32|Syarat

29 3 0
                                    


Happy reading!! 😊😊

   Dafa dan Vera sedang berada di ruang tamu rumah Vera. Dafa sudah menjelaskan, bahwa Luna sekarang sudah hanya menjadi teman biasa. Dafa menjelaskan memang Luna saat mereka SMA menjalin kasih dengan dirinya. Namun itu dulu sekarang mereka sudah putus sejak Dafa kuliah semester dua. Karena alasan mereka berdua sama sama sibuk.

   "Tapi kenapa kamu tidur di bahu mba' Luna? " tanya Vera.

   "Aku abis nyeritain semua masalah aku sama kamu, trus dia bilang harus dibicarain baik baik, aku nurut. Trus aku ngerasa pusing sedikit, dia nawarin buat aku tiduran di bahu dia, yaudah aku nurut juga" ujar Dafa polos.

    Vera memutar bola matanya malas. Bisa bisa nya Dafa mau untuk tidur di bahu wanita lain.

    "Kenapa kamu mau? "

    "Aku pusing banget sayang, makanya aku mau. Yaudah aku minta maaf ya, aku janji gak ngulangin lagi, tapi ada syaratnya" ujar Dafa.

   "Dih, ada nya aku yang ngasih syarat" ujar Vera jengah.

   "Biarin, syaratnya kamu yang jadi tempat sandaran aku mulai detik ini" ujat Dafa sambil menaruh kepalanya di bahu Vera.

   Vera mendengus, ada saja gombalan Dafa ini.

   "Aku gak maksa, kamu mau nikah sama aku apa nggak, jujur pas itu pikiranku lagi kacau, aku pengen lanjut study tapi aku juga gak mau ninggalin kamu" ujar Dafa jujur.

    Vera menaikkan satu tangannya kemudian membelai rambut Dafa lembut. Tangannya yang satunya lagi Vera gunakan untuk mengusap bahu Dafa.

   "Gak papa, kamu lanjutin aja study kamu, aku juga lanjutin study aku. Nanti kita juga bakal ketemu lagi kok, hmm? " ujar Vera.

  "Kapan kamu berangkat? " tanya Vera sambil menjauhkan kepala Dafa dari bahunya.

  "Bulan Juli insyaallah"ujar Dafa sambil meminum teh yang sudah disajikan bi' Uni.

   Vera ber-oh menanggapi jawaban Dafa.

   "Trus mba' Luna sekarang dimana? " tanya Vera yang masih penasaran dengan Luna.

   "Dia nginep di rumah Aldo atau dihotel mungkin, gak tau sih aku" jawab Dafa enggan.

   Vera yang mendengar itu langsung menatap Dafa lekat. Apa?  Luna bermalam di rumah Aldo? Hanya berdua disana?Huh! Kenapa ia mendadak panas seperti ini.

   "Aku serius! Mba' Luna nginep dimana?! " tanya Vera dengan nada sedikit meninggi.

   "Ya aku gak tau, kayaknya sih di hotel. Kamu kenapa sih? Ngegas gitu? "

   "Nggak gak papa, emang sekarang mba' Luna tinggal dimana? " tanya Vera lagi.

   "Di Bandung"

   "Ohh, kamu yakin gak ada perasaan lagi sama mba' Luna?"

   Dafa menggeleng pelan. Ia memang sudah tak ada lagi perasaan dengan Luna sejak lama.

   "Kenapa? " tanya Vera penasaran.

   "Luna suka sama Aldo" jawab Dafa dengan dingin.

   Vera terdiam. Ia masih memikirkan ucapan Dafa tadi. Luna suka sama Aldo? Tapi mengapa Luna malah berpacaran dengan Dafa?

   "Aku suka sama Luna, ternyata Luna juga suka sama aku. Pas dia tau Aldo sahabatku, dia malah suka sama Aldo. Aku sekelas sama Aldo. Dia beda kelas" ujar Dafa malas sambil mengingat masa lalu. Kalau Vera tidak meminta bercerita. Ia pasti tidak mau mengingat ingat itu lagi.

ExchangeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang