Happy reading!! 😊😊20.45 wib.
Aldo dan Vera kini sedang makan malam bersama dengan saling diam. Hanya suara dentingan sendok dan garpu yang meramaikan meja makan ini. Apalagi Vera sengaja memakan makanannya dengan berbunyi. Aldo hanya menghela nafasnya pelan. Bagaimana tidak, Vera saat ini sedang makan dengan kedua telinga yang disumpal earphone. Aldo memprediksi bila Vera sedang berbalas dendam kepadanya.
"Vera" panggil Aldo disela sela makannya. Vera tak menggubris panggilan Aldo. Karena ia memang tak mendengarnya. Ia sengaja mengeraskan volumenya agar Aldo tak mengganggunya.
"Vera" panggil Aldo lagi, karena Vera tak menyaut panggilan nya.
Aldo segera menarik salah satu kabel earphone Vera. Vera yang merasakan itu langsung mendecakan lidahnya.
"Apa sih! , ganggu aja! , makan tinggal makan juga" ujar Vera yang hendak mengambil satu kabel earphone nya ditangan Aldo. Namun urung ketika Aldo menarik lagi salah satu kabel earphone yang masih terpasang di telinganya.
"Hih! Maunya bapak apa sih!?" sentak Vera kepada Aldo. Tadi saja mendiami dirinya tidak jelas. Sekarang ia diami malah mengganggunya.
"Saya mau bicara" ujar Aldo dengan nada tak sedingin tadi.
"Ngomong tinggal ngomong pak, gausah pake acara narik narik" ujar Vera yang membanting keras sendok dan garpunya ke piringnya. Entahlah ia sangat tidak berselera makan saat ini. Padahal saat perjalanan kerumah Aldo, ia merasa sangat lapar.
"Saya minta maaf karena sudah mendiamkan kamu" ujar Aldo setelah menaruh earphone Vera dihadapan Vera. Vera hanya diam saja dan kini beralih pada handphonenya.
"Ra.., saya tidak bermaksut mendi... "
"Gak maksut tapi emang niat" ujar Vera menyela penuturan Aldo.
Aldo menghela nafasnya kasar. Ia baru tahu bahwa menghadapi perempuan yang sedang marah akan memeras otaknya seperti ini. Ia bingung bagaimana cara agar Vera tak lagi marah padanya.
Vera memejamkan matanya. Ia sedikit demi sedikit harus mengontrol emosinya. Baru kali ini ia bisa semarah ini karena hal sepele. Padahal ia akan bersabar dan lebih tegas dalam menyelesaikan masalah.
"Maaf kalo saya tadi bersifat kekanak kanakan" ujar Vera yang disambut tatapan oleh Aldo. Aldo menyerengit tak percaya. Vera akan langsung meminta maaf dan mengalah. Biasanya perempuan lain akan gengsi untuk meminta maaf atau mengalah.
"Saya yang minta maaf Ra, karena sudah mendiami kamu tadi,langsung pulang saat mengantar kamu kemarin, dan hanya membalas singkat pesan dari kamu" ujar Aldo yang mengakui kesalahannya. Ia tidak bisa berlama lama untuk mendiami Vera. Ia juga merasa tersiksa untuk akting seperti ini kepada Vera. Padahal hanya beberapa hari ia mendiami Vera, tapi rasanya sudah seperti seabad bagi Aldo. Ia sangat tersiksa dengan hal itu.
"Emangnya bapak kenapa sih diemin saya kayak tadi, bapak marah sama saya karna saya bentak bapak kemaren? " tanya Vera kepada Aldo, ia juga takut bahwa semua ini karna ulahnya itu.
"Tidak, saya memaklumi kamu saat itu. Saya hanya... Sedang sibuk saja, kasus saya sangat sulit untuk dipecahkan" jawab Aldo yang tak sepenuhnya bohong. Selain memikirkan Vera, ia juga pusing memikirkan kasus pembunuhan yang masih belum jelas asal usulnya tersebut.
"Maaf kalo sudah selalu merepotkan bapak, saya berterima kasih karena bapak selalu membantu dan menolong saya, terimakasih sudah selalu ada untuk saya" ujar Vera tulus. Bahkan ia merasa ucapan terimakasih saja tidak cukup untuk membalas kebaikan Aldo selama ini.

KAMU SEDANG MEMBACA
Exchange
RomansaSeorang gadis SMA yang memiliki kelakuan yang tak sewajarnya gadis gadis lain lakukan. Suka kopi hitam, menaiki motor ninja, membaca berita seputar masyarakat, beladiri, olahraga, dll. Dia Anastasia Aloevera. Aldo Putra Winata.Seorang polisi yang...