17|Duar!

44 3 0
                                    


Rabu
13.00 wib.

    Aldo saat ini sedang berada di cafe langganannya Vera untuk menitipkan motor. Sudah dua minggu semenjak ia pergi ke Surabaya, Aldo tak berjumpa dengan Vera. Rencananya ia akan memberikan surprise atas kedatangannya kepada Vera. Ia memang belum pulang kerumahnya. Setelah sampai dari Surabaya Ia sengaja untuk menemui Vera dahulu, baru ia akan pulang ke rumah pribadinya.Rasa rindunya lebih besar dari pada rasa lelah akibat menyetir sendiri dari Surabaya, ya walau bergantian dengan Rayhan. Ia ingin Vera menjadi obat untuk rasa rindu dan lelahnya.

   Vera belum pulang dari sekolahnya. Karena bel pulang disekolahnya akan berbunyi saat pukul setengah dua siang. Berarti Aldo masih harus menunggu Vera selama setengah jam lagi. Tak apa bagi Aldo. Walau harus menunggu seribu tahun lamanya, akan Aldo lakukan demi Vera.

    Aldo duduk di meja yang menjadi meja favoritnya. Meja dimana Vera dan dirinya pertama kali bertemu. Saat itu dirinya sedang perjalanan menuju rumahnya. Namun hujan deras. Walau ia memakai mobil, ia memutuskan untuk berhenti sejenak untuk mendatangi cafe itu. Ya sekalian untuk mengganjal perutnya. Karena sedari siang ia belum memakan apapun.

   Aldo menyipitkan matanya, samar samar ia seperti melihat mobil putih bermerk bmw milik Dafa. Apakah benar itu mobil Dafa? Untuk apa Dafa datang kesini? Padahal ia belum menghubungi Dafa untuk menemuinya sehabis pulang dari Surabaya.

   Dafa keluar dari mobilnya setelah memarkirkan mobilnya di parkiran cafe yang Vera sudah beri tahu. Dafa sengaja menjemputnya siang ini. Namun Vera meminta agar Dafa menunggunya di cafe biasa ia menitipkan motornya.

  Dafa berjalan memasuki cafe. Karena ia juga sedang belum makan siang, ia memutuskan untuk mampir ke dalam cafe tersebut untuk makan siang dan sekalian menunggu Vera.

   "Daf! " teriak Aldo dari bangkunya. Dafa menoleh ke sumber suara. Siapa yang memanggilnya?

   "Loh Al, udah pulang? " Ternyata Aldo lah yang memanggilnya. Kemudian Dafa berjalan menghampiri Aldo. Dan berjabat tangan ala laki laki.

   "Iya baru aja gue sampe. Pengen ketemu someone dulu.. " Aldo tersenyum di akhir kalimatnya.

   "Wahh, siapa tuh kenalin donk ama gue! Suka ama cewek diem diem bae" ujar Dafa senang. Akhirnya sahabatnya ini yang sudah dua puluh lima tahun menjomlo memiliki seorang kekasih seperti dirinya.

   "Ada, bentar lagi dia dateng kok, eh btw lo ngapain kesini? Tumben"

   "Jemput pacar" ujar Dafa santai.

   "Waw serius lo?! Kok gue gak tau? Lo udah move on dari... "
Baru saja Aldo ingin memberitahu Dafa sudah berdecak kesal.

   "Udah lah masalalu, gak usah dibahas" ujar Dafa jengah. Ia tidak suka bila ada orang yang mengungkit ungkit masa lalunya.

   "Oke, oke... Oh iya lo udah pesen belum, sekalian ini gue mau pesen" ujar Aldo mengalihkan pembicaraan.

   "Belum sih, gue pesenin  americano aja lah" ujar Dafa. Karena sebentar lagi Vera akan pulang sekolah. Ia akan mengajak Vera makan siang di tempat lain. Karena Aldo sudah ada disini terlebih dahulu. Ia tidak enak untuk mengganggu quality time Aldo dan kekasihnya.

   "Oke gue pesen dulu ya" ujar Aldo sambil berdiri dari duduknya dan segera ke meja pesan untuk memesan makanan.

    Vera memasuki cafe ia segera mencari cari keberadaan Dafa yang telah memberitahunya lewat WA ia telah sampai dan sedang menunggunya di dalam cafe.

    Vera akhirnya menemukan Dafa yang sedang duduk memunggungi Vera. Ia duduk di dekat kaca Cafe. Tempat favorit Vera karena disitu ia bisa melihat pemandangan luar cafe.

ExchangeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang