. Jaga diri kamu ya" Aldo tersenyum kearah Vera.

   "Bapak juga hati hati, jangan lupa oleh oleh yang saya pesan ya pak! " pinta Vera sambil melemparkan senyuman manisnya kepada Aldo. Ah rasanya Aldo tidak ingin pergi dari sini. Ia masih ingin melihat senyuman Vera saat ini. Bagaimana nanti dua minggu ia tidak melihat senyuman Vera nanti? Pasti ia akan sangat sangat rindu dengan itu.

    "Saya pamit dulu pak, Vera, Assalamualaikum.. " Aldo menaiki mobil sedan hitamnya. Menyalakan mesin kemudian membuka kaca jendela mobil nya.

    "Mari pak,Vera! " Aldo memencet klakson mobilnya. 
Rusdi dan Vera tersenyum dengan sesekali melambaikan tangan.

     Didalam perjalanan pulang, Aldo terus mengingat perkataan Rusdi saat Vera di kamarnya untuk berganti baju.

Flashback 

    "Saya tahu kamu suka dengan putri saya" ujar Rusdi sambil tersenyum.

    Aldo hanya tersenyum untuk menaggapi.

    "Dan saya tahu Vera belum tahu dengan perasaan kamu, betul kan" Semua perkataan Rusdi memang benar adanya. Hanya Aldo sendiri yang sedang merasakan itu.

    "Tapi saya ingin kamu untuk bisa mengambil hatinya, dan saya yakin Vera juga bisa untuk suka balik dengan kamu" Aldo mendongak. Berarti ia memang sudah benar benar mendapat restu dari Rusdi, ayah Vera. Tapi itu tidaklah cukup. Dimana mana orang yang saling mencintai terhalang restu orang tua. Sedangkan dia? Restu sudah ia dapat namun cintanya masih terhalang.

    "Dan saya percaya dengan kamu. Kalo kamu bisa menjaga dan membahagiakan Vera" Kalau itu sudah pasti untuk Aldo. Karena hidupnya sekarang memang untuk ibu,Vera dan anak anaknya kelak. Mikir apa  dia ini, cinta Vera saja belum ia dapat. Kenapa sudah jauh jauh mengaharapkan anak?

   "Karena saya tahu apa yang Vera butuhkan bukan yang ia inginkan"

Flashback end

    Aldo tersenyum getir, kenapa setelah mendapat nasihat dan restu dari ayah Vera, ia menjadi sedikit ragu untuk mendapatkan cinta Vera? Akankah perjuangan nya sulit dilewati? Aldo, bila tidak sulit bukan perjuangan namanya.
 
                       ✨✨✨

Rabu
06.00 wib.

    Vera sedang sarapan dengan ayahnya. Seperti biasa kopi hitam selalu menjadi pilihan Vera dan ayahnya untuk menu sarapan. Pilihan terakhir maksudnya. Walau bi Uni sudah datang dari kampung. Namun tetap saja Rusdi dan Vera memilih kopi hitam untuk menjadi menu sarapan.

     "Ayah, Vera berangkat dulu ya, Assalamualaikum" Vera pamit kepada Rusdi sambil menyalimi tangan Rusdi. Ia sengaja berangkat pagi pagi karena motornya bermalam di cafe langganannya. Mungkin pak Aldo lupa dengan janjinya. Terpaksa ia harus menaiki kendaraan umum untuk kesekolah. Pasan ojol? Sudah tidak ke bagian, walau masih pagi pagi seperti ini.

    "Maaf mba' Vera, ada tamu didepan,kayaknya mau ngembaliin motor deh mba' " ujar bi Uni yang memang sedang berada di depan rumah untuk menyapu halaman.

ExchangeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang