02|Tilang

100 3 0
                                    


Happy reading!! 😊😊
   

  "Shh..."desah Vera karena kaki kirinya yang sepertinya terkilir, karena tadi menghindar dari motornya yang ambruk kesebelah kiri. Untung saja Vera bisa langsung berdiri saat motornya terjatuh, bila tidak tak mengerti sudah seperti apa jadinya kaki kirinya yang tertiban ninja merahnya. Alhamdulillah nya ia hanya terserempet mobil yang melaju kencang dari arah belakangnya.

    Mobil orang yang tadi  menyerempet motor Vera pun berhenti tak jauh dari tempat terjatuhnya motor Vera. Seorang pria turun dari mobil tersebut. Berlari kecil menghampiri motor Vera.

      "Masnya gak papa kan? Maaf atas kelakuan saya, saya bakal tanggung jawab atas luka mas dan motor mas"ujar pria tersebut dengan raut muka cemas akan keadaan Vera. Ia tak tahu bila yang mengendarai motor ninja merah tersebut seorang wanita.

      Vera melepas helm full  facenya. Ia masih meringis karena kaki kirinya yang masih sakit. Bersamaan itu pria yang menabraknya terkejut akan siapa yang ditabraknya. Wanita cantik mengendarai ninja merah? Membuat ia melamun sebentar.

      "Motor gue"gumam Vera yang menatap nanar motornya yang masih tergeletak ditempatnya. Ia meringis lagi melihat itu. Tak peduli dengan rasa sakit dan orang yang berada didepannya. Vera langsung berusaha mendirikan motornya. Pria yang melihat itu langsung tersadar dari lamunannya dan segera membantu Vera mendirikan motornya.

      "Maaf ya mba' saya gak tahu kalo yang saya serempet itu mba' beneran, sekali lagi saya minta maaf"ujar pria itu yang telah selesai mendirikan motor yang ia serempet. Vera hanya mengangguk dengan mata yang masih meraba dan meneliti area yang tertiban di motornya.

     Banyak sekali bekas lecet di motornya. Vera menggigit bibir bawahnya. SIM nya saja masih ditahan oleh ayahnya. Bila ayahnya tau motornya lecet karena ia tak hati hati, bisa bisa ia tidak akan melihat motornya lagi selamanya.

     "Apa mba' nya mau saya bawa kerumah sakit sekalian, kebetulan saya juga mau kerumah sakit sekarang, motornya biar saya suruh orang untuk dibawa ke bengkel"saran pria itu karena ia juga tidak bisa lama lama disini, ia sedang buru buru untuk kerumah sakit sekarang.

      Vera membelalakan matanya. Bisa mati ia, bila ayahnya tau ia dibawa kerumah sakit. Yang ada Vera harus berangkat kesekolah diantar sopir pribadi ayahnya, tak bebas, itu pikir Vera.

      Vera berdiri dari jongkoknya. Ia menggeleng cepat tak mengiyakan saran pria yang menyerempet nya tadi.

       "Nggak mas gak usah, saya gak papa kok. Kaki saya cuma kekilir aja, masnya juga lagi buru buru kan. Saya gak papa kok" jawab Vera meyakinkan pria tersebut. Namun pria itu tak percaya dan ia juga tak bisa berdebat karena ia juga diburu waktu.

       "Yaudah gini aja, ini saya kasih nomer telfon saya, kalo mba' nanti mau nuntut ganti rugi saya bakal tanggung jawab"

       Vera mengangguk,
mengiyakan solusi dari pria tersebut, supaya cepat, dan ia juga tak perlu keluar uang memperbaiki motornya. Akhirnya pria tersebut memberi nomer telfonnya. Vera juga menulisnya dikontak telfonnya. 

      "Nama saya Dafa, Brian Dafansyah Reza"ucap Dafa pria yang menyerempet Vera tadi setelah mendikte nomor telefonnya. "Saya kerja di rumah sakit umum depan sana, jadi kalo ada apa apa mba' bisa hubungi saya"imbuh Dafa.

      "Makasih mas, maaf saya jadi merepotkan"

      "Ngga mba' saya yang harusnya tanggung jawab, tapi saya juga lagi buru buru, jadi harus cepat cepat, maaf mba"

       Vera hanya tersenyum mendengar perkataan Dafa. Dafa akhirnya pamit dan segera berlari dan melajukan lagi mobil yang ia tinggali sejak tadi. Padahal mobil Dafa juga lecet, tapi Dafa tak menghiraukan itu. Yang penting korban yang ia serempet selamat. Vera juga langsung melajukan motornya lagi dengan pelan pelan. Karena kakinya masih sakit akibat terkilir.

ExchangeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang