Brak!
Dieter melempar Petra ke kasurnya.
"Aw! Ap-apa mau mu?" tegur Petra kemudian duduk di kasur itu.
"Hah?! Apa maksudmu? Sudah ku bilang, bukan? Bahwa ku akan membuatmu puas!"
"Membuatku puas? Apa yang ingin kau lakukan?"
"Eh bukankah perempuan tadi bilang bahwa kau sudah menikah? Apa kau tak pernah melayani suami mu dengan baik?"
Sebenarnya apa yang dari tadi ia katakan? batin Petra yang terkejut dengan perkataan lelaki itu.
"Kau tak terlihat mabuk? Apakah kau belum minum?"
"Ak-aku tidak akan minum!"
"Kenapa? padahal minum itu enak lho," tutur Dieter lalu mengambil sebotol minuman keras dari lemari yang terletak tak jauh dari kasur.
"Apa yang mau kau lakukan?"
"Aku akan memaksamu meminumnya, aku ingin melihat tingkah manismu."
"Ti- Apa yang kau katakan?"
"Kau minum sekarang atau kupaksa kau meminumnya?!" paksa Dieter menyodorkan sebotol bir.
"Aku tidak mau!"
"Eh begitu? Baiklah aku akan memberikan padamu secara paksa lewat mulut bagaimana?"
"Ap-apa yang kau lakukan? Ba-baiklah aku akan meminumnya. Sini berikan padaku!" ucap Petra lalu mengambil botol minumannya.
Bagaimana ini? Apa yang harus ku lakukan? batin Petra sembari perlahan-lahan mengangkat botol minumannya.
"Baguslah anak manis, cepat minum!" Dieter lalu memaksa Petra meminumnya dengan cepat.
Ga-wat..., batin Petra, minumannya sudah perlahan-lahan masuk kedalam kerongkongan Petra.
Haha... dengan ini, dia bisa ku permainkan sedikit, batin Dieter sembari tersenyum sinis kearah Petra yang mulai kehilangan kesadaran.
Gawat! akal se ... hat ku mulai hi ... lang, batin Petra.
Dieter hanya memandang Petra dengan senyum kecilnya.
"Minuman itu enak sekali, aku ingin meminumnya lagi!" ucap Petra dalam keadaan mabuk.
"Aku akan memberikan banyak minuman itu untuk mu jika kau menurutiku, bagaimana?"
"Benarkah?! Baiklah aku akan menurutimu."
"Baguslah kalau begitu."
"Apa yang harus ku lakukan?"
"Baiklah sekarang coba kau buka pakaianmu!"
"Eh ah tidak, kenapa pakaian? Itu memalukan."
"Kenapa kau malu? Katanya mau minuman tadi?!"
"Ba-baiklah akan ku buka demi minuman tadi." Petra pun perlahan-lahan membuka bajunya.
Wah body nya lumayan juga nih anak, batin lelaki tersebut sembari memerhatikan tubuh Petra.
"Jangan tatap aku seperti itu, itu memalukan," tegur Petra yang dalam keadaan mabuk sembari menutupi badannya dengan tangannya.
"Tidak apa, sekarang kau buka dalaman yang menutupi tubuhmu itu!"
"Maksudmu ini?" ucap Petra menunjuk pakaian dalam yang dipakainya.
Dieter hanya tersenyum licik memerhatikan tingkah Petra.
KAMU SEDANG MEMBACA
First Feeling 【END】
Fiksi PenggemarTokoh Utama : 1. Levi Ackerman 2. Petra Rall Sinopsis : "Bagaimana mungkin aku melupakan perasaan sepenting ini?" gumam seorang gadis cantik dengan rambut pendek lurus yang tanpa ia sadari meneteskan air mata menatap seorang yang dulu sangat ingin d...