Chapter 66

455 59 21
                                    

Setelah Eren keluar dari kamar Levi, Mikasa langsung mengejar Eren.

"Eren?" panggil Mikasa sembari mengikuti langkah kaki Eren.

"Eren?!"

Eren tetap tak menghentikan langkah kakinya. Sesampainya di dapur, Eren mengambil segelas air putih dan meminumnya. Mikasa pun berdiri tepat di belakang Eren.

"Eren, kenapa kau tidak mengabari ku kalau hari ini kau pu--"

"Kenapa aku harus mengabarimu?"

"Yah itu aku--"

Bugh!

Jean yang baru saja datang tiba-tiba memukul wajah Eren. Seketika itu juga gelas yang Eren pegang terjatuh ke lantai dan pecah.

"Je-Jean?! Apa yang kau laku--"

"Menjauhlah!" bentak Eren saat Mikasa mencoba membantu nya berdiri.

Eren bangkit dan menjauhi Mikasa kemudian menatap tajam Jean.

"Oh begini salam mu setelah lama tidak melihatku, Jean?" ujar Eren dengan tatapan dinginnya.

"Wah seperti nya itu belum cukup untuk membuat mu sadar yha, perlu berapa pukulan lagi yha supaya kau sadar?"

"Tenang saja, saat ini aku sudah dalam keadaan sadar, jadi apa yang kau inginkan?"

Sementara itu, Connie dan Sasha yang sedang menguping pembicaraan mereka dari balik tembok.

"Hey Connie, kau yakin kita tak perlu melaporkan hal ini pada kapten?" bisik Sasha.

"Jangan, kapten sedang menemui mereka kau tahu kan?! Kita amati saja situasi nya dari sini, jika hal buruk terjadi, kita akan memisahkan mereka." Connie tetap fokus mengamati Jean, Eren dan Mikasa dari kejauhan.

"Kau tidak perlu kasar seperti itu bukan pada Mikasa?"

"Sudah ku duga pasti tentang Mikasa." Eren mengalihkan pandangan nya pada Mikasa.

"Setelah aku... selanjutnya dia yang kau permainkan?"-Eren menepukkan kedua tangannya-"Wah, wah hebat seka--"

Bugh!

Jean yang kesal hendak memukul Eren, tetapi kali ini Eren tidak membiarkan dirinya terkena pukulan tersebut. Dia menahan tangan Jean dengan tangan kirinya.

"Brengsek! Berhenti menyalahkan Mikasa!!"

"Eh, baiklah." Eren melepaskan tangan Jean, kemudian dengan cepat ia melayangkan pukulannya pada wajah Jean.

"Eren?!" teriak Mikasa dan Armin yang baru saja tiba di ruangan itu.

"Apa yang kau lakuk--"

"Aku hanya mengembalikan pukulanmu, sampai jumpa!" ujar Eren lalu berjalan pergi meninggalkan ruangan tersebut.

Armin dengan cepat berlari ke arah Jean.

"Apa kau baik-baik saja, Jean?"

Mikasa berjalan perlahan mendekati Jean, saat sudah sampai tepat di hadapan Jean, ia menjatuhkan dirinya.

"Maaf," ucap Mikasa dengan nada rendah lalu mengambil satu persatu pecahan gelas kaca yang ada di hadapannya.

"Apa yang kau katakan, Mikasa? Kau tidak sa--"

"Hentikan, Jean," potong Armin menggelengkan kepalanya ke arah Jean.

"Eh?!"

"Connie!!! Sasha!!!" teriak Armin.

First Feeling 【END】Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang