Chapter 25

822 78 17
                                    

Kenny semakin mendekati Petra, beberapa memori ingatan Petra membayang-bayangi kepala Petra.

Petra merasakan sakit yang luar biasa, terdengar beberapa suara yang terus tergiang-giang di kepala Petra.

"Petra tunggu kami-"

"Kau menyukai nya bukan?"

"Haha kau pikir kami tidak tahu?"

"Kami akan membantumu"

"Petra jangan khawatir"

"Tolong jangan menyerah Petra"

"Kami akan slalu melindungimu Petra"

"Tenang saja dia akan menyelamatkanmu"

"Percayalah pada kami"

"Maafkan kami Petra"

Petra menahan rasa sakit yang amat itu sembari memegang kepalanya, berharap seseorang menolongnya.

"Jika kau melangkahkan kakimu lebih dari ini, kau mungkin akan kehilangan kepalamu," ujar seseorang dari belakang Kenny sembari menodongkan senjata api tepat kearah kepala Kenny.

Petra yang mendengar suara tersebutpun merasa terselamatkan, bukan hanya dari Kenny tetapi juga dari ingatan-ingatan menyedihkan itu.

"Kau pikir bisa mengancam paman mu seperti itu? Levi?!"

DOR!!

Levi tersenyum setelah menghindari tembakan dadakan Kenny itu.

"Kau?!" ucap Kenny setelah menyadari sekelilingnya.

"Cih," gumam Kenny lalu menerobos pasukan yang terlihat sedikit dan masuk kedalam hutan.

"Kapten kau benar-benar tak ingin mengejarnya?" tanya seorang anggota pasukan yang dibawa Levi.

"Itu merepotkan," jawab Levi lalu melangkahkan kakinya mendekati Petra.

"Kau tak apa?"

"Ka-kak kenapa, kenapa dia lari kesana-?" tanya Petra dengan wajah ketakutan sembari menunjuk arah dimana Kenny melarikan diri.

"Ap--"

"Te-temanku ... E-Eld ... Gu-Gunther ... O-Oluo ... Bagaimana nasib mereka kak?!" teriak Petra sembari meneteskan air matanya.

"Jurgen! Bawa beberapa pasukan, kita akan menerobos!!" teriak Levi kemudian melangkahkan kakinya menjauh dari sana.

"Tapi kapten, mungkin mereka memanggil bantuan lho!"

"Bantuan kita juga akan segera sampai, kau tak perlu cemas!"

"Tapi mungkin kita tak akan sempat."

"Apa maksudmu?"

Jurgen menunjuk ke arah bantuan musuh.

Levi membulatkan matanya terkejut.

Bukankah terlalu cepat mereka? batin Levi.

"Kau urus itu, aku akan menerobos ke tempat asrama lama Survey Corps."

"Tapi pasukan kita--"

"Tenang saja, aku akan pergi sendiri. Aku mengandalkan mu Jurgen!!" teriak Levi lalu menerobos pertahanan musuh dengan mudah.

Levi membunuh semua musuh yang menghalangi jalannya.

"Apa-apaan?"
"Jangan dekati dia!!!!"
"Dia monsterr!!!"
"Dia kapten Levi"
"Jangan ragu, dia hanya sendiri. Kita bisa membunuhnya bersamaan," keributan yang disebabkan oleh pasukan pertahanan musuh saat melihat Levi dapat dengan mudah menembus pertahanan mereka.

First Feeling 【END】Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang