31|Sekian lama

29 2 0
                                    


Happy reading!! 😊😊

Cup

    Aldo terdiam. Jantungnya tiba tiba berdegup dengan cepat. Ia tak menyangka bahwa Vera akan  melakukan itu. Vera mengecup pipi kirinya.

   "Iya saya lagi liatin bapak, kenapa? Gak boleh? " ujar Vera dengan tak merasa punya beban.

   "Vera apa yang sudah kamu...  "
Tanya Aldo dengan masih mematung.

  "Pak udah lampu ijo tuh, ayo jalan pak" ujar Vera yang memotong ucapan Aldo. Vera melihat kearah depan. Dan melihat lampu sudah berubah hijau.

   Aldo menoleh. Kemudian menjalankan mobilnya kembali. Vera melihat kearah Aldo. Ia tersenyum kecil karena Aldo salah tingkah dengan tindakannya.

   Aldo ternyata membawa Vera ke Ancol. Aldo membawa Vera ke kawasan pantai.

   Aldo memarkirkan mobilnya. Kemudian dirinya dan Vera turun dari mobil. Vera menghampiri Aldo. Mereka berjalan ke pinggir pantai dengan beriringan. Hingga mereka sampai tempat untuk duduk dan bersantai.

   "Bapak kok bisa suka sama saya? " Tanya Vera sambil hendak duduk.

   "Saya tidak tahu, tapi kamu itu kayak ngingetin saya sama anak kecil" ujar Aldo yang juga hendak duduk disamping Vera.

   "Masa iya? Siapa? " tanya Vera yang penasaran.

   "Anak SD dikampung saya" ujar Aldo.

   "Ohh... Mirip kah sama saya? "

   Aldo mengangguk, Vera sangat mirip dengan anak kecil itu, anak kecil yang membuat ia menjadi polisi.

   "Tapi bedanya, dia itu suka banget sama susu stroberi, gara gara dia saya jadi suka sama susu stroberi " ujar Aldo.

   Vera mengangguk angguk kepalanya mengerti.

   "Trus kenapa kamu gak suka balik sama saya? " tanya Aldo balik.

   "Siapa bilang? "

   "Buktinya kamu pacarannya sama sahabat saya, bukan sama saya" ujar Aldo menyindir.

   "Hahaha... Pak saya itu aslinya suka sama bapak. Tapi karena bapak gak pernah ngungkapin,  jadinya saya beranggapan mungkin bapak cuma menganggap saya sebagai adik"

   Aldo terkekeh. Ternyata semua ini karena kesalah pahaman belaka. Dirinya yang takut Vera menolak nya. Dan Vera salah mengartikan bila dirinya hanya menganggap Vera adik.

   "Saya kira kamu belum menyukai saya. Saya takut kalo saya mengungkapkan dengan cepat, kamu jadi tidak nyaman"  ujar Aldo menjelaskan.

   "Berarti selama ini kita cuma salah paham? " tanya Vera disela sela tawanya.

   "Salah paham kita dah terlanjur jauh Vera, kamu sudah menjadi milik orang lain" ujar Aldo menyadarkan.

   Vera terdiam. Tawanya hilang dengan sekejap. Aldo mengatakan itu lagi. Jujur ia tidak suka Aldo mengatakan itu.
Ia menjadi merasa menjadi orang jahat di depan Aldo saat ini.
 
   "Saya tidak apa apa Vera. Rasa sakit itu pasti ada. Tapi yang namanya benar  cinta. Bila orang yang kita cintai bahagia dengan orang lain, kita akan ikut bahagia Vera"

   "Kenapa bapak gak cari pengganti saya? " tanya Vera dengan nada tak sehangat tadi.

  "Menurut saya rasa benar benar cinta itu datang sekali seumur hidup. Mungkin nanti ada pengganti kamu, namun saya akan mencintai kamu lebih dari saya mencintai dia"

  "Kenapa bapak pesimis banget  sama saya, saya cuma berpacaran dan belum menikah, kesempatan bapak masih banyak" ujar Vera.

   "Vera, coba kamu melihat perasaan semua orang. Coba kamu berada di posisi Dafa. Apakah saat saya mengambil kamu apa Dafa tidak merasa sakit? " ujar Aldo menasihati.

ExchangeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang