50|Selalu Ada

23 2 0
                                    


Happy reading!!😊😊

Vera melongo dengan apa yang diberikan lagi oleh Aldo. Dua buah cincin transparan dengan lilitan bunga berwarna biru didalamnya. Cincin yang sangat cantik dan unik menurut Vera.

"Ini cincin punya ibu' Ra. Dulu saat saya SMA saya membuat sendiri cincin ini untuk hadiah ulang tahun ibu' saat itu. Entah kenapa sengaja saya buat dua buah. Saya memberikan keduanya untuk ibu' saya. Dan saat saya umur dua puluh lima, ibu memberikan satu buah cincin ini kembali kepada saya. Ibu' bilang berikan cincin ini kepada perempuan yang kamu cinta saat melamar nanti. Saya tidak menerima nya karena saat itu saya memang sedang tidak mencintai siapapun. Saat ibu' sudah melihat kamu, ibu memberikan cincin ini lagi kepada saya untuk memberikannya kepada kamu. Saya terima,dan saya menunggu momen yang pas untuk memberikan ini kepada kamu. Dan saya berfikir waktu yang pas untuk memberikan ini adalah saat kita pulang dari Jogja nanti. Tapi ternyata sebelum kita pulang dari Jogja, kamu udah duluan ninggalin saya" Ujar Aldo panjang lebar menceritakan sejarah cincin yang dipegang nya sambil memakaikannya satu ke jari manis Vera. Dan menaruh satunya lagi ditangan Vera. Vera tak kuasa menahan tangis saat Aldo bercerita, perlahan air matanya merosot turun dari pelupuk matanya.

"Saat ibu' mau gak ada, ibu ngasih cincin punya beliau lagi kesaya untuk jadi kenang kenangan terakhir ibu' untuk saya. Dan sekarang menurut saya adalah waktu yang pas memberikan ini untuk kamu. Saya minta tolong sama kamu, untuk menjaga juga cincin punya ibu' ya Ra?" Vera mengangguk kemudian langsung berjinjit dan memeluk leher Aldo. Vera menenggelamkan wajahnya di ceruk leher Aldo. Aldo membalas pelukan Vera. Mengusap punggung Vera dengan lembut.

"Kamu mau menikah dengan saya? Jadi istri saya? " Vera dengan cepat mengangguk.

"Makasih pak" Ujar Vera disela sesenggukan karena menangis.

"Sama-sama, saya minta kamu jangan pergi pergi lagi ya Ra. Saya butuh kamu untuk disisi saya untuk seumur hidup saya" Vera mengangguk kemudian mengeratkan pelukan nya. Aldo juga mengeratkan pelukannya, kemudian menciumi rambut Vera pelan.

"Kenapa saya memberi ini kepada kamu saat ini? Karena saya hari ini sedang berulang tahun Ra" Bisik Aldo yang membuat Vera langsung melepaskan pelukannya dengan cepat. Vera mengingat ingat tanggal berapa sekarang. Oh iya! Sekarang tanggal tiga belas Juni. Vera lupa bahwa hari ini Aldo berulang tahun. Vera merutuki dirinya, mengapa ia bisa sampai lupa dengan hari istimewa Aldo. Padahal saat di Amerika Vera selalu ingat dan bahkan selalu berdoa untuk Aldo saat Aldo berulang tahun.

"Maaf saya lupa pak" Ujar Vera sambil memainkan cincin yang sedang dipegangnya.

"Gak papa, maklum kamu pasti banyak pikiran sekarang, kamu datang kembali ke sisi saya itu sudah jadi hadiah istimewa untuk saya Ra" Ujar Aldo menenangkan Vera.

"Ih tapi kan gak enak. Bapak yang ulang tahun, saya terus yang dikasih hadiah" Ujar Vera tidak enak.

"Kenapa? Kamu sudah memberikan cinta kamu untuk saya dan menerima lamaran saya saja itu sudah hadiah paling istimewa untuk saya" Pipi Vera memanas. Ia senang dengan penuturan Aldo. Walau menggombal Aldo memang tampak serius mengungkapkan nya.

"Berarti bapak sekarang umurnya masuk kepala tiga ya pak? " Tanya Vera dan diangguki oleh Aldo.

"Udah tua ya pak? " Goda Vera. Aldo yang mendengar itu langsung mendaftarkan wajah nya. Aldo memang sensitif bila berbicara soal umur.

"Tiga puluh itu gak tua Ra" Ujar Aldo dengan nada sedikit dingin.
Vera yang mendengar itu langsung terkikik geli.

"Iya iya, masih muda kok,masih ganteng,masih imut,masih kuat kan? " Ujar Vera menggoda Aldo.

ExchangeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang