30|Mungkin?

33 3 0
                                    


Happy reading!! 😊😊

Sabtu,
09.45 wib.

"Udah lah Ver, dengerin dulu penjelasan dokter Dafa. Mungkin kemaren dia lagi banyak pikiran. Ya harusnya lo juga seneng dong, berarti dokter Dafa serius sama lo, kapan lagi coba" ujar Sarah menasihati. Sarah dan Eka sedang berada di taman belakang.

"Gue belom kepikiran sampe situ masalahnya " Vera meminum kopi kalengnya.

"Apa? Lo masih ngarep bisa sama pak Aldo? Iya? " ujar Eka menebak nebak.

Vera diam tak menjawab. Ia juga bingung dengan keadaan ini. Ia bingung dengan perasaan nya juga saat ini. Eka tertawa saat melihat Vera tak bisa menjawab nya.

"Ka, udahlah ga usah bawa bawa pak Aldo dulu. Biarin Vera kelarin dulu masalahnya" tegur Sarah kepada Eka. Sahabat nya ini sedang ada masalah ditambah masalah itu lagi.

"Lo baikan sama dia, lo jelasin keinginan lo, dan lo minta jelasin keinginan dia. Lo diskusiin mana yang terbaik, oke" ujar Sarah.

Vera mengangguk. Sudah hampir seminggu ini hubungan ia dan Dafa menjadi renggang. Dafa sudah meminta maaf, tapi karena Vera sedang tidak mau diganggu ia mengabaikannya begitu saja. Apalagi Dafa yang selalu sibuk, dan Vera sedang try out di sekolahnya.

"Jadi gue harus nemuin dia sekarang nih? " tanya Vera kepada Sarah dan Eka.

Sarah dan Eka mengangguk setuju.

"Nanti Ver, pulang sekolah " ujar Eka membenahi ucapan Vera.

Vera tersenyum. Mungkin sekali ini ia mengalah itu tidak masalah. Ia tidak mau semakin larut dengan masalah ini. Ia harus berbicara dengan Dafa.

✨✨✨

15.05 wib.

Vera memasuki parkiran rumah sakit dimana Dafa bekerja. Ia sengaja kesini tak memberi tahu, karena ingin memberi Dafa kejutan sedikit. Vera mulai memasuki rumah sakit tersebut. Ia juga langsung menuju ruangan Dafa.

"Loh pak Aldo? Kok ada disini? " Vera tak sengaja berpapasan di lorong rumah sakit. Vera menatap Aldo aneh. Aldo seperti kaget saat berpapasan dengan dirinya.

"Eeh, kok kamu juga ada di sini? Kamu sakit? "Ujar Aldo yang berusaha bersikap normal. Ia terkejut saat melihat Vera ada di depannya.

"Gak kok pak, saya mau ketemu sama pak Dafa. Bapak abis ngapain disini? "

"Eh Vera mending kamu gak usah ketemu Dafa dulu, dia lagi sibuk soalnya. Saya aja ampe ga jadi ketemu" ujar Aldo merayu Vera agar tak pergi kerungan Dafa.

"Sibuk? Saya liat di UGD gak ada apa apa kok pak" Vera menyerengit heran, sekarang ini Vera yakin Dafa sedang longgar. Terlihat dari Dafa yang tak ada di UGD dan sedang tidak terlalu ramai disana.

"Kamu ikut saya dulu ya, nanti kita baru ketemu sama Dafa" ujar Aldo sambil hendak meraih tangan Vera. Namun urung karena Vera sudah berjalan cepat dahulu meninggalkan dirinya. Aldo berdecak, ia harus menjelaskan apa nanti.

Vera sudah sampai di depan ruangan Dafa. Ia curiga dengan penuturan Aldo. Tidak biasa nya ia seperti itu.

Ceklek

Pintu ruangan Dafa terbuka. Menampilkan sosok Dafa yang sedang duduk dengan mata terpejam di dalam pelukan seorang gadis yang terlihat seumuran dengan Dafa. Vera memasuki ruangan Dafa namun pergelangan tangannya sudah lagi di genggam Aldo. Vera menepisnya dengan kasar. Vera segera mendorong Aldo agar tak ikut masuk. Kemudian menutup pintu nya.

ExchangeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang