Keesokan harinya, sekitar jam 4 pagi Levi terbangun, padahal ia baru saja tidur sekitar jam 1 malam. Karena ia tak dapat tidur lagi, ia memilih keluar dari kamar dan membuat teh panas untuk di nikmati sendiri.
Saat ia sedang menikmati tehnya, ponselnya berdering.
TRing!!
"Erwin? Ada apa dia menelepon jam segini?" ucap Levi kemudian mengangkatnya.
"Sudah ku duga, kau pasti sudah bangun, kan?"
"Ada apa?"
"Tadi Hanji tiba-tiba meneleponku dan mengatakan bahwa dia melupakan pesanan makanan box yang akan kita berikan untuk mahasiswa hari ini."
"Kebodohan macam apa lagi itu?"
"Aku juga tak menyangkanya. Dan satu hal lagi, dia bilang akan menyiapkan makanan box itu sendiri dan di pastikan akan selesai sebelum makan siang."
"Sejak kapan dia bisa masak?"
"Aku pun terkejut mendengarnya, jadi sebelum makanan aneh yang akan dia berikan pada mahasiswa nanti, lebih baik kau temani dia. Kau jago masak, bukan?"
"Aku akan ke rumahnya, membetulkan kebodohannya itu."
"Itu bagus, tadi aku juga sudah menyuruh Moblit kesana. Dan seperti yang ku duga, dia tak mau menghentikan masakan anehnya karena merasa bersalah."
"Tenang saja, aku akan mengikatnya supaya dia diam."
"Terima kasih Levi, aku percayakan nya padamu."
Tut,tut,tut...
Mata empat sialan itu merepotkan orang saja, batin Levi lalu menengguk habis teh yang di buatnya dan bersiap-siap untuk pergi ke rumah Hanji.
Saat sudah rapi dan hendak pergi, ia menatap Petra yang masih tidur terlelap dengan senyuman indah yang terukir di wajahnya.
Sebenarnya aku takut hari ini dia terlambat lagi, tapi jika ku bangunkan sekarang, ini baru jam setengah lima pagi, batin Levi sembari menatap Petra lalu mengalihkan pandangannya menatap jam di dinding.
Levi pun memilih untuk tidak membangunkan Petra, ia mencium kening Petra lalu dengan segera pergi ke rumah Hanji.
.
.
.
Petra terbangun karena suara dering sebuah pesan masuk di ponselnya.
"Siapa sih yang sms pagi-pagi begini?" ucap Petra sembari mengucek matanya dan dengan segera mengambil ponselnya yang terletak di meja samping dekat dengan tempat tidur.
"JANGAN SAMPAI KAU TERLAMBAT LAGI HARI INI! KITA ADA PELATIHAN SECARA LANGSUNG DAN KAPTEN GA PUNYA HATI KEMARIN JUGA IKUT MENGAWASI KITA!!!"
Eh Nifa toh? Pelatihan? Tunggu, kapten yang mengawasi? Ah kapten? batin Petra mencari keberadaan suaminya di sekelilingnya tapi tak mendapatkan siapa pun di sana.
"Kenapa kapten bodoh itu tak membangunkan ku?" gumam Petra lalu menatap jam di layar ponsel.
"Hah?! Jam 8?!" teriak Petra terkejut lalu langsung berlari ke kamar mandi.
Setelah dengan cepat bersiap-siap, Petra langsung turun dan hanya sempat memakan satu lembar roti tawar. Eren dan lainnya pun hari ini berangkat bersamaan dengan Petra karena anggota Survey Corps yang kuliah di Universitas Shingeki lah yang akan melatih pada pukul 9.
"Uh hampir saja telat," ucap Petra lalu masuk ke dalam kelas, mendapati semua orang yang sudah berada di kelas dengan wajah pucat.
Petra pun yang menyadari hal itu lalu berjalan mendekati Nifa dan Hitch yang terlihat sedikit berwajah berbeda dari yang lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
First Feeling 【END】
Fiksi PenggemarTokoh Utama : 1. Levi Ackerman 2. Petra Rall Sinopsis : "Bagaimana mungkin aku melupakan perasaan sepenting ini?" gumam seorang gadis cantik dengan rambut pendek lurus yang tanpa ia sadari meneteskan air mata menatap seorang yang dulu sangat ingin d...