Chapter 35

717 107 75
                                    

Perekam suara yang Annie genggam lah membuat Rod Reiss akhirnya di tangkap. Karena pasukan yang di bawa Pixis dan Zackly lebih banyak daripada pasukan yang Rod Reiss miliki, Rod Reiss di tangkap tanpa adanya perlawanan.

Semuanya dapat bernafas dengan lega setelah kejadian itu. Connie dengan Sasha langsung berlari ke arah Historia karena khawatir dengan keadaan Petra.

"Kak Petra tidak apa-apa kan?" tanya Connie.

"Sepertinya dia hanya pingsan," jawab Historia.

"Syukurlah." Wajah Connie dan Sasha menjadi lebih tenang dari sebelumnya.

"Aku akan membawa dia ke kamarku. Kapten? Bisakah kau membantuku?" pinta Historia.

"Aku akan pergi, biarkan Connie membawanya," jawab Levi lalu melangkahkan kakinya menjauh.

"Tunggu, kapten!" ujar Sasha.

"Ada apa?" jawab Levi tanpa membalikkan badannya.

"Apa kau tak punya hati?" Sasha menatap tajam Levi.

"Sasha, hentikan!" ucap Connie rendah.

"Apa yang kau tahu tentang ku?" balas Levi lalu membalikkan badannya membalas tatapan Sasha.

"Aku memang tak tahu apapun, tapi apakah kapten tak khawatir dengan keadaan istri mu?"

"Tenang saja, aku akan menceraikannya karena permasalahan ini sudah selesai," balas Levi lalu membalikkan badannya dan hendak melangkahkan kaki nya tapi teriakan Sasha menghentikan langkahnya.

"Hah?! Apa-apaan itu?! Apa kau bisa di sebut seorang suami, kapten?! Apa kau tahu kak Petra sedang—" teriakan Sasha terpotong karena Connie tiba-tiba menutup mulutnya.

Sasha masih berusaha membuka mulutnya, tetapi tenaga Connie masih lebih besar darinya.

"Ma-maaf kan Sasha, kapten. Dia memang akhir-akhir ini bertingkah aneh," ujar Connie.

Aku yakin kak Petra tak ingin kapten tahu tentang kehamilannya dari orang lain, batin Connie sembari terus mencoba menahan rontakan Sasha.

"Aku tak mengerti apa yang kalian sembunyikan, tapi aku akan istirahat dulu. Nanti aku akan menemuinya," ujar Levi lalu meninggalkan tempat itu.

Sebenarnya apa yang mereka sembunyikan dari ku? batin Levi sembari terus melangkah kan kaki nya menjauh dari sana.

.

.

.

Setelah itu, Historia, Eren, Mikasa, Armin, Annie, Connie, Sasha, Jean dan Ymir berkumpul di dalam kamar Historia. Mereka semua menunggu Petra sadar.

Armin juga menceritakan apa yang telah dia rencanakan pada komandan Erwin saat di rumah sakit itu.

"Armin sejak kapan kau memikirkan rencana seperti itu?" tanya Eren setelah mendengar penjelasan Armin.

"Saat kita semua berpisah untuk menyiapkan rencana kita, aku baru memikirkan kemungkinan yang lupa kita pikirkan," jelas Armin.

"Tapi kau benar-benar hebat, bahkan kau bisa membujuk perempuan sedingin dia," ujar Eren melirik ke arah Annie yang berdiri tak jauh dari Armin.

Annie memandang Eren, tidak lama kemudian ia membuang wajahnya.

"Kris-ah maksud ku Historia, apa benar kita tak perlu memanggil dokter?" tanya Jean.

"Aku juga ingin memanggil nya tapi Connie melarang ku," jawab Historia.

"Connie, apa kau tak khawatir?" Jean melirik kearah Connie.

First Feeling 【END】Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang